TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis mata, dr. Helda Puspitasari, Sp.M mengungkapkan istilah mata malas di dunia kedokteran adalah Amblyopia.
Amblyopia atau mata malas ialah suatu gangguan penglihatan yang terjadi pada salah satu mata akibat otak dan mata tidak terhubung dengan baik.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Mata, dr. Helda Puspitasari, Sp.M memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.
dr. Helda Puspitasari, Sp.M menjelaskan, penyebab terjadinya mata malas pada anak-anak adalah karena adanya sistem perkembangan penglihatan yang tidak bisa mendapatkan fokus.
Baca juga: Perlukah Gunakan Kacamata Anti Radiasi Saat Menggunakan Laptop & Gadget? Begini Jawaban dr. Irfan

Akibatnya salah satu mata tersebut akan mengalami penurunan fungsi penglihatan dan mata lainnya dapat melihat dengan jelas.
Tak hanya terjadi pada satu mata saja, menurut penuturan dr. Helda Puspitasari, mata malas dapat terjadi pada kedua mata sekaligus.
dr. Helda Puspitasari, Sp.M memaparkan, mata malas atau Amblyopia terbagi menjadi tiga kelompok penyebab sebagai berikut.
Baca juga: dr. Rani Tegaskan untuk Tidak Menggunakan Softlens Saat Tidur Karena Berdampak Buruk pada Mata
1. Gangguan refraksi
Gangguan refraksi adalah suatu kondisi dimana adanya perbedaan refraksi pada kedua mata.
Perbedaan refraksi tersebut membuat mata yang memiliki penglihatan lebih jelas akan lebih dominan digunakan untuk melihat.
Kondisi ini jika tidak dilakukan koreksi di awal dapat menyebabkan terjadinya mata malas.
Baca juga: Gangguan Mata Tidak Mengenal Usia, Dapat Terjadi pada Anak Hingga Orangtua, Berikut Ulasan dr. Irfan

2. Mata juling
Mata juling merupakan kondisi dimana posisi kedua mata tidak sejajar atau terjadinya perbedaan kedudukan pada mata.
Menurut dr. Helda Puspitasari, mata juling dapat terjadi ke dalam dan juga dapat terjadi ke keluar.
Penglihatan seharusnya sejajar, namun pada kasus mata juling ini penglihatan dari kedua mata memiliki kedudukan yang berbeda.
Salah satu mata dapat melihat lurus ke depan, namun mata lainnya melihat ke arah yang tidak lurus, bisa ke arah bawah ataupun samping.
Baca juga: Berikut Makanan yang Sehat untuk Mata dan Turunkan Risiko Katarak, Termasuk Labu dan Telur

3. Katarak kongenital
dr. Helda Puspitasari menyebutkan, penyebab ketiga adalah katarak kongenital.
Katarak kongetinal adalah kondisi dimana mata mengalami kekeruhan lensa mata yang terjadi sejak lahir.
Kondisi mata sejak lahir sudah tertutup viasual aksisnya.
"Jadi pada saat bayi lahir, dia sudah tertutup visual aksisnya."
"Pada saat visual aksisnya tertutup di salah satu mata saja dan meskipun mata satunya bagus, namun penglihatannya tetap tidak baik."
Baca juga: dr. Rani Himayani Sp.M Paparkan Tanda-tanda Kelainan Refraksi Mata Berdasarkan Tipe Masalah

"Perkembangan penglihatan sebenarnya dimulai dari sejak bayi lahir, melihat cahaya dulu, kemudian diberikan rangsangan warna-warna."
"Kalau sedari kecil ia tidak dapat stimulus yang bagus, lama-lama kondisi matanya akan mengarah ke amblyopia."
Mata malas dapat terjadi mulai dari usia 0-3 bulan ketika bayi tidak mendapatkan stimulus perkembangan yang baik.
Oleh karena itu, ketika bayi mengalami katarak kongenital sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk diambil kataraknya.
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Bayam, Baik untuk Kesehatan Mata hingga Bantu Turunkan Tekanan Darah
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata, dr. Helda Puspitasari, Sp.M dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat pada 8 Juni 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)