TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata tremor.
Beberapa orang mengalami tremor meskipun tidak memegang suatu benda ataupun tremor ketika memegang benda.
Tremor adalah gerakan osilasi ritmik, selang seling otot agonis dan entagonis, involunter dan tidak bertujuan.
Tremor disebabkan oleh berbagai macam hal :
- Tremor fisiologis karena ketakutan, tegang, stress
- Tremor esensial karena abnormalitas pada bagian otak (segitiga guilain mollaret) dan ada riwayat keluarga (keturunan)
- Tremor Parkinson karena penyakit Parkinson
- Tremor serebellar karena gangguan pada cerebellum

Baca juga: Apabila Orangtua Mengalami Tremor, Mungkinkah Diturunkan Secara Genetik? Ini Kata dr. Ermawati Sp.N
Pada pasien dengan tremor, terjadi getaran pada anggota gerak baik satu sisi ataupun keduanya, badan maupun leher dengan kepala tergantung dari jenis tremor dan berat ringannya tremor.
Faktor resiko tremor antaralain ketakutan, stress, tegang, keturunan, genetik, penykit Parkinson, gangguan pada otak kecil.
Usia paling sering terjadi tremor adalah usia tua.
Apabila orangtua mengalami tremor, sangat mungkin diturunkan secara genetik.
Adakah penyakit lain yang memicu terjadinya tremor?
Berikut penjelasan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N. yang telah menjadi narasumber Tribunhealth.com.
Ermawati adalah seorang dokter spesialis neurologi (saraf).
Baca juga: Pada Usia Berapakah Sering Terjadi Tremor? Ini Kata dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N
Semenjak 2018 ia berpraktek di RS Hermina hingga saat ini.
Setelah sebelumnya, ia menjadi dokter jaga di sejumlah klinik dan IGD di wilayah kota Surakarta.
Kini dirinya menjadi anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan anggota PERDOSNI (Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia) cabang Surakarta.
Sebelum menjadi seorang dokter spesialis saraf, Ermawati telah menempuh sejumlah jenjang pendidikikan.
Ia menempuh pendidikan SMA di SMAN 4 Surakarta dan lulus pada 2005.
Selanjutnya, dirinya langsung memasuki jenjang pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran UNS Prodi Pendidikan Dokter (2005-2009).
Baca juga: Pada Penderita Gagal Ginjal Setelah Cuci Darah, Apakah Tremor yang Dialami Bisa Hilang?
Tepat pada tahun yang sama, ia dinobatkan sebagai dokter Muda RSUD Dr. Moewardi Surakarta (2009-2011).
Tidak puas sampai disitu, Ermawati kembali menuntaskan pendidikannya di Fakultas Kedokteran UNS Prodi Dokter Spesialis Neurologi/Saraf (2014-2018).
Berikut ini sejumlah karya ilmiah yang pernah Ermawati buat.
Antara lain:
1. Skripsi "Pengaruh Kelebihan Berat Badan Terhadap Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Remaja di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali".
2. Tesis "Hubungan Kadar Gamma–Glutamyltransferase dengan Gangguan Kognitif dan ADL (Activities of Daily Living) pada Pasien Pasca Stroke di RSUD dr. Moewardi".
3. Oral Poster "Perbandingan antara sub-tes visuoeksekutif MoCA-INA dan MMSE dalam mendeteksi Vascular Cognitive Impairment pada pasien stroke".
Baca juga: Adakah Faktor Resiko Terjadinya Tremor? Ini Kata dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N
4. Poster laporan kasus "Non Hodgkin’s Limfoma Primer pada Vertebra Cervical".
Profil lengkap dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N bisa dilihat disini.
Pertanyaan :
Adakah penyakit lain yang memicu terjadinya tremor?
Anggra, Solo
dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N menjawab :
Penyakit lain yang memicu tremor adalah penyakit Parkinson, stroke, gangguan pada otak kecil, trauma otak dan infeksi otak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)