TRIBUNHEALTH.COM - Asam lambung kerap terjadi pada seorang ibu hamil.
Kondisi demikian cukup membuat khawatir, terlebih jika gejalanya timbul semakin sering.
Menanggapi tersebut, dr. Erick Herrianto Dwiputra menghimbau agar segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Baca juga: Redakan Keluhan Asam Lambung dengan Minum Soda, Bolehkah? Ini Kata dr. Erick Herrianto Dwiputra
Upayakan untuk tidak mencoba mengonsumsi obat sembarangan.
Karena pada ibu hamil, dibutuhkan racikan khusus.
"Ada obat-obat yang memang sangat dilarang oleh ibu hamil lalu brefek pada ibu hamil."

Namun jika tak tertahankan, redakan keluhan asam lambng jenis antasida.
Obat seperti ini tidak akan mempengaruhi ibu hamil.
Baca juga: Konsumsi Nanas Muda dan Loncat-loncat setelah Berhubungan Tidak Terjadi Kehamilan, Mitos atau Fakta?
Naiknya asam lambung pada ibu hamil, disebabkan karena pergerakan usus pada ibu hamil sedikit terlambat.
Dengan demikian membuat pengolahan makanan menjadi lebih lambat.
"Imbasnya asam lambung menjadi meningkat," tambah Eric.
Perlu Dirujuk ke Dokter

Karena sering dianggap sebagai penyakit yang umum terjadi, penyakit asam lambung kerep disepelekan.
Padahal jika mengalami tanda asam lambung, bisa berisiko mengalami kondisi yang mengkhawatirkan.
Erick menghimbau, bila sudah mulai mengalami asam lambung lalu mengganggu aktivitas sehari-hari sebaiknya tetap waspada.
Baca juga: Sering Mual pada Malam Hari? Waspadai Adanya Gangguan Kecemasan hingga Tukak Lambung
Bila demikian harap segera datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
"Apalagi jika sudah ada gangguan tidur, disarankan segera periksa," imbuh Erick.
Namun begitu, sebaiknya jangan menunggu kondisi memburuk baru berniat datang ke dokter.

Segera periksa ke dokter jika sudah mulai mengalami gejala asam lambung naik.
"Periksa sejak dini juga boleh, jangan sampai sudah parah baru periksa," ungkap Erick.
Disebut sebagai Sindrom Dispepsia
Asam lambung dikenal sebagai penyakit yang umum dialami masyarakat.
Padahal sebenarnya asam lambung adalah kondisi yang normal di dalam tubuh.
Baca juga: Hati-hati, Ternyata Stres Bisa Memicu Asam Lambung Menjadi Naik, Begini Penjelasan dr. Kaka Renaldi
Karena masuknya makanan di dalam lambung akan dihancurkan oleh asam lambung.
Untuk itu penyebutan penyakit asam lambung dianggap kurang tepat.
"Jadi kalau orang bilang penyakit asam lambung, sebenarnya kurang tepat."
"Karena asam lambung memang ada di tubuh untuk menghancurkan makanan," kata Erick.

Daripada menyebutkan kondisi asam lambung, lebih baik istilahnya diganti dengan sindrom dispepsia.
Sindrom dispepsia ini ditandai dengan:
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung
Baca juga: Bayi yang Terlalu Lama Nangis Bisa Alami Kembung, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?
- Mual
Jenis Sindrom Dispepsia
Dalam kategorinya, sindrom dispepsia dibagi menjadi 2 jenis. Yakni:
1. Fungsional
Hal ini menandakan bahwa sindrom dispepsia tidak disebabkan oleh adanya masalah pada organ.
Melainkan karena faktor luar, seperti stres, cemas, kebiasaan makan yang kurang baik, dan kebiasaan konsumsi obat-obatan tertentu.

2. Organik
Berbanding terbalik dengan fungsional, sindrom dispepsia organik ini menandakan bahwa telah ada masalah pada organ.
Kondisi yang dimaksud dalam jenis ini, adalah GERD.
Baca juga: Ahli Gizi Beberkan Aturan Makan dan Camilan yang Tepat bagi Penderita GERD
Penjelasan dr. Erick Herrianto Dwiputra ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)