TRIBUNHEALTH.COM - Depresi pascamelahirkan atau postpartum depression tak hanya terjadi pada wanita, melainkan juga bisa dialami seorang pria yang baru saja menjadi ayah.
Gejala kondisi ini meliputi perasaan gelisah, kurang motivasi, cepat marah, bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Memang, postpartum depression pada pria adalah diagnosis yang kurang umum daripada depresi postpartum wanita.
"Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dan pemeriksaan dari petugas kesehatan," tulis situs medis Medical News Today (MNT).
Baca juga: Menyusui Bermanfaat untuk Ibu, Bisa Cegah Depresi Postpartum (PPD) hingga Turunkan Berat Badan
Postpartum depression dapat terjadi karena berbagai alasan pada pria, mulai dari faktor hormonal, merasa kewalahan, kurang tidur, riwayat depresi, masalah finansial, hingga kecemasan.
Namun, kondisi ini dapat diobati dengan terapi, obat-obatan, atau pengobatan rumahan.
Gejala

Gejala postpartum depression sama untuk pria dan wanita.
CDC mencantumkan yang berikut ini sebagai gejala postpartum depression:
- terus menerus merasa sedih, cemas, atau kosong
- sering memiliki pikiran negatif dan perasaan putus asa, bersalah, atau tidak berharga
- lekas marah atau marah
- kegelisahan
- kekurangan energi atau motivasi
- kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan
- masalah memori
Baca juga: Psikolog Ungkap Pernikahan Dini Memicu Gangguan seperti Baby Blues hingga Postpartum Depression
- tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan
- pikiran bunuh diri
- sakit dan nyeri terus menerus
Seseorang harus mencari bantuan segera jika mereka mengalami gejala depresi yang parah, misalnya pikiran untuk bunuh diri.
Postpartum depression wanita vs pria

Baca juga: Ini Waktu Terbaik Memiliki Anak Kedua Pasca-Melahirkan, Dokter Paparkan Sejumlah Alasan Penting
Depresi pascamelahirkan pria dan wanita identik dalam hal gejala.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin untuk menerima diagnosis depresi pascamelahirkan.
Sebuah studi tahun 2019 di Inggris juga menemukan bahwa profesional kesehatan lebih mungkin untuk mengidentifikasi gejala depresi pascamelahirkan pada wanita.
Studi ini menyimpulkan perlunya lebih banyak kesadaran tentang postpartum depression pria.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)