TRIBUNHEALTH.COM - drg. Deviana Maria Anastasia menjelaskan prosedur pemasangan clear aligner.
Clear aligner adalah salah satu perawatan gigi yang bisa dipilih untuk merapikan gigi tidak rata.
Dalam pemasangan clear aligner, terdapat prosedur yang perlu dipahami.
Baca juga: Hanya Dokter Gigi yang Bisa Melakukan Diagnosis Dentin Hipersensitif, Begini Kata drg. Ummi
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, prosedur tersebut antara lain:
1. Cek kondisi gigi
Pertama kali yang dilakukan adalah memeriksa kondisi gigi secara umum
2. Cetak gigi atau scan dengan menggunakan software (scaner gigi)
Software ini berguna untuk melihat kondisi gigi sejauh mana mengalami masalah.
Dalam software ini pasien bisa melihat keadaan gigi yang diinginkan dan seberapa banyak aligner yang dibutuhkan untuk memperbaiki gigi yang tidak rata.
Baca juga: Tak Hanya Sikat Gigi, Lidah Juga Perlu Dibersihkan Secara Rutin, Bisa Bantu Menyegarkan Napas
Bila demikian, maka pasien dan dokter gigi memiliki ekspetasi yang sama terhadap keberhasilan perawatan gigi dengan menggunakan clear aligner.
Namun tentu saja, keberhasilan pemasangan clear aligner sangat bergantung dengan ketekunan pasien memakai clear aligner.
"Karena aligner lepas pasang, jadi dibutuhkan kerjasama pasien untuk tetap rajin pakai," papar Deviana.
Tak Perlu Cabut Gigi
Clear aligner adalah cara baru untuk merapikan gigi.
Alat ini berbahan transparan seperti plastik sehingga mudah dilepas pasang.
Baca juga: Begini Komplikasi yang Bisa Terjadi Jika Posisi Rahang Tak Normal Tak Segera Ditangani
Semua kasus bisa menggunakan clear aligner namun perlu mendapatkan arahan dari dokter.
Mengingat setiap orang memiliki struktur gigi yang berbeda-beda.
Dalam melakukan pemasangan clear aligner, pasien akan mengetahui kondisi gigi sebelum dan sesudah memakai clear aligner.
Dengan begitu pasien mengetahui perkembangan kondisi giginya dari software yang telah disediakan oleh dokter gigi.
Dari tampilan kondisi gigi tersebut, dokter akan mengetahui kemungkinan gigi perlu dicabut atau tidak.
Bila masih memungkinkan untuk dipertahankan, maka dokter akan mencari alternatif lain untuk memperbaiki kondisi gigi.
Baca juga: 4 Tips Memutihkan Gigi Secara Alami, Hindari Kopi hingga Konsumsi Makanan Berserat Tinggi
"Tergantung kasusnya, tapi biasanya tidak perlu cabut gigi untuk memakai aligner," kata Deviana.
Beda Clear Aligner dan Retainer
Penggunaan retainer kerap disamakan dengan fungsi clear aligner.
Padahal retainer dan clear aligner memiliki fungsi yang berbeda.
Deviana mengatakan, bahwa retainer merupakan alat untuk menjaga susunan gigi setelah melakukan perawatan orthodonti.
"Jadi setelah pakai behel, aligner, step terakhirnya memakai retainer untuk menjaga gigi agar tidak bergerak lagi," kata Deviana.
Karena pada saat perawatan orthodonti, tulang yang menjadi penumpu gigi harus agak lembut.
Sehingga sembari menunggu tulang menjadi padat dan keras kembali, diperlukan retainer.
Baca juga: Retainer Gigi Harus Rutin Dibersihkan, Berikut Ini 8 Metode yang Bisa Dipilih
Untuk itu, reatiner tidak bisa dikatakan sebagai pilihan utama dalam mengatasi gigi rata namun hanya bermanfaat untuk memelihara kondisi gigi pasca perawatan orthodonti.
Keuntungan Gigi Rapi
Memiliki gigi rapi tentunya menjadi keinginan hampir setiap orang.
Pasalnya dengan memiliki gigi rapi, maka tak perlu membutuhkan perawatan yang cukup beragam di dokter gigi.
Disamping itu, ada banyak keuntungan memiliki gigi yang rapi.
Sejumlah keuntungan tersebut antara lain:
- Gigi dan Gusi lebih bersih
- Membersihkan Gigi jadi lebih mudah
- Karang gigi tidak terlalu banyak
Dampak Gigi Tidak Rapi
Gigi berantakan sering diidentifikasi sebagai gigi maju atau tidak rapi.
Kondisi ini bila tak segera diatasi, maka bisa menimbulkan sejumlah dampak yang tak menyenangkan bagi si pemilik raga.
Baca juga: Alasan Anak Harus Lakukan Perawatan Gigi 6 Bulan Sekali, Dokter: Bisa Cegah Pasang Behel saat Dewasa
Sejumlah dampak memiliki gigi berantakan antara lain:
- Kurang percaya diri
- Mudah terselip makanan
- Gigi cepat berlubang
- Timbul penyakit gusi
- Lebih mudah menyebabkan bau mulut.
Tentunya bila risiko di atas terus dialami semakin membutuhkan biaya penanganan yang lebih besar.
Penyebab Gigi Tidak Rapi
Masalah gigi tidak rapi yang terjadi Indonesia seringkali disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan sejak kecil.
Di antaranya seperti:
Baca juga: Ini Persiapan yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes sebelum ke Dokter Gigi
1. Menghisap jempol
Menghisap jempol dari bayi sampai umur 4-5 tahun bisa menyebabkan gigi maju ke depan.
Gigi maju ke depan atau gigi tonggos ini terjadi karena terdorong oleh ibu jari.
2. Minum susu botol terlalu lama
Minum susu botol terlalu lama bisa mencetuskan gigi tidak rata.
3. Gigi susu berlubang yang langsung dicabut
Gigi susu yang berlubang lalu langsung dicabut, sementara gigi permanen belum tumbuh maka akanmenyebabkan gigi susu disampingnya saling berdekatan.
Akhirnya menyebabkan terjadibnya penumpukan antar gigi.
Baca juga: Kenali Gejala Infeksi Rongga Mulut yang Sering Diabaikan, Simak drg. Erni Marliana, Sp.PM Phd.
"Waktu gigi permanen mau tumbuh sementara gigi susu di atasnya sudah berdekatan maka gigi permanen tumbuh di belakang gigi."
"Jadinya gigi berantakan dan saling bertumpukan satu sama lain," jelas Deviana.
Penjelasan drg. Deviana Maria Anastasia ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)