TRIBUNHEALTH.COM - Sama seperti organ yang lain, mata merupakan ogan yang sangat penting.
Untuk itu perlu menjaga kesehatan mata agar terhindar dari berbagai masalah.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah rutin melakukan cek kesehatan mata.
Baca juga: Mengenal Retinoblastoma, Keganasan pada Mata yang Beresiko Dialami Anak-anak
Dengan melakukan cek kesehatan mata maka bisa mendeteksi adanya penyakit yang menyerang mata.
Karena biasanya penyakit yang menyerang kesehatan mata, terutama di bagian saraf mata, terlambat disadari.
Bila sudah terlambat, maka beberapa penyakit sudah tidak bisa disembuhkan.

Baca juga: Waspada, Konsumsi Obat Steroid Jangka Panjang dapat Mempercepat Munculnya Katarak
Hal ini disampaikan oleh dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M. dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
Sehingga jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mempertahankan kondisi mata saat itu agar tidak terjadi perburukan.
Aturan Pemeriksaan Mata
Berdasarkan penuturan Irfan, terdapat aturan dalam melakukan pemeriksaan mata. Aturan ini disesuaikan dengan usia.
Pada orang dewasa, sebaiknya melakukan pemeriksaan 2 hingga 5 tahun sekali.
Baca juga: Ketika Didepan Layar Berjam-jam Haruskah Menggunakan Kacamata Atau Ada Tips Lain?
Terkhusus pada usia 20 hingga 40 tahun disarankan setiap 5 tahun.
"Dilakukan seperti itu paling tidak pernah periksa mata 1 kali," imbuh Irfan.
Lalu memasuki usia 40 tahun ke atas setiap 2 tahun sekali.

Berbeda dengan usia di atas 60 tahun yang perlu memeriksakan mata setiap 1 tahun sekali.
Karena ada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh usia. Termasuk salah satunya katarak.
Bila mengalami kelainan, lakukan pemeriksaan setiap 1 hingga 2 tahun sekali.
Baca juga: Benarkah Harus Menggunakan Kaca Mata Hitam di Siang Hari Guna Menghindari Sinar UV?
Lebih lanjut, tak hanya pada orang dewasa saja, pemeriksaan mata juga perlu dilakukan sejak bayi baru lahir.
Lakukan pemeriksaan screening mata pada usia 6 bulan - 3 tahun, lalu 3 tahun - 5 tahun dengan sekali pemeriksaan.
Sehingga sejak lahir sampai usia tua, dibutuhkan kontrol kesehatan mata secara rutin.
Faktor Risiko Gangguan Mata
Irfan mengatakan, bahwa setiap orang berisiko memiliki gangguan mata tanpa memandang usia.
"Mulai dari lahir sampai tua faktor risiko untuk gangguan kesehatan mata itu ada," ucap Irfan.

Keadaan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:
- Nutrisi
- Lingkungan
- Kebiasaan
Baca juga: Mata Berkunang-kunang saat Terpapar Sinar Matahari, Dokter: Tanda Heat Exhaustion hingga Hipotensi
- Pekerjaan
- Penyakit lain
- dan genetik.
Karena itu, setiap orang dianjurkan melakukan kontrol kesehatan mata.

"Sebagai manusia tidak akan luput dari faktor semua yang mempengaruhi kesehatan mata," ucap Irfan.
Glaukoma
Glaukoma sering dianggap sebagai si pencuri penglihatan.
Masalah yang menyerang mata ini bisa mencetuskan kebutaan.
Baca juga: Mengenal Ulkus Kornea, Peradangan yang Menyebabkan Luka pada Selaput Bening Mata
Biasanya para penderita tak menyadari telah mengalami glaukoma.
Karena gejala awal yang muncul sulit untuk diidentifikasi.
Tiba-tiba pasien langsung mengeluhkan penglihatan yang hilang.

Irfan mengatakan, glaukoma diawali dengan menyerang fungsi penglihatan dari sisi pinggir.
Hingga akhirnya tersisa bulatan di tengah yang membuat seseorang yang mengalaminya mulai sering mengalami keluhan pada saat melihat.
Baca juga: Peradangan Terus Menerus pada Selaput Bening Mata Mengakibatkan Komplikasi Ulkus Kornea
Seperti sering menabrak benda-benda alias tak menyadari adanya benda di sekitar atau orang lain di sekelilingnya.
Meski sulit diidentifikasi, namun tanda utama glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata.
Gadget Tingkatkan Masalah Mata
Penggunaan gadget saat ini meningkatkan jumlah kasus orang dengan mata minus.
Pasalnya pada saat menggunakan gadget, seringkali seseorang menatapnya dengan jarak dekat.

Padahal tindakan ini bisa memicu risiko mata terkena gangguan refraksi.
"Jadi penggunaan gadget ini berkaitan dengan penglihatan dekat."
"Penglihatan dekat ini yang berlebihan akan meningkatkan risiko mata terkena gangguan refraksi atau mata minus," ungkap Irfan.
Baca juga: Dok, Mengapa Ibu Hamil dengan Mata Minus Tidak Dianjurkan Melahirkan secara Normal?
Karena itu dibutuhkan cara penggunaan gadget yang tepat agar terhindar dari mata minus.
Yakni bermain gadget tidak lebih dari 2 jam.
Jika memang sulit, bisa menerapkan prinsip 20-20-20.
Artinya setiap 20 menit melihat gadget secara dektam maka 20 detik selanjutnya istirahatkan mata dengan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).
Penjelasan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)