TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali ditemui ibu hamil yang terpapar covid-19 merasa sangat khawatir terhadap kehamilannya.
dr. Joeal Osbert menyampaikan bahwa dilihat terlebih dahulu penelitiannya.
Akan dilakukan pemeriksaan pada bayi-bayi yang lahir dari ibu yang positif covid-19.
Bayi akan diswab pada nasofaring atau hidung dan dilihat hasilnya.
Penyebaran ini bisa vertikal, arti dari vertikal ialah melalui plasenta atau ketika bayi tersebut lahir tertular melalui udara.
Pasti ada kemungkinan bayi terpapar covid-19 ketika baru saja lahir dan tertular melalui udara.
dr. Joeal Osbert menyampaikan, selain dilakukan swab pada bayi dilakukan juga pemeriksaan pada plasenta.
RNA atau materi genetik dari virus akan diperiksa.

Baca juga: Tak Hanya Tangkal Covid-19, Dokter: Penggunaan Masker Bisa Cegah Penyakit Berbahaya Lain
Ternyata bayi-bayi yang baru lahir dari ibu yang terpapar covid-19 terdapat sebanyak 7,7 persen yang ditemukan terpapar melalui plasenta.
Selain melakui plasenta, tali pusat juga dilakukan pemeriksaan dan ternyata ditemukan 2,9 persen bayi terpapar covid-19.
dr. Joeal Osbert mengatakan bahwa penularan covid-19 dari ibu ke janin kemungkinan bisa terjadi dan kemungkinannya kecil hanya sekitar 2-3 persen saja.
Jika dikatakan covid-19 tidak menular ke janin juga beum tentu, bisa saja janin tertular virus civid-19 tetapi kecil kemungkinannya.
Ibu hamil jelas lebih beresiko untuk terkena covid-19 dibandingkan orang yang tidak hamil.
dr. Joeal Osbert menyampaikan bahwa tubuh ibu hamil beradaptasi karena adanya janin didalam tubuhnya, janin merupakan benda asing untuk ibu hamil.
Tubuh akan menekan sistem imun ibu, agar tidak menyerang janin.
Baca juga: Muncul Omicron yang Lebih Menular, Ini Waktu yang Tepat untuk Akhiri Isolasi Mandiri Covid-19
Otomatis pertahanan tubuh akan lebih rendah atau menurun, jika sudah seperti ini maka ibu hamil akan mudah terinfeksi.
dr. Joeal Osbert juga menyampaikan, yang paling penting adalah melindungi diri sendiri dengan cara menjaga imun tetap optimal.
Menjaga imun tetap optimal misalnya dengan konsumsi makanan bergizi dan minum vitamin,.
Ibu hamil boleh beraktivitas diluar rumah, jika tidak beraktivitas diluar rumah maka ibu hamil bisa sakit karena stress, yang terpenting tetap mematuhi protokol kesehatan.
dr. Joeal Osbert mengatakan, dari 100 persen ibu hamil yang diperiksa sekitar 11 persen yang positif covid-19, dan dari 11 persen tersebut terdapat 52% nya adalah OTG atau orng tanpa gejala.
Rekomendai dari POGI (persatuan obstetri dan ginekologi Indonesia) mengatakan perlu dilakukan screening dan diagnosis pada ibu hamil yang akan melahirkan.
Baca juga: Waspada Ibu Hamil Beresiko Terpapar Covid-19, Berikut Penjelasan dr. Joeal Osbert Sp.OG
Pada ibu hamil yang hendak melahirkan atau memiliki keluhan sakit perut meskipun belum melahirkan, dan ketika di rumah sakit perlu dilakukan screening.
dr. Joeal Osbert menyampaikan, sebenarnya bawah standart dengan dilakukan PCR, tetapi jika dilakukan PCR biaya lebih mahal dan waktunya lebih lama sehingga hanya dilakukan tes Antigen atau screening dengan gejala-gejala yang dialami oleh ibu hamil.
Sedangkan pada ibu hamil yang belum waktunya melahirkan misalnya prematur atau ibu hamil yang masih dirumah perlu periksa jika mengalami gejala.
Gejalanya seperti demam, batuk, flu, badan lemas, atau merasakan keluhan yang tidak biasa sebaiknya segera memeriksakan diri.
Jika ibu kontak erat dengan pasien covid juga harus memeriksakan diri.
Yang termasuk ontak erat yang ialah jaraknya 1 meter dengan waktu 15 menit.
Apabila hari ini hasil periksa menunjukkan negatif, sebaiknya tunggu 5 hari lagi karena virus memiliki masa inkubasi.
Masa inkubasi adalah dari masuknya virus ke tubuh sampai menimbulkan gejala.
Selama masa inkubasi kemungkinan belum terdeteksi diantigen.
Ini disampaikan pada channel Tribun Manado bersama dengan dr. Joeal Osbert, Sp.OG. Seorang dokter spesialis kebidanan & kandungan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)