TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini banyak usia anak-anak yang telah mengalami gangguan penglihatan.
Hal ini disinyalir akibat penggunaan gadget yang diberikan sejak dini.
Penggunaan gadget pada anak di bawah usia 5 tahun bisa menimbulkan risiko gangguan penglihatan hingga akhirnya anak harus memakai kacamata.
Baca juga: Bintitan, dr. Dedi Purnomo, Sp.M Sebut Kacamata Hitam Tidak Bisa Melindungi Mata dari Debu
Jika gangguan penglihatan tersebut tak disadari oleh orangtua, maka pada usia selanjutnya anak menjadi tidak bisa melihat 100 persen.
Hal ini banyak ditemui pada anak-anak saat ini yang berusia di bawah 8 tahun.
"Banyak anak usia di bawah 8 tahun datang ke dokter mata mengeluhkan tidak bisa melihat 100 persen."
"Hal ini terjadi karena semenjak usia dibawah 5 tahun seharusnya sudah memakai kacamata. Akhirnya mata tidak bisa mengenali bayangan 100 persen," ungkap dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M.

Berikutnya, imbas dari gangguan penglihatan tersebut maka saat anak berusia 10 tahun, maka otak akan sulit mengenal bayangan 100 %.
Mengantisipasi Gangguan Mata
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, untuk mengantisipasi masalah pada mata, Irfan menghimbau melakukan screening mata.
Dengan melakukan cek kesehatan mata maka bisa mendeteksi adanya penyakit yang menyerang mata.
Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak? Begini Tips dari Psikolog Aully Grashinta
Karena biasanya penyakit yang menyerang kesehatan mata, terutama di bagian saraf mata, terlambat disadari.
Bila sudah terlambat, maka beberapa penyakit sudah tidak bisa disembuhkan.
Sehingga jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mempertahankan kondisi mata saat itu agar tidak terjadi perburukan.
Aturan Pemeriksaan Mata

Berdasarkan penuturan Irfan, terdapat aturan dalam melakukan pemeriksaan mata. Aturan ini disesuaikan dengan usia.
Pada orang dewasa, sebaiknya melakukan pemeriksaan 2 hingga 5 tahun sekali.
Terkhusus pada usia 20 hingga 40 tahun disarankan setiap 5 tahun.
Baca juga: Mata Bintitan Hanya Terjadi di Bagian Kelopak Mata Saja, Begini Penjelasan Dokter Spesialis Mata
"Dilakukan seperti itu paling tidak pernah periksa mata 1 kali," imbuh Irfan.
Lalu memasuki usia 40 tahun ke atas setiap 2 tahun sekali.
Berbeda dengan usia di atas 60 tahun yang perlu memeriksakan mata setiap 1 tahun sekali.

Karena ada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh usia. Termasuk salah satunya katarak.
Bila mengalami kelainan, lakukan pemeriksaan setiap 1 hingga 2 tahun sekali.
Lebih lanjut, tak hanya pada orang dewasa saja, pemeriksaan mata juga perlu dilakukan sejak bayi baru lahir.
Baca juga: Pentingnya Cek Kesehatan Mata agar Terhindar dari Berbagai Penyakit Mata yang Gejalanya Tak Disadari
Lakukan pemeriksaan screening mata pada usia 6 bulan - 3 tahun, lalu 3 tahun - 5 tahun dengan sekali pemeriksaan.
Sehingga sejak lahir sampai usia tua, dibutuhkan kontrol kesehatan mata secara rutin.
Gadget Tingkatkan Masalah Mata
Penggunaan gadget saat ini meningkatkan jumlah kasus orang dengan mata minus.
Pasalnya pada saat menggunakan gadget, seringkali seseorang menatapnya dengan jarak dekat.
Padahal tindakan ini bisa memicu risiko mata terkena gangguan refraksi.

"Jadi penggunaan gadget ini berkaitan dengan penglihatan dekat."
"Penglihatan dekat ini yang berlebihan akan meningkatkan risiko mata terkena gangguan refraksi atau mata minus," ungkap Irfan.
Karena itu dibutuhkan cara penggunaan gadget yang tepat agar terhindar dari mata minus.
Baca juga: Selain Minus Tinggi, Apa Saja Penyebab Lain Retina Mata Lepas? Ini Kata dr. Rani Himayani Sp.M
Yakni bermain gadget tidak lebih dari 2 jam. Jika memang sulit, bisa menerapkan prinsip 20-20-20.
Artinya setiap 20 menit melihat gadget secara dektam maka 20 detik selanjutnya istirahatkan mata dengan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).
Faktor Risiko Gangguan Mata
Irfan mengatakan, bahwa setiap orang berisiko memiliki gangguan mata tanpa memandang usia.
"Mulai dari lahir sampai tua faktor risiko untuk gangguan kesehatan mata itu ada," ucap Irfan.
Keadaan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:

- Nutrisi
- Lingkungan
- Kebiasaan
- Pekerjaan
Baca juga: Mata Katarak Bisa Ditimbulkan oleh Beberapa Penyebab, Tak Hanya karena Penuaan
- Penyakit lain
- dan genetik.
Karena itu, setiap orang dianjurkan melakukan kontrol kesehatan mata.
"Sebagai manusia tidak akan luput dari faktor semua yang mempengaruhi kesehatan mata," ucap Irfan.
Glaukoma
Glaukoma sering dianggap sebagai si pencuri penglihatan.
Masalah yang menyerang mata ini bisa mencetuskan kebutaan.

Biasanya para penderita tak menyadari telah mengalami glaukoma.
Karena gejala awal yang muncul sulit untuk diidentifikasi.
Tiba-tiba pasien langsung mengeluhkan penglihatan yang hilang.
Baca juga: Pusing dan Nyeri Mata Akibat Glaukoma? dr. Rini Sulastiwaty, Sp.PM Paparkan Apa yang Harus Dilakukan
Irfan mengatakan, glaukoma diawali dengan menyerang fungsi penglihatan dari sisi pinggir.
Hingga akhirnya tersisa bulatan di tengah yang membuat seseorang yang mengalaminya mulai sering mengalami keluhan pada saat melihat.
Seperti sering menabrak benda-benda alias tak menyadari adanya benda di sekitar atau orang lain di sekelilingnya.
Meski sulit diidentifikasi, namun tanda utama glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata.
Penjelasan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)