TRIBUNHEALTH.COM - Setiap orang harus waspada terhadap tanda dan gejala penyakit gusi.
Sebagian besar penyakit gusi dimulai dengan gejala ringan, tetapi dapat berkembang seiring waktu.
Gingivitis adalah bentuk paling ringan dari penyakit gusi.
Orang dengan gingivitis mungkin memiliki gusi merah dan bengkak yang mudah berdarah.
Mereka mungkin juga memiliki bau mulut kronis, dilansir TribunHealth.com dar Medical News Today (MNT).
Kebanyakan orang dengan gingivitis tidak mengalami rasa sakit atau kehilangan gigi.
Baca juga: 7 Langkah Mendapatkan Gusi Sehat, Tak Cukup dengan Sikat Gigi Saja

Seseorang dapat mengobati dan memulihkan gingivitis dengan kebersihan mulut dan perawatan gigi yang baik.
Sebaliknya, gingivitis yang tidak diobati dapat menyebabkan periodontitis.
Periodontitis terjadi ketika plak dan karang gigi menyebar di bawah garis gusi.
Bakteri dalam plak mengiritasi gusi dan memicu respons peradangan, menyebabkan tubuh menghancurkan jaringan dan tulang yang menopang gigi.
Seiring berkembangnya periodontitis, kerusakan ini semakin parah, yang menyebabkan kantong ruang antara gigi dan jaringan ikat semakin dalam.
Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kesehatan Gusi, Konsumsi Buah Punya Manfaat Tersendiri

Periodontitis tidak selalu menimbulkan gejala pada awalnya.
Namun, orang mungkin memperhatikan gejala berikut saat penyakit berkembang:
- gusi yang surut, yang dapat membuat gigi tampak lebih panjang
- gigi goyang
- nanah di antara gigi atau di garis gusi
- bau mulut kronis
- gusi berdarah
- merah, gusi bengkak
Faktor risiko yang harus dihindari

Baca juga: Dokter Sebut Perubahan Warna pada Gusi Menentukan Kesehatannya
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit gusi.
Beberapa faktor memang tidak dapat dihindari, misalnya saja penuaan.
Menurut American Academy of Periodontology, berikut adalah beberapa faktor risiko paling umum untuk mengembangkan penyakit gusi:
- gizi buruk dan obesitas
- menggertakkan atau mengepalkan gigi
- stres
- merokok dan penggunaan tembakau
- usia, dengan orang dewasa yang lebih tua lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit gusi
- genetika
- menggunakan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, kontrasepsi oral, dan beberapa obat jantung
Beberapa penyakit yang mempengaruhi sistem inflamasi tubuh juga dapat meningkatkan risiko penyakit gusi.
Penyakit ini termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan rheumatoid arthritis.
Kapan harus ke dokter gigi

Baca juga: Apakah Gigi Impaksi yang Tak Segera Diatasi Bisa Sebabkan Rahang Tak Normal? Begini Kata Dokter Gigi
Seseorang harus mengunjungi dokter gigi jika mengalami pendarahan atau nyeri pada gusi yang berlangsung lebih dari seminggu.
Gusi bengkak dan merah yang mudah berdarah merupakan gejala penyakit gusi.
Beberapa tanda dan gejala lain yang harus dicari meliputi:
- gusi yang menarik kembali dari gigi
- gusi yang mudah berdarah
- bengkak, gusi merah
- gigi sensitif
- gigi yang terasa longgar di mulut
- sakit saat mengunyah
- gigi palsu tidak lagi terpasang dengan benar.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)