TRIBUNHEALTH.COM - Jika infeksi jamur tidak ditangani dengan baik, dikhawatirkan akan muncul infeksi kulit.
dr. Halim menyampaikan bahwa infeksi jamur berbeda dengan infeksi kulit.
Pada infeksi jamur cenderung terjadi karena sering menggaruk dengan tidak memperhatikan kuku jari-jari yang tidak dipotong, sehingga muncul lesi seperti luka.
Jika kejadian ini tidak segera ditangani dengan baik, maka bisa menimbulkan infeksi pada kulit.
Apabila infeksi kulit tidak ditangani, maka dampaknya semakin luas.
Infeksi jamur yang tidak segera diatasi dengan baik, bisa menimbulkan kondisi sepsis.
dr. Halim mengatakan infeksi jamur bisa tidak berbahaya apabila mengenai kulit bagian atas.
Baca juga: Infeksi Jamur Beresiko Dialami Siapa Saja, Adakah Jenis-jenis Kulit yang Rentan Mengalaminya?
Infeksi jamur akan berbahaya apabila menyerang pada luka itu sendiri atau bisa masuk ke dalam darah.
Jika menyerang luka bahkan masuk ke dalam darah, akan lebih berbahaya dari infeksi jamur pada kulit.
Infeksi jamur yang mengakibatkan sepsis jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.
dr. Halim mengatakan, ketika seseorang mengalami sepsis dibersamai dengan demam yang tinggi dan tidak ditangani dengan intensif, maka bisa menyebabkan kematian.
Penyakit infeksi jamur bisa menular dan penularannya bisa dari hewan, atau bisa dari tumbuhan bahkan antar manusia.
Tetapi yang paling rentan atau infeksius adalah penularan dari hewan yang terinfeksi jamur.
Infseksi jamur dikenal dengan istilah Dermatomikosis.
Baca juga: dr. Halim Perdana Kusuma Sp.DV Paparkan Jenis-jenis Infeksi Jamur
Dermatomikosis disebabkan oleh infeksi jamur, ditandai dengan rasa gatal dan muncul ruam-ruam pada kulit.
Masalah ini terdapat pada lapisan atas kulit dan juga dibawah lapisan kulit.
Terdapat beberapa faktor penyebab dari Dermatomikosis yakni Trichopyton rubru atau spesies ekodermatobiton dan micro sprorum.
dr. Halim menyampaikan, untuk tipe-tipe kulit tidak ada perbedaan tetapi lebih cenderung pertumbuhan kolon jamur menyukai daerah-daerah yang basah.
Daerah-daerah yang lembab cenderung menyebabkan seseorang mudah mengalami infeksi jamur.
Daerah lembab seperti daerah lipatan tangan, lipatan kaki, dan lipatan paha.
Perlu diketahui bahwa penggunaan celana yang ketat tenyata mempermudah munculnya infeksi jamur.
Baca juga: dr. Halim Perdana Kusuma Sp.DV Paparkan Gejala dan Penyebab Infeksi Jamur
Penggunaan pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat rentan mengalami infeksi jamur.
dr. Halim mengatakan, orang-orang yang terinfesi jamur sebenarnya tidak mengenal usia dan siapa saja bisa beresiko mengalami infeksi jamur.
Tetapi orang-orang yang cenderung terinfeksi oleh jamur adalah orang-orang yang memiliki imunitas rendah.
Seseorang dengan imunitas rendah contohnya seperti orang dengan penyakit HIV, dimana terjadi penurunan imunitasnya.
Selain itu, orang-orang yang memiliki penyakit diabetes melitus atau kencing manis juga rentan mengalami infeksi jamur.
Pada orang yang memiliki kebersihan atau higienitas yang rendah tentu beresiko mengalami infeksi jamur.
Perlu diketahui pada orang yang mengalami obestisas ternyata juga mudah beresiko mengalaminya.
Baca juga: Waspada Infeksi Jamur pada Kulit yang Dijelaskan dr. Halim Perdana Kusuma Sp.DV
Kita ketahui imunitas pada seseorang mengalami penurunan, maka penyakit apa saja rentan pada orang tersebut tidak hanya infeksi jamur saja tetapi infeksi lain juga beresiko dialaminya.
Sedangkan pada orang obesitas dimana kita ketahui cenderung mengeluarkan keringat lebih banyak.
Sehingga pakaianya cenderung lembab dan pasti malas mengganti pakaian kering.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Halim Perdana Kusuma, Sp. DV. Seorang dokter spesialis dermatologi dan venerologi RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)