TRIBUNHEALTH.COM - Hipersensitif dentin merupakan masalah gigi yang kerap dikeluhkan.
Beberapa orang memang ada yang memperhatikan kondisi giginya dan ada juga yang mengabaikannya.
Hipersensitif dentin bisa dipicu karena konsumsi makanan atau minuman bersuhu panas, dingin dan rasa asam.
Apakah bleaching gigi menyebabkan hipersensitif dentin?
drg. Ummi Kalsum mengatakan, pada perawatan bleaching menggunakan asam dengan konsentrasi yang cukup tinggi walaupun sebenarnya kadar yang dianggap bisa diterima oleh gigi tanpa menyebabkan kerusakan pada pulpanya.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Bleaching Gigi dan Veneer Gigi Meskipun Sama-sama untuk Tujuan Estetika Gigi
Tetapi tetap saja, karena struktur gigi atau ketebalan lapisan emailnya setiap orang berbeda-beda.
Sehingga pada hasil penelitian yang mengatakan bahwa bleaching aman dan konsentrasi ini aman, tetapi pada orang tertentu nyatanya berbeda dan pasien tetap merasakan ngilu.
Ada yang dinamakan home bleaching, pasien ditunjukkan cara penggunaannya.
Tetapi kadang-kadang tidak pas dilakukan oleh pasien dan tidak sesuai dengan instruksi, sehingga kadar asam yang diterima oleh gigi terlalu tinggi.
Rangsangan-rangsangan itulah yang menyebabkan peningkatan rasa nyeri.
Baca juga: Tak Semua Perubahan Warna Gigi Bisa Diatasi dengan Bleaching, Dokter Sebut Alasannya
drg. Ummi Kalsum menyampaikan, melakukan bleaching boleh saja tetapi harus sesuai dengan tata caranya.
Memang disarankan untuk ke dokter gigi dan jangan hanya karena melihat di sosial media yang dijual secara bebas bahkan bisa dilakukan sendiri.
Yang ditakutkan dari melakukan bleaching sendiri yakni terjadi hal yang tidak diinginkan.
Hipersensitif dentin bisa terjadi pada satu gigi, beberapa gigi bahkan seluruh gigi dalam rongga mulut.
Suhu minuman panas ataupun terlalu dingin bisa merangsang timbulnya rasa nyeri pada seseorang tersebut.
drg. Ummi Kalsum menyampaikan, jika dilihat secara langsung hampir tidak bisa didiagnosis karena terkadang hipersensitif dentin tidak terlihat.
Baca juga: Fakta seputar Bleaching dan Veneer dalam Memutihkan Gigi, Apakah Memang Efektif? Ini Kata Dokter
Tetapi ada yang memang terbentuk cekungan, ada yang disebut sebagai erosi dan abrasi yang menyebabkan hipersensitif dentin.
Ada juga yang memang tanpa lesi atau kavitas pada pasien menjadi hipersensitif dentin.
Kadang-kadang jika pasien sendiri yang mendiagnosis dirinya karena mengeluhkan rasa ngilu berlebih dan karena rasa ngilu ini tidak bertingkat maupun sering, jarang, ataupun nyeri yang cukup tajam.
Kondisi hipersensitif dentin ini nyerinya cukup tajam tetapi sesaat.
Sehingga biasanya hampir tidak pernah pasien datang ke dokter gigi hanya dengan keluhan gigi sensitif.
Biasanya pasien mengalami keluhan lain dan menyampaikan bahwa gigi tersebut sering kali terasa ngilu.
Baca juga: Wanita yang Sedang Mengandung atau Menyusui Sebaiknya Tidak Melakukan Bleaching Gigi
drg. Ummi Kalsum menyampaikan, ketika dilakukan pemeriksaan tidak ada apa-apa dan tidak ada cekungan pada gigi, barulah bisa didiagnosis oleh dokter kemungkinan pasien tersebut menderita hipersensitif dentin.
Biasanya pasien akan mulai mengeluhkan ketika kondisinya sudah semakin parah, karena tingkat sensitivitas setiap orang juga berbeda-beda.
Selain itu juga struktur gigi setiap orang tidak sama, sehingga keluhan tersebut yang memang hanya sesaat kadang-kadang tidak menjadi hal yang begitu mengganggu.
Kecuali pada kondisi hipersensitif dentin dengan grade yang cukup tinggi, biasanya pasien datang ke dokter gigi.
drg. Ummi Kalsum juga mengatakan bahwa beliau selama ini tidak pernah kedatangan pasien hanya dengan keluhan gigi sensitif.
Apabila rasa nyerinya hebat atau melibatkan estetis, barulah pasien ke dokter gigi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan drg. Ummi Kalsum, M.Kes., Sp.KG. Seorang dokter gigi spesialis konservasi gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)