TRIBUNHEALTH.COM - Makanan pedas baik dalam bentuk olahan sayur, lauk pauk hingga sambal banyak sekali di jumpai di Indonesia.
Bahkan dari Sabang sampai Merauke terdapat ratusan racikan sambal khas nusantara dengan ciri khasnya masing-masing.
Mayoritas orang Indonesia dikenal memang hobi mengonsumsi makanan pedas terutama sambal.
Sambal memang terasa nikmat jika dikonsumsi dengan nasi hangat beserta lauknya.
Selain menggugah selera makan, ternyata makanan pedas juga memiliki manfaat bagi tubuh seperti menyehatkan jantung dan mencegah depresi.
Akan tetapi perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan pedas karena juga bisa memicu permasalahan kesehatan seperti sakit perut hingga diare.
Baca juga: Benarkah Mengonsumsi Oatmeal ketika Diet Bisa Menahan Nafsu Makan? Ahli Gizi Berikan Tanggapan
Baca juga: Ketahui Langkah untuk Mendapatkan Glass Skin Ala Korea yang Disampaikan dr. Anggy Resti
Perlu diingat makanan pedas tentu memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 17 Juni 2022.
- Dampak jangka pendek mengonsumsi makanan pedas
"Efek pendek itu berarti dia begitu makan cabai ya itu tidak nyaman di perut, kan asam lambung tinggi pasti perih. Saraf-saraf nyerinya terangsang, terus jadi produksi gasnya meningkat," jelas dr. Kaka Renaldi.
"Jadinya kembung gitu kan nggak enak jadi bisa muntah terus bisa diare juga karena kontraksi ususnya itu jadi cepet," sambung dr. Kaka Renaldi dalam tayangan Ayo Sehat (17/06/2022).
"Makanan sebelum diserap oleh usus jadi sudah kebuang ke bawah sangking dia bereaksi terhadap si cabai tersebut," jelas dr. Kaka Renaldi.
Sehingga bisa menyebabkan seseorang sering buang air besar.
Berdasarkan penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi, diare merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk segera membuang cabai tersebut.
Baca juga: Apakah Konsumsi Oatmeal Efektif untuk Menurunkan Berat Badan? Begini Kata Ahli Gizi
Baca juga: Ahli Gizi Paparkan Beberapa Makanan yang Perlu Dibatasi oleh Penderita GERD
Pasalnya mulas terjadi karena asam lambung mengalir kembali ke pipa makanan, hal ini menyebabkan perasaan terbakar di bagian dada.
Terlalu banyak konsumsi makanan pedas yang mengandung senyawa capsaicin bisa memperlambat laju pencernaan.
Oleh karena itu, makanan pedas bisa tinggal di perut lebih lama sehingga meningkatkan risiko rasa mulas.
Capsaicin yang terkandung dalam makanan pedas bisa mengiritasi lapisan lambung dan usus pada orang yang memiliki gangguan buang air besar.
- Dampak jangka panjang mengonsumsi makanan pedas
Apabila konsumsi makanan pedas dilakukan berulang-ulang maka bisa memicu terjadinya ulkus lambung atau sariawan di lambung.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi menegaskan jika kondisi ini tidak bagus untuk lambung.
Ulkus adalah istilah yang merujuk kepada perlukaan pada lapisan bagian dalam lambung.
Ulkus lambung ialah salah satu jenis dari ulkus peptic, yakni luka terbuka yang terjadi pada lapisan dalam saluran pencernaan.
"Nah, itu tidak bagus," lanjut dr. Kaka Renaldi.
Pasalnya adanya ulkus lambung harus segera diobati.
Baca juga: Dokter Imbau untuk Memerhatikan Bentuk Dot dan Waktu Pemberian Susu Botol Agar Terhindar dari Karies
Baca juga: Secara Medis, Umumnya Bintitan Terjadi Berapa Lama? Simak Penjelasan Mayor Kes dr. Dedi Sp.M
Apabila tidak segera diobati maka lambung bisa jebol.
Jika lambung jebol tentu harus segera dilakukan tindakan operasi.
Namun jika masih hanya terjadi ulkus bisa diatasi dengan obat-obatan.
Baca juga: Saat Mengetahui Anak Mengalami Alergi, Apa yang Pertama Harus Dilakukan Orang Tua?
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 17 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.