Breaking News:

Alergi Cumi, Bisakah Berkembang ke Alergi Makanan Laut Lain? Ini Kata dr. Prasna Pramita, Sp.PD

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai alergi makanan yang perlu diketahui

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi pemeriksaan 

TRIBUNHEALTH.COM - Cumi adalah bagian dari makanan laut yang banyak diminati masyarakat.

Cumi dapat dikonsumsi dengan beragam jenis olahan masakan yang dapat menggugah selera.

Meski terkenal dengan kelezatannya, sayangnya tak semua orang bisa menikmati olahan cumi.

Baca juga: Sangat Mungkin Infus Whitening Bisa Menimbulkan Alergi, dr. Satya Perdana: Tetapi Sangat Jarang

Hal ini seringkali diakibatkan karena mengalami alergi pada cumi.

Adanya tanda alergi pada cumi, tak jarang menimbulkan pertanyaan baru.

Mungkinkah alergi pada cumi ini bisa menjalar pada alergi makanan laut yang lain?

Ilustrasi - Makanan yang dapat menyebabkan alergi
Ilustrasi - Makanan yang dapat menyebabkan alergi (Lifealth)

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS memberikan tanggapannya.

Berdasarkan penjelasannya, tidak akan menular secara langsung.

Namun mengingat termasuk olahan makanan laut, maka biasanya yang sering terjadi jika sudah alergi cumi juga akan mengalami alergi udang.

Baca juga: Mengetahui Pencetus Alergi dengan Lakuan Tes Alergi, Skin Prick Test Hingga Tes Alergi Melalui Darah

Walau demikian hal ini belum tentu dipastikan akan terjadi pada setiap orang.

2 dari 4 halaman

Untuk memastikannya, bisa mencoba dengan melakukan tes alergi.

"Jadi itu biasanya kita coba ataupun kita lakukan tes alergi itu jauh akan lebih tepat menjawab," kata Prasna.

Pentingnya Tes Alergi

Ilustrasi pentingnya pemeriksaan kesehatan
Ilustrasi pentingnya melakukan tes alergi (lifestyle.kompas.com)

Menurut Prasna, tes alergi sangat penting dilakukan untuk mendeteksi faktor pencetus alergi.

Dengan begitu, diharapkan bisa mengantisipasinya dan tidak akan mengalami alergi.

"Kalau kita bisa menghindari pencetusnya, alerginya jadi tidak kambuh," paparnya Prasna.

Baca juga: Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan, Salah Satunya Bisa Sampai Mengancam Nyawa

Terlebih lagi, obat utama dalam kasus alergi ialah pencegahan.

Disamping dengan obat-obatan yang memang dipastikan dapat membantu.

Tes alergi yang bisa diambil dari tes darah.

Ilustrasi pemeriksaan dokter
Ilustrasi pemeriksaan dokter (Pixabay)

Tes tusuk atau Skin prick test adalah tes yang biasa dilakukan untuk tes alergi.

3 dari 4 halaman

Disebutkan, sekitar 54 macam bahan makanan bisa dideteksi dnegan menggunakan Skin Prick test ini.

"Jadi kita ditusuk nih di kulit, misalnya nomor 1 udang, 2 ikan, dan lain-lain. Itu ada sekitar 24 macam ditambah kontrol positif dan negatif jadi 26 macam," jelas Prasna.

Reaksi Pasca Alergi

Alergi adalah suatu kondisi yang merujuk pada sistem kekebalan tubuh yang bereaksi dengan bahan-bahan alergen.

Bahan-bahan alergen ini sebenarnya tidak berbahaya.

Baca juga: Dust Mites Allergy atau Alergi Tungau Debu Dapat Diobati dengan Obat Antihistamin

Namun karena tubuh terus terpapar dengan bahan alergen tersebut, akhirnya memunculkan masalah atau reaksi alergi.

Reaksi yang bisa timbul pasca terkena alergi antara lain:

- Merah-merah di kulit

- Batuk

Ilustrasi seseorang yang mengalami batuk
Ilustrasi seseorang yang mengalami batuk (health.grid.id)

- Pilek

4 dari 4 halaman

- Mual

- Muntah

Baca juga: Alami Batuk Disertai Muntah? Berhenti Merokok hingga Perbanyak Istirahat Bisa Bantu Redakan Gejala

- Sesak napas

Penanganan Alergi

Ketika mengalami alergi, masyarakat bisa mengonsumsi obat anti alergi.

Obat anti alergi tersebut sangat mudah ditemui di pasaran.

Ilustrasi gejala alergi akibat tungau debu rumah
Ilustrasi gejala alergi akibat tungau debu rumah (kompas.com)

Obat anti alergi ini bisa dikonsumsi hingga 3 sampai 5 hari.

"Coba saja nggak papa-papa minum dulu obat anti alergi, seperti 1 tablet sampai beberapa hari," imbau Prasna.

Namun jika sudah melewati batas ketentuan, seperti 5 hari lamanya, maka segera cari pertolongan ke dokter.

Baca juga: Berikut 4 Jenis Reaksi Alergi yang Perlu Diwaspadai

Jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Karena jika terlambat, bisa saja kulit sudah mengalami kondisi yang lebih parah akibat sering digaruk karena merasakan gatal.

"Kalau tidur suka menggaruk, terkadang itu sering dilupakan akhirnya menimbulkan luka."

"Luka ini jadi berbekas dan sulit disembuhkan kalau sudah dewasa, berbeda dengan anak-anak," ungkap Prasna.

Tubuh yang Rentan Terkena Alergi

Alergi bisa terjadi karena berbagai macam faktor penyebab.

Namun biasanya, alergi timbul hanya pada area tertentu saja.

Ilustrasi pilek akibat rhinitis alergi
Ilustrasi pilek akibat rhinitis alergi (Pexels)

Menurut pemaparan Prasna, area tubuh yang sering terkena alergi terbagi menjadi 2 jenis, yakni area lokal dan sistemik.

Pada area lokal terdapat pada kulit, sementara sistemik pada dalam tubuh.

Baca juga: Selain Virus dan Bakteri, Alergi juga Bisa Sebabkan Konjungtivitis, Mata Jadi Tampak Merah

Bila area sistemik yang terkena, maka bisa memunculkan batuk, pilek, bersin-bersin, mual atau muntah, hingga sesak napas dan perut tidak nyaman.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAlergiPrasna Pramitaalergi makanan Alprazolam
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved