Breaking News:

Tak Perlu Kontrol, Dokter Gigi: Pemakaian Aligner Memudahkan Pasien untuk Pasang Sendiri

Dalam pemakaian clear aligner, kata drg. Deviana Maria Anastasia, sangat memudahkan pasien.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh

TRIBUNHEALTH.COM - Clear aligner adalah cara baru untuk merapikan gigi.

Alat ini berbahan transparan seperti plastik sehingga mudah dilepas pasang.

Kini sudah banyak masyarakat yang cenderung memilih clear aligner dibanding perawatan gigi lainnya.

Baca juga: Infeksi Rongga Mulut Sering Terjadi namun Diabaikan, drg. Erni Marliana Imbau Kenali Tanda-tandanya

Dalam pemakaian clear aligner, kata drg. Deviana Maria Anastasia, sangat memudahkan pasien.

Lantaran pasien tidak harus kontrol gigi dan melakukan pemasangan dengan bantuan dokter.

Pada awal perawatan, dokter sudah mempersiapkan semuanya.

Ilustrasi Clear aligner
Ilustrasi Clear aligner (Pixabay.com)

"Aligner ini enak banget, nggak perlu bolak balik kontrol ke dokter, tapi kalian bisa ganti sendiri di rumah," kata Deviana.

Prosedur Pasang Clear Aligner

Dalam pemasangan clear aligner, terdapat prosedur yang perlu dipahami.

Prosedur tersebut antara lain:

Baca juga: Impaksi Tak Hanya Terjadi Pada Gigi Bungsu, tetapi Juga Bisa Terjadi Pada Gigi Taring

2 dari 4 halaman

1. Cek kondisi gigi

Pertama kali yang dilakukan adalah memeriksa kondisi gigi secara umum

2. Cetak gigi atau scan dengan menggunakan software (scaner gigi)

ilustrasi pemeriksaan gigi
Ilustrasi pemeriksaan gigi (parapuan.co)

Software ini berguna untuk melihat kondisi gigi sejauh mana mengalami masalah.

Dalam software ini pasien bisa melihat keadaan gigi yang diinginkan dan seberapa banyak aligner yang dibutuhkan untuk memperbaiki gigi yang tidak rata.

Baca juga: Kenali Pencetus Infeksi Rongga Mulut dari drg. Erni Marliana, Sp.PM Phd

Bila demikian, maka pasien dan dokter gigi memiliki ekspetasi yang sama terhadap keberhasilan perawatan gigi dengan menggunakan clear aligner.

Namun tentu saja, keberhasilan pemasangan clear aligner sangat bergantung dengan ketekunan pasien memakai clear aligner.

"Karena aligner lepas pasang, jadi dibutuhkan kerjasama pasien untuk tetap rajin pakai," papar Deviana.

Tak Perlu Cabut Gigi

Ilustrasi mencabut gigi.
Ilustrasi mencabut gigi. (Tribunnews.com)

Clear aligner adalah cara baru untuk merapikan gigi.

3 dari 4 halaman

Alat ini berbahan transparan seperti plastik sehingga mudah dilepas pasang.

Semua kasus bisa menggunakan clear aligner namun perlu mendapatkan arahan dari dokter.

Baca juga: Pasta Gigi Khusus Bisa Menghilangkan Rasa Nyeri Akibat Gigi Sensitif Selama 30 Detik

Mengingat setiap orang memiliki struktur gigi yang berbeda-beda.

Dalam melakukan pemasangan clear aligner, pasien akan mengetahui kondisi gigi sebelum dan sesudah memakai clear aligner.

Dengan begitu pasien mengetahui perkembangan kondisi giginya dari software yang telah disediakan oleh dokter gigi.

Ilustrasi penggunaan clear aligner yang mudah dilepas pasang
Ilustrasi penggunaan clear aligner yang mudah dilepas pasang (lifestyle.kompas.com)

Dari tampilan kondisi gigi tersebut, dokter akan mengetahui kemungkinan gigi perlu dicabut atau tidak.

Bila masih memungkinkan untuk dipertahankan, maka dokter akan mencari alternatif lain untuk memperbaiki kondisi gigi.

"Tergantung kasusnya, tapi biasanya tidak perlu cabut gigi untuk memakai aligner," kata Deviana.

Beda Clear Aligner dan Retainer

Penggunaan retainer kerap disamakan dengan fungsi clear aligner.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Retainer Gigi, Harus Digunakan setelah Pasang Behel agar Gigi Tak Berantakan Lagi

4 dari 4 halaman

Padahal retainer dan clear aligner memiliki fungsi yang berbeda.

Deviana mengatakan, bahwa retainer merupakan alat untuk menjaga susunan gigi setelah melakukan perawatan orthodonti.

ilustrasi clear aligner dan retainer
ilustrasi clear aligner dan retainer (freepik.com)

"Jadi setelah pakai behel, aligner, step terakhirnya memakai retainer untuk menjaga gigi agar tidak bergerak lagi," kata Deviana.

Karena pada saat perawatan orthodonti, tulang yang menjadi penumpu gigi harus agak lembut.

Sehingga sembari menunggu tulang menjadi padat dan keras kembali, diperlukan retainer.

Baca juga: Lakukan Scaling untuk Atasi Karang Gigi, Pahami dari drg. Lina Nurdianty

Untuk itu, reatiner tidak bisa dikatakan sebagai pilihan utama dalam mengatasi gigi rata namun hanya bermanfaat untuk memelihara kondisi gigi pasca perawatan orthodonti.

Keuntungan Gigi Rapi

Memiliki gigi rapi tentunya menjadi keinginan hampir setiap orang.

Pasalnya dengan memiliki gigi rapi, maka tak perlu membutuhkan perawatan yang cukup beragam di dokter gigi.

Disamping itu, ada banyak keuntungan memiliki gigi yang rapi.

Ilustrasi gigi rapi pada seorang wanita
Ilustrasi gigi rapi pada seorang wanita (Freepik.com)

Sejumlah keuntungan tersebut antara lain:

- Gigi dan Gusi lebih bersih

- Membersihkan Gigi jadi lebih mudah

Baca juga: Pertumbuhan Gigi Bungsu yang Tidak Normal Bisa Diatasi dengan Tindakan Odontektomi

- Karang gigi tidak terlalu banyak

Dampak Gigi Tidak Rapi

Gigi berantakan sering diidentifikasi sebagai gigi maju atau tidak rapi.

Kondisi ini bila tak segera diatasi, maka bisa menimbulkan sejumlah dampak yang tak menyenangkan bagi si pemilik raga.

Sejumlah dampak memiliki gigi berantakan antara lain:

Ilustrasi faktor risiko terjadinya impaksi
Ilustrasi risiko gigi berantakan (Pixabay.com)

- Kurang percaya diri

- Mudah terselip makanan

- Gigi cepat berlubang

Baca juga: Kenali Penyebab Gigi Berlubang yang Kerap Tak Disadari dari drg. Lina Nurdianty

- Timbul penyakit gusi

- Lebih mudah menyebabkan bau mulut.

Tentunya bila risiko di atas terus dialami semakin membutuhkan biaya penanganan yang lebih besar.

Penyebab Gigi Tidak Rapi

Masalah gigi tidak rapi yang terjadi Indonesia seringkali disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan sejak kecil.

Di antaranya seperti:

1. Menghisap jempol

Ilustrasi hisap jempol
Ilustrasi hisap jempol (Tribunnews.com)

Menghisap jempol dari bayi sampai umur 4-5 tahun bisa menyebabkan gigi maju ke depan.

Gigi maju ke depan atau gigi tonggos ini terjadi karena terdorong oleh ibu jari.

2. Minum susu botol terlalu lama

Minum susu botol terlalu lama bisa mencetuskan gigi tidak rata.

Baca juga: Ketahui Kondisi yang Bisa Terjadi jika Kita Tidak Menjaga Kesehatan Lidah dengan Baik

3. Gigi susu berlubang yang langsung dicabut

Gigi susu yang berlubang lalu langsung dicabut, sementara gigi permanen belum tumbuh maka akanmenyebabkan gigi susu disampingnya saling berdekatan.

Akhirnya menyebabkan terjadibnya penumpukan antar gigi.

Ilustrasi seseorang yang memiliki gigi gingsul
Ilustrasi seseorang yang memiliki gigi gingsul (freepik.com)

"Waktu gigi permanen mau tumbuh sementara gigi susu di atasnya sudah berdekatan maka gigi permanen tumbuh di belakang gigi."

"Jadinya gigi berantakan dan saling bertumpukan satu sama lain," jelas Deviana.

Baca juga: Lahir dengan Kondisi Rahang Bengkok atau Tidak Selaras Bisa Diatasi dengan Rekonstruksi Rahang?

Penjelasan drg. Deviana Maria Anastasia ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdrg. Deviana Maria AnastasiaClear Alignerperawatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved