TRIBUNHEALTH.COM - Patologi jaringan gigi secara garis besar sebenarnya terbagi atas 2 jenis.
Yang pertama adalah karies dan yang kedua adalah non karies.
Khusus patologi yang dipicu oleh non karies merujuk pada suatu keadaan dimana permukaan jaringan gigi hilang atau biasa dikenal dengan istilah keausan gigi.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 08 Agustus 2022.
Baca juga: Fantasi Seksual yang Tidak Terkontrol Bisa Menyebabkan Ejakulasi yang Terhambat atau Ejakulasi Dini

Baca juga: Vagina yang Kering Menyebabkan Kualitas Hubungan Seksual Tidak Bagus
Secara umum, ausnya gigi terbagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1. Abfraksi
2. Atrisi
3. Abrasi
4. Erosi
Erosi gigi merupakan proses kronis kehilangan jaringan permukaan gigi yang bersifat ireversibel.
Ireversibel bisa diartikan tidak bisanya kembali secara spontan.
Pemicu erosi
Biasanya erosi dipicu oleh proses kimiawi dari zat asam yang sama sekali tidak melibatkan aktivitas mikroorganisme.
Baca juga: Bersin dan Batuk adalah Mekanisme Fisiologis Normal dan Belum Tentu Mengindikasikan Suatu Alergi

Baca juga: Perlunya Membiasakan Diri untuk Selalu Positif Thinking, Simak Penuturan Adib Setiawan, S.Psi.,M.Psi
"Jadi boleh dikatakan bahwa kondisi ini bukan merupakan hasil fermentasi karbohidrat pada umumnya seperti kejadian pada karies, tetapi sesuatu yang berkebalikan dari itu. Artinya tanpa ada aktivitas mikroorganisme dalam rongga mulut," terang Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Menurut drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati, biasanya prosesnya diawali dengan kejadian-kejadian awal dari situasi atau kondisi demineralisasi email yang biasanya terjadi ketika kristal hidroksiapatit dari email gigi rusak.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh suatu proses yang disebut sebagai proses difusi.
Difusi merupakan proses perpindahan kalsium dari email ke dalam saliva (cairan di dalam rongga mulut).
Apabila proses ini terus-menerus berlangsung, maka enamel gigi akan hilang dan secara fisik bisa terlihat kejadian korositas pada gigi.
drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menuturkan jika kejadian erosi dan kejadian karies memiliki persamaan.
Baca juga: Pesan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Agar Tidak Overthinking dan Hilangkan Pikiran Negatif

Baca juga: Jangan Tunda Pemakaian Kacamata pada Anak, Dokter: Bisa Cegah Gangguan Mata di Masa Perkembangan
Persamaannya adalah pada kejadian demineralisasi jaringan keras gigi oleh asam baik karies maupun proses erosi mengalami proses demineralisasi.
"Perbedaannya dimana, di muasal asamnya. Kalau karies berasal dari aktivitas mikroorganisme. Sementara kalau erosi bukan, tetapi berasal dari proses kimiawi tanpa keterlibatan langsung dari mikroorganisme di dalam rongga mulut kita," jelas drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Baca juga: dr. Huminsa Ranto Bagikan Beberapa Tips untuk Mencegah Terjadinya Usus Buntu Terutama pada Anak
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 08 Agustus 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.