TRIBUNHEALTH.COM - Kulit manusia terdiri dari beberapa lapisan, salah satunya adalah lapisan epidermis.
Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B menerangkan apabila pada lapisan epidermis, kulit mengandung 90 persen keratin yang memiliki struktur yang sangat kuat.
Bisa diartikan apabila lapisan epidermis sebagai barrier protektif fisik yang juga mengandung lemak subkutan yang bisa berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
"Selain itu, di kulit kita itu ada banyak persarafan kemudian untuk pembuangan saluran keringat dan untuk pembentukan vitamin juga," jelas Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
Baca juga: Penyumbatan di Saluran Empedu Bisa Mengganggu Fungsi Hati dan Sebabkan Pembengkakan Hati

Baca juga: Buku Kesehatan Ibu dan Anak alias KIA Bisa Digunakan untuk Mengetahui Tahapan Perkembangan Anak
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 27 Oktober 2022.
"Jadi kalau pagi jam 8 kita berjemur baik untuk sintesis vitamin D. Hubungannya apa, hubungannya bahwa dengan kulit yang baik, yang lembab akan menghasilkan penyembuhan luka yang cepat," tutur Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
Penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh faktor kedalaman luka.
Semua luka yang kita alami sangat penting untuk diketahui bagaimana manajemen dan proses penyembuhannya.
"Berbicara masalah dampak buruk luka, ini kita spesifikan ke luka operasi," ulas Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
Indikator penyembuhan luka
Terdapat indikator-indikator bahwa penyembuhan luka operasi dimulai dengan adanya epitelisasi.
Baca juga: Pria Perlu Memahami Beberapa Penyebab Terganggunya Kesehatan Testis, Ini Kata Medical Sexolog

Baca juga: Diet Tidak Hanya Mengurangi Porsi Makan dan Zat Gizi, namun Ditujukan untuk Pengaturan Pola Makan
Epitelisasi yaitu tumbuhnya jaringan kulit yang baru, bisa tumbuh normal seperti sediakala atau tidak.
Hal ini berhubungan dengan restorasi dari anatomi kulit dan fungsinya.
"Nah, ketiga hal itu. Epitelisasi, restorasi anatomi dan fungsi itu apabila kita tidak secara optimal dapat terbentuk dengan baik maka akan terjadi apa yang dinamakan luka kronis," terang Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
"Kita sering mendengar, jadi dari waktunya itu ada luka kronis, luka akut," lanjut Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
Pada intinya, luka kronis tidak bisa sembuh dalam kurun waktu satu bulan atau luka tersebut diperpanjang.
"Jadi lebih dari satu bulan atau setelah lewat 6 minggu bisa sampai tahun luka itu tidak sembuh," tambah Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
"Kemudian luka itu harusnya secara fisiologis memproduksi kembali intregitas anatomi fisiologi, namun di luka yang kronis itu tidak terbentuk lagi. Jadi tetap luka terus," pungkasnya.
Baca juga: Diet Sangat Penting Dilakukan oleh Semua Orang dan Disesuaikan Kebutuhan Setiap Individu

Baca juga: Fungsi Vital Kulit adalah Sebagai Regulasi Suhu Sekaligus Sebagai Proteksi, Begini Ulasan Dokter
"Dalam hitungan waktu yang rasional luka itu pun gagal sembuh karena terus menerus mengalami waktu peradangan," ungkap Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B.
Baca juga: Selain Diberikan Nutrisi yang Cukup, Anak Juga Harus Diberi Stimulasi Ketika Masa Tumbuh Kembangnya
Penjelasan Dokter Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 27 Oktober 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.