TRIBUNHEALTH.COM - Postpartum depression atau depresi pascamelahirkan tidak hanya terjadi pada wanita, melainkan juga bisa menyerang pria.
Namun, sejumlah hal bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.
Sebuah meta-analisis 2019 mengklaim bahwa skrining rutin, menerapkan teknik pencegahan, dan memberikan perawatan yang tepat adalah kunci untuk memerangi depresi pascapersalinan pria, dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today (MNT) pada Selasa (2/8/2022).
Beberapa tips sederhana seperti cukup tidur juga bisa membantu.
Berikut ini adalah uraian untuk mengatasi depresi pascamelahirkan pada pria.
Pengobatan

Baca juga: Ayah Bisa Alami Depresi setelah Bayi Dilahirkan, Jadi Mudah Marah, Gelisah, dan Kurang Motivasi
Dokter mungkin meresepkan obat untuk pria dengan depresi pascamelahirkan.
Obat ini kemungkinan besar akan menjadi antidepresan.
Antidepresan adalah stimulan yang menyeimbangkan bahan kimia di otak.
Baca juga: Postpartum Depression Bisa Terjadi pada Pria, Dapat Disebabkan Faktor Hormonal hingga Kecemasan
Ada banyak jenis antidepresan, beberapa yang paling umum termasuk:
- fluoksetin
- sertraline
- venlafaxine
- citalopram
- escitalopram
- paroksetin
Terapi

Seseorang dengan depresi dapat mengambil manfaat dari terapi bicara.
Meski demikian sebenarnya ada beberapa jenis terapi yang berbeda, termasuk psikoterapi, terapi perilaku kognitif (CBT), dan terapi pasangan.
Dokter mungkin dapat membantu menyarankan di mana orang dapat mengakses terapis.
Baca juga: Orang Berisiko Mengalami Kecemasan dan Depresi jika Terus-terusan Insomnia
Seseorang mungkin juga ingin mempertimbangkan untuk bergabung dengan support group.
Di sini, mereka dapat bertemu individu dalam situasi yang sama dan berbagi mekanisme koping.
Pengobatan rumahan

Baca juga: Makanan Pedas dan Sejumlah Hal Berikut Bisa Sebabkan Tidur Tak Nyenyak
Selain itu, seseorang mungkin ingin mencoba pengobatan rumahan atau perawatan tambahan.
Pengobatan yang dimaksud dapat mencakup:
- menjalani akupunktur
- menjalani terapi pijat
- berpartisipasi dalam olahraga
- menemukan pemicu
- menghindari alkohol dan obat-obatan
- tidur lebih banyak.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)