TRIBUNHEALTH.COM - Skin barrier dikenal dengan sawar kulit.
Skin barrier yaitu merupakan sistem pertahanan kulit untuk menjaga kesehatan dan keutuhan kulit, baik serangan dari luar maupun dari dalam keluar.
Serangan dari luar, kulit akan mempertahankan dari bakter-bakteri atau kuman yang menyerang dari luar.
Selain itu juga akan mempertahankan dari radikan bebas maupun sinar UV.
Sementara dari dalam keluar, skin barrier berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit agar air yang ada didalam kulit tidak menguap kelaur dan menyebabkan kulit menjadi kering.
Apabila kondisi skin barrier sehat, kulit kaan terlihat lembab, bertekstur halus, dan kennyal.
Sebenarnya seluruh lapisan kulit berperan dalam skin barrier.

Baca juga: dr. Amelica Oksariani, M Biomed (AAM) Sampaikan Cara Mendapatkan Kulit Sehat dan Cerah
Tetapi yang lebih berperan adalah lapisan yang paling atas, yaitu epidermis dan lapisan paling atas dari epidermis yaitu Seratum korneum.
Pada seratum korneum ini fungsi dari skin barrier dibagi menjadi empat, yakni :
- Menjaga kelembaban kulit
Mencegah kelembaban dari air untuk menguap keluar atau mempertahankan kelembaban kulit.
- Mencegah invasi bakteri atau virus dari luar
- Mencegah radikal bebas
- Melindungi dari pengaruh sinar UV
dr. Desidera Husadani menyampaikan bahwa seluruh lapisan kulit sebenanrnya saling bahu membahu.
Baca juga: Kulit Sehat Tidak Harus Putih, Simak Penjelasan dr. Amelica Oksariani Mengenai Kulit Sehat
Epidermis terdiri dari 5 lapisan, yang paling luar adalah seratum korneum.
Secara berkelanjutkan setiap harinya lpaisan kulit akan terus berganti dari bawah sampai ke atas, akhirnya seratum korneum yang sudah tua akan mati dan mengelupas digantikan dengan kulit yang baru.
Skin barrier yang paling penting ialah seratum korneum yang paling atas.
dr. Desidera Husadani menyampaikan, seratum korneum yang sehat bisa dianalogikan seperti batu bata dan semennya.
Kondisi yang bagus seperti batu bata yang ututh dan semennya tersusun rapi.
Tetapi apabila skin barrier mengalami gangguan, seratum korneum atau dianalogikan seperti batu bata yang rapi tumpuk menumpuk atau bisa dari jaringan ikat sekitar seratum korneum yang bisa berkurang maupun mengalami kerusakan.
Sehingga kulit menjadi kering, dan tidak utuh.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Desidera Husadani, Sp.DV. Seorang dokter spesialis dermatologi dan venerologi yang berpraktek di Klinik Skin Rachel.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)