TRIBUNHEALTH.COM - Ibu hamil yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan rongga mulut bisa mengalami resiko pregnancy gingivitis dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah.
Belum semua memahaminya tetapi ini terjadi berkaitan dengan kasus infeksi yang dialami oleh ibu yang sedang mengandung dan bisa memicu kejadian kelahiran prematur dengan berat badan bayi yang rendah atau BBLR.
Kasus infeksi menjadi salah satu pemicu kejadian BBLR, diantaranya juga terkait kasus infeksi yang pemicunya adalah infeksi rongga mulut dari ibu yang sedang mengandung.
Infeksi ini bisa iakibatkan oleh infeksi-infeksi jaringan lunak pada rongga mulut misalkan gusi (gingiva) pada gigi.
Ketika terjadi proses infeksi, produk bakteri salah satunya berupa endoroksin dari bakteri gram negatif dapat menstimulasi produksi sitokin.

Baca juga: Bagaimana Mengatasi Rasa Mual Saat Hendak Sikat Gigi pada Ibu Hamil? Berikut Ulasan drg. Anastasia
Produk dari bakteri bisa masuk ke dalam peredaran darah ibu hingga ke dalam rahim, bahkan bisa menembus ke plasenta hingga bisa memicu proses kontraksi yang bisa menyebabkan kejadian kelahiran prematur.
Kondisi ini tidak mempengaruhi ibu hamil menjadi mual ataupun malas makan, tetapi pada kondisi kehamilannya yang bisa berpengaruh secara signifikan pada kondisi kehamilan ibu.
Perlu diperhatikan, pada kasus infeksi yang bisa berasal dari kondisi kesehatan rongga mulut ibu.
Itulah mengapa perlu untuk pembersihan gigi secara rutin di rumah, pembersihan karang gigi, termasuk apabila ada gigi yang terinfeksi akibat proses karies idealnya ditambalkan sesegera mungkin bahkan pada fase kehamilan.
Baca juga: Pentingnya Perawatan Gigi dan Gusi Jelang Kehamilan, Berikut Penjelasan Dokter
drg. Anastasia menyampaikan bahwa ada pandangan yang tidak tepat terkait perawatan dokter gigi dimasa kehamilan, sebagian menduga bahwa apabila sedang hamil jangan ke dokter gigi.
Pandangan tersebut adalah pandangan yang tidak tepat.
Idealnya tetap memeriksakan kondisi gigi dan rongga mulut, kecuali untuk kasus-kasus terntentu.
Misalkan pada kasus-kasus dokter gigi perlu melakukan tindakan anastesi atau pembiusan, idealnya jika tidak dalam kondisi emeregency perlu ditunda karena bisa berimbas negatif pada kehamilan.
Pada kasus anastesi adalah kecacatan persarafan, bisa mengganggu sistem saraf dari janin.
Selain itu bisa terjadi kasus katarak, dan bisa terjadi kasus hidrosefalus pada janin.
Baca juga: Kurang Menjaga Kesehatan Rongga Mulut saat Hamil, Beresiko Alami Kelahiran Prematur
Peresepan obat-obat khusus untuk ibu hamil perlu diperhatikan, beberapa obat memang tidak diresepkan pada ibu yang sedang mengandung.
Tindakan-tindakan yang bisa memicu ibu hamil mengalami kasus syok secara psikologi memang dihindarkan.
Terkait anastesi, pada beberapa kasus mungkin pasien perlu dilakukan pencabutan atau ekstraksi dan perlu melakukan tindakan anastesi biasanya ditunda, kecuali untuk kasus-kasus emeregency.
Pada kasus emeregency biasanya ada skala prioritas yang dibuat dengan persetujuan keluarga melalui inform concern, keluarga bisa memilih apa yang terbaik.
Dokter atau dari rumah sakit akan menyampaikan hal-hal yang bisa menjadi faktor resiko terkait.
Ini disampaikan pada channel YouTube Wartakota bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)