TRIBUNHEALTH.COM - Stres merupakan kondisi terjadinya perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan atau situasi baru.
Saat seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan hormon kortisol.
Saat kondisi ini terjadi, akan menyebabkan detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, pernapasan lebih cepat, dan otot menjadi tegang.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Jiwa, dr. Andri, Sp.KJ, FAPM memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Ayo Sehat.
dr. Andri, Sp.KJ, FAP menyampaikan, setiap orang dapat mengalami gangguan stres.
Artinya jika berbicara mengenai stres, itu adalah suatu hal yang wajar yang dapat dialami oleh setiap orang, karena tidak mungkin jika orang tidak mengalami stres.
Baca juga: Stres Dapat Memicu Seseorang untuk Makan Berlebihan atau Stress Eating, Dokter Paparkan Alasannya

Namun berbeda jika seseorang mengalami stres yang berlebihan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama, orang tersebut biasanya akan merasakan sesuatu hal yang berbeda.
Berikut ini beberapa hal yang biasanya dirasakan oleh seseorang yang mengalami stres.
- Merasakan kecemasan
Menurut dr. Andri, seseorang yang sedang stres akan cenderung merasa cemas.
Ia akan merasakan suatu hal yang terburu-buru, namun hal tersebut tidak jelas berasal dari mana.
Baca juga: Kenali Bahaya Stres Oksidatif Bisa Sebabkan Kanker Otak, Simak dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp. BS

- Merasakan tekanan
Selain kecemasan, seseorang yang menderita stres juga merasakan tekanan pada dirinya.
Biasanya ia sangat ingin untuk keluar dari lingkungan di sekitarnya.
Kondisi kecemasan dan tekanan yang muncul secara belebihan dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas penderitanya.
Jika hal tersebut sudah terjadi, ia sudah masuk dalam kategori mengalami masalah kejiwaan.
Baca juga: Berikut Ini Penyebab dan Gejala Stres Kronis, Termasuk Lekas Marah dan Banyak Makan

Stres sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu stres akut dan stres kronis.
Stres akut adalah stres yang terjadi dalam waktu yang singkat dan hilang dengan cepat.
Sedangkan stres kronis adalah stres yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dapat terjadi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
dr. Andri, Sp.KJ, FAP menuturkan, salah satu pelampiasan yang dilakukan oleh seseorang yang stres adalah makan secara berlebihan atau stress eating.
Namun hal ini tidak terjadi pada semua orang, terdapat beberapa orang yang melampiaskan stres dengan makan dan terdapat beberapa orang yang tidak memiliki nafsu makan saat sedang stres.
Baca juga: 5 Cara untuk Kontrol Stres, Mulai dari Olahraga, Cukup Tidur, hingga Menemukan Hobi Baru

Mengelola stres
dr. Andri, Sp.KJ, FAP memaparkan, untuk mengelola stres dapat dilakukan dengan memperhatikan pola makan yang baik dan teratur.
Pola makan yang baik artinya kita harus makan pada jadwal makan yang sudah ditetapkan, yaitu pagi, siang, dan malam.
Selain itu, pemilihan makanan juga menjadi hal yang penting untuk dapat mengelola stres dengan baik dan terapkan pola hidup sehat.
Baca juga: 3 Manfaat Berenang untuk Kesehatan Psikologis, Mulai dari Kelola Stres hingga Bikin Tidur Nyenyak
dr. Andri, Sp.KJ, FAP juga menghimbau untuk memiliki kualitas tidur yang baik, kurangi begadang, lakukan olahraga dan kelola pola pikir.
"Tentunya pola pikir yang sedang berhadapan dengan situasi saat stres harus dijaga."
"Jangan terlalu banyak menerima informasi yang tidak benar dan langsung dimasukkan ke otak."
Kelola pikiran dengan menyaring informasi yang ada, sehingga stres tidak terjadi secara berlarut-larut.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Jiwa, dr. Andri, Sp.KJ, FAPM dalam tayangan YouTube Kompas TV program Ayo Sehat pada 11 Agustus 2022.