Breaking News:

Kenali Bahaya Stres Oksidatif Bisa Sebabkan Kanker Otak, Simak dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp. BS

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai bahaya stres oksidatif yang bisa sebabkan kanker otak

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
zoom-inlihat foto Kenali Bahaya Stres Oksidatif Bisa Sebabkan Kanker Otak, Simak dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp. BS
pixabay.com
ilustrasi seseorang yang mengalami stress

TRIBUNHEALTH.COM - Kenali bahaya stress oksidatif dari dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp. BS, FINO, FINSS, FICS.

Anom menyebut stres oksidatif bisa mempercepat kerusakan sel hingga membuat tumor atau kanker bertumbuh lebih cepat.

Zat stres oksidatif tersebut bisa diperoleh dari makanan yang diolah dengan cara dibakar.

Baca juga: 5 Cara untuk Kontrol Stres, Mulai dari Olahraga, Cukup Tidur, hingga Menemukan Hobi Baru

"Makanan yang dibakar, arangnya nempel seperti sate, itu zat stres oksidatifnya tinggi," ucapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.

Tak hanya jenis makanan yang dibakar, olahan gorengan dengan menggunakan minyak yang telah digunakan berulang kali itu juga memiliki stres oksidatif yang tinggi.

ilustrasi seseorang yang merasa stress
Ilustrasi seseorang yang merasa stress (grid.id)

Baca juga: 3 Manfaat Berenang untuk Kesehatan Psikologis, Mulai dari Kelola Stres hingga Bikin Tidur Nyenyak

Kemudian kebiasaan merokok, kandungan tar pada rokok bisa mencetuskan zat stres oksidatif yang tinggi. Begitu halnya dengan paparan asap kendaraan.

"Jadi pantangan makanan tidak ada yang spesifik yang membuat tumor atau kanker otak bertumbuh lebih cepat."

"Cuman ya itu pada makanan yang mengandung stres oksidatif yang tinggi," papar Anom.

Kanker Otak

Kanker menunjukkan sebagai kondisi tumor yang ganas.

2 dari 4 halaman

Tumor ganas cenderung bergerak lebih pasif dbanding tumor jinak.

Baca juga: Kenali Seputar Mata Malas atau Amblyopia yang Disampaikan dr. Helda Puspitasari, Sp.M.

Ilustrasi penyakit kanker
Ilustrasi penyakit kanker (lifestyle.kompas.com)

Berdasarkan teori, kanker otak bermestastase atau didapat dari adanya penyakit lain.

Misalnya didapat dari:

- Kanker paru

Baca juga: BPOM Izinkan Penggunaan Paxlovid jadi Obat bagi Pasien Covid-19, Klaim Turunkan Risiko Kematian 89 persen

- Kanker prostat

- Kanker usus.

Berbeda dengan tumor yang hanya membutuhkan pembedakan dan penanganan akan sekesai, pada kanker membutuhkan tindakan lebih lanjut. Seperti melalui radiasi atau kemoterapi.

Tanda Nyeri Kepala Indikasi Tumor Otak

Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi sakit kepala (Kompas.com)

Nyeri kepala sering disebut juga sebagai sakit kepala.

Keluhan nyeri kepala kerap dirasakan masyarakat pada umumnya.

Baca juga: Tinea Capitis Disebabkan oleh Jamur, Picu Munculnya Bercak Gatal di Kulit Kepala

3 dari 4 halaman

Sehingga membuat masyarakat banyak tak memikirkan risiko terburuk dibalik keluhan yang muncul ini.

Padahal sebenarnya, nyeri kepala bisa jadi pertanda penyakit serius sedang menimpa Anda.

Adalah salah satunya penyakit Tumor otak.

Ilustrasi otak manusia
Ilustrasi otak manusia (Pixabay)

Penyakit ini memiliki tanda adanya nyeri kepala yang terus-menerus.

Keadaan nyeri kepala tanda tumor otak dalam bahasa medis disebut kronis progresif.

"Jadi mengalami nyeri kepala yang tidak pernah hilang, sesekali waktu mungkin menghilang tetapi muncul lagi," ucap Anom.

Baca juga: Benarkah Jika Pengidap Skizofrenia yang Sedang Hamil Bisa Memengaruhi Perkembangan Otak Janin?

Tanda nyeri kepala ini seiring berjalannya waktu akan semakin berat.

Misalnya jika diawalnya hanya merasakan skala 3 dari total skala 10, maka seiring waktu skala sakit yang dirasakan kian bertambah.

Ilustrasi letak tumor otak
Ilustrasi letak tumor otak (solo.tribunnews.com)

Selain adanya nyeri kepala, tanda lain juga bisa dicurigai adanya tumor pada otak.

Seperti adanya:

4 dari 4 halaman

- Kelumpuhan

Baca juga: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kelumpuhan pada Wajah, Ada yang Bisa Sembuh Sendiri

- Gangguan bicara

- Kejang

- Turun kesadaran.

Ilustrasi seorang wanita yang pingsan saat bekerja
Ilustrasi seorang wanita yang pingsan saat bekerja (m.tribunnews.com)

Bila muncul sejumlah gejala penunjang di atas, sebaiknya segera diwaspadai karena pertanda nyeri kepala yang tidak biasa.

Tanda Sakit Kepala Berbahaya

Berikut ini sejumlah tanda sakit kepala indikasi penyakit serius.

Di antaranya:

1. Seiring waktu nyeri kepala bertambah berat

Ilustrasi alami nyeri kepala
Ilustrasi alami nyeri kepala (Freepik.com)

Misalnya mengalami nyeri kepala skala 3 dari rentang 1 sampai 10.

Namun seiring waktu, nyeri kepala kian bertambah.

Hal itu menandakan adanya intensitas yang bertambah di daerah kepala yang membuat nyeri kepala bertambah.

Baca juga: Otak Aktifkan Mekanisme Fight or Flight saat Stres, Punya Dampak Buruk untuk Kesehatan Jantung

Bisa jadi tanda ini indikasi adanya penyakit tumor otak.

"Jadi kalau ada yang mengalami nyeri kepala kronis progresif itu patut dicurigai seseorang mengalami kelainan tumor otak," terang Anom.

2. Nyeri Kepala Luar Biasa

Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi sakit kepala (Pixabay)

Tiba-tiba merasakan serangan nyeri kepala yang luar biasa.

Kondisi ini bisa jadi tanda pendarahan di otak. Biasanya merupakan pendarahan pada selaput otak.

3. Nyeri kepala dengan gejala lain

Mengalami nyeri kepala disertai gejala lain, seperti adanya kelemahan di separuh tubuh.

Seperti:

Baca juga: dr. I Gde Anom: Nyeri Kepala Kronis dan Sering Hilang Muncul Bisa Menandakan Tumor Otak

- Kejang

- Kelemahan di separuh gerak

Ilustrasi kelumpuhan pada salah satu sisi wajah
Ilustrasi kelumpuhan pada salah satu sisi wajah (Kompas.com)

- Bicara pelo

- Jalan terganggu.

Adanya tanda-tanda diatas bisa jadi mengindikasikan mengalami penyakit stroke.

Baca juga: Ragam Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh yang Perlu Dihindari Lansia dengan Penyakit Stroke

Penjelasan dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp. BS, FINO, FINSS, FICS ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKesehatan MentalGangguan MentaldepresiStresdr. I Gde Anom
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved