TRIBUNHEALTH.COM - Cumi adalah bagian dari makanan laut yang banyak diminati masyarakat.
Cumi dapat dikonsumsi dengan beragam jenis olahan masakan yang dapat menggugah selera.
Meski terkenal dengan kelezatannya, sayangnya tak semua orang bisa menikmati olahan cumi.
Baca juga: Sangat Mungkin Infus Whitening Bisa Menimbulkan Alergi, dr. Satya Perdana: Tetapi Sangat Jarang
Hal ini seringkali diakibatkan karena mengalami alergi pada cumi.
Adanya tanda alergi pada cumi, tak jarang menimbulkan pertanyaan baru.
Mungkinkah alergi pada cumi ini bisa menjalar pada alergi makanan laut yang lain?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS memberikan tanggapannya.
Berdasarkan penjelasannya, tidak akan menular secara langsung.
Namun mengingat termasuk olahan makanan laut, maka biasanya yang sering terjadi jika sudah alergi cumi juga akan mengalami alergi udang.
Baca juga: Mengetahui Pencetus Alergi dengan Lakuan Tes Alergi, Skin Prick Test Hingga Tes Alergi Melalui Darah
Walau demikian hal ini belum tentu dipastikan akan terjadi pada setiap orang.
Untuk memastikannya, bisa mencoba dengan melakukan tes alergi.
"Jadi itu biasanya kita coba ataupun kita lakukan tes alergi itu jauh akan lebih tepat menjawab," kata Prasna.
Pentingnya Tes Alergi

Menurut Prasna, tes alergi sangat penting dilakukan untuk mendeteksi faktor pencetus alergi.
Dengan begitu, diharapkan bisa mengantisipasinya dan tidak akan mengalami alergi.
"Kalau kita bisa menghindari pencetusnya, alerginya jadi tidak kambuh," paparnya Prasna.
Baca juga: Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan, Salah Satunya Bisa Sampai Mengancam Nyawa
Terlebih lagi, obat utama dalam kasus alergi ialah pencegahan.
Disamping dengan obat-obatan yang memang dipastikan dapat membantu.
Tes alergi yang bisa diambil dari tes darah.

Tes tusuk atau Skin prick test adalah tes yang biasa dilakukan untuk tes alergi.
Disebutkan, sekitar 54 macam bahan makanan bisa dideteksi dnegan menggunakan Skin Prick test ini.
"Jadi kita ditusuk nih di kulit, misalnya nomor 1 udang, 2 ikan, dan lain-lain. Itu ada sekitar 24 macam ditambah kontrol positif dan negatif jadi 26 macam," jelas Prasna.
Reaksi Pasca Alergi
Alergi adalah suatu kondisi yang merujuk pada sistem kekebalan tubuh yang bereaksi dengan bahan-bahan alergen.
Bahan-bahan alergen ini sebenarnya tidak berbahaya.
Baca juga: Dust Mites Allergy atau Alergi Tungau Debu Dapat Diobati dengan Obat Antihistamin
Namun karena tubuh terus terpapar dengan bahan alergen tersebut, akhirnya memunculkan masalah atau reaksi alergi.
Reaksi yang bisa timbul pasca terkena alergi antara lain:
- Merah-merah di kulit
- Batuk

- Pilek
- Mual
- Muntah
Baca juga: Alami Batuk Disertai Muntah? Berhenti Merokok hingga Perbanyak Istirahat Bisa Bantu Redakan Gejala
- Sesak napas
Penanganan Alergi
Ketika mengalami alergi, masyarakat bisa mengonsumsi obat anti alergi.
Obat anti alergi tersebut sangat mudah ditemui di pasaran.

Obat anti alergi ini bisa dikonsumsi hingga 3 sampai 5 hari.
"Coba saja nggak papa-papa minum dulu obat anti alergi, seperti 1 tablet sampai beberapa hari," imbau Prasna.
Namun jika sudah melewati batas ketentuan, seperti 5 hari lamanya, maka segera cari pertolongan ke dokter.
Baca juga: Berikut 4 Jenis Reaksi Alergi yang Perlu Diwaspadai
Jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.
Karena jika terlambat, bisa saja kulit sudah mengalami kondisi yang lebih parah akibat sering digaruk karena merasakan gatal.
"Kalau tidur suka menggaruk, terkadang itu sering dilupakan akhirnya menimbulkan luka."
"Luka ini jadi berbekas dan sulit disembuhkan kalau sudah dewasa, berbeda dengan anak-anak," ungkap Prasna.
Tubuh yang Rentan Terkena Alergi
Alergi bisa terjadi karena berbagai macam faktor penyebab.
Namun biasanya, alergi timbul hanya pada area tertentu saja.

Menurut pemaparan Prasna, area tubuh yang sering terkena alergi terbagi menjadi 2 jenis, yakni area lokal dan sistemik.
Pada area lokal terdapat pada kulit, sementara sistemik pada dalam tubuh.
Baca juga: Selain Virus dan Bakteri, Alergi juga Bisa Sebabkan Konjungtivitis, Mata Jadi Tampak Merah
Bila area sistemik yang terkena, maka bisa memunculkan batuk, pilek, bersin-bersin, mual atau muntah, hingga sesak napas dan perut tidak nyaman.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)