TRIBUNHEALTH.COM - Mata malas atau Amblyopia merupakan gangguan penglihatan sebelah mata karena otak dan mata tidak terhubung dengan baik.
Akibatnya penglihatan seseorang yang mengalami mata malas akan menurun.
Gangguan mata malas akan menyebabkan fokus penglihatan yang dihasilkan kedua mata berbeda.
Efeknya, otak hanya akan menerjemahkan penglihatan dari mata yang baik dan mengabaikan penglihatan dari mata yang mengalami gangguan.
Umumnya mata malas terjadi sejak lahir hingga usia 7 tahun.
Namun, pada beberapa kasus langka, mata malas dapat menyerang kedua mata.

Baca juga: Kulit Keriput dan Kulit Kendur Rentan Terjadi Seluruh Area Wajah? Begini Jawaban Dokter
Amblyopia atau lazy eye karena penurunan dari fungsi penglihatan.
Penyebab dari amblyopia atau mata malas adalah pada saat perkembangan sistem penglihatan saat anak-anak tidak bisa mendapatkan fokusnya.
Sehingga pada saat dilakukan koreksi dengan kaca mata pun tidak bisa mendapatkan penglihatan terbaiknya.
Amblyopia atau mata malas bisa terjadi pada satu mata ataupun dua mata.
dr. Helda menyampaikan bahwa kondisi mata pada penderita mata malas sebenarnya baik-baik saja dan secara dilihat dari pasiennya tidak ada masalah.
Hanya saja fungsi penglihatan tajamnya tidak bisa maksimal.
Baca juga: Bagaimana Cara Masuk ke Masa Lalu Penderita Bipolar? Ini Jawaban dr. Yanne Cholida
Mata malas atau amblyopia sebenarnya terdiri dari 3 kelompok penyebab.
de. Helda mengatakan bahwa mata minus sebenarnya masuk ke dalam gangguan penglihatan atau refraktif error.
Sedangkan tajam penglihatan yang tidak dikoreksi dengan baik sejak awal, maka bisa menyebabkan mata malas.
Perbedaan kedudukan dari mata atau mata juling bisa juga terjadi mata malas pada mata yang juling.
Pada anak-anak dengan katarak kongenital, saat lahir sebenarnya visual axis sudah tertutup.
dr. Helda menyampaikan, sebenarnya tidak hanya katarak kongenital yang dikenal dengan amblyopia deprivatif.
Baca juga: Pemulihan Sunat Lebih Cepat Menggunakan Metode Modern atau Konvensional? Begini Kata dr. Irmadani
Ketika kondisi mata yang tertutup satu dan kondisi mata lain bagus, tetapi tidak mendapat rangsangan penglihatan yang baik.
Sehingga pasien akan menganggap bahwa melihat dengan satu mata saja sudah cukup.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Helda Puspitasari, Sp.M. Seorang dokter spesialis mata.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)