Breaking News:

Gigi yang Hilang dan Tak Segera Diatasi, Bisa Berikan Dampak Jangka Panjang dan Mengganggu Fungsinya

Menurut drg. Citra Paramita, gigi yang hilang perlu dilakukan pergantian dengan menggunakan gigi palsu atau gigi tiruan, begini penjelasannya.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi dampak gigi hilang atau copot, simak penuturan drg. Citra Paramita 

TRIBUNHEALTH.COM - Penyebab gigi hilang atau lepas bisa bermacam-macam.

Kondisi ini tentu saja menjadi masalah bagi sebagian besar orang.

Secara normal, jumlah keseluruhan gigi adalah 32 gigi dewasa.

Gigi ini yang tumbuh dan berfungsi di dalam rongga mulut.

Akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan gigi hilang.

Faktor yang menyebabkan gigi hilang misalnya seperti kehilangan gigi yang bersifat kongenital, terutama gigi seri kedua pada rahang atas dan gigi geraham pada rahang bawah.

Baca juga: dr. Ayodhia Pitaloka Paparkan Jika Semakin Banyak Cacing Dewasa di dalam Tubuh Bisa Sebabkan Anemia

Ilustrasi gigi hilang
Ilustrasi gigi hilang, begini kata drg. Citra Paramita (Pixabay.com)

Baca juga: Ketahui Cara Penularan Parasit Cacing hingga Jenis-jenis Cacing yang Paling Sering Menginfeksi Anak

Selain itu, bisa juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan merawat gigi sehingga bisa menyebabkan gigi berlubang dan penyakit periodontal, kebiasaan merokok, frekuensi mengunjungi dokter gigi dan trauma atau kecelakaan.

Gigi hilang bisa memberikan dampak jangka panjang.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Sapa Indonesia Pagi edisi 21 Desember 2021.

Jika terjadi kehilangan gigi bawah maka bisa menyebabkan gigi atasnya ekstrusi gigi atau turun ke bawah.

2 dari 3 halaman

Perlu menjadi informasi jika ekstrusi gigi ialah lepasnya gigi dari soketnya pada tulang alveolar.

Ekstrusi dari gigi atas tentu juga bisa menyebabkan penekanan pada gusi.

Tentu saja hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit ketika mengunyah makanan.

Tak hanya itu saja, kehilangan gigi bisa menyebabkan pergeseran dari gigi sebelahnya sehingga bisa memengaruhi proses pengunyahan.

Baca juga: drg. Ardiansyah: Perawatan Ortodonti Korektif Dilakukan Saat Usia Dewasa Karena Melibatkan Skeletal

Ilustrasi gigi yang terlepas
Ilustrasi gigi yang terlepas, ketahui penjelasan drg. Citra Paramita (Pixabay.com)

Baca juga: Perlu Diketahui Jika Sunat pada Wanita Tidak Memberikan Manfaat, Bahkan Bisa Berdampak Buruk

Kondisi ini bisa meningkatkan terjadinya potensi karies gigi.

Ini disebabkan karena terjadi pergeseran gigi sehingga sisa-sisa makanan akan sangat mudah untuk terperangkap diantara sela-sela gigi.

Terkait kondisi ini, drg. Citra memberikan solusi untuk menangani gigi yang hilang.

Menurut drg. Citra Paramita, perlu dilakukan pergantian dengan menggunakan gigi palsu.

"Karena jangka panjangnya itu selain pergeseran dari gigi-gigi juga bisa menyebabkan atrofi dari gusi maupun tulangnya," kata drg. Citra Paramita.

Akibatnya, gusi dan tulang menjadi mengecil pada sisi gigi yang hilang.

3 dari 3 halaman

Selain menghambat pengunyahan, gigi yang hilang juga bisa memengaruhi tampilan estetika.

Hal ini dibenarkan oleh drg. Citra Paramita karena bisa memengaruhi tampilan wajah.

"Jadi sebenarnya untuk penggantian gigi palsu ini, selain untuk membantu sistem pengunyahan dan juga efeknya nanti ke penernaan, karena pengunyahan yang baik juga memberikan efek ke pencernaan," ungkap drg. Citra Paramita.

Baca juga: Para Ahli Berpendapat Bahwa Sunat atau Khitan Bisa Mencegah Terjadinya Banyak Penyakit

Ilustrasi gigi yang ompong atau hilang, begini penjelasan drg. Citra Paramita
Ilustrasi gigi yang ompong atau hilang, begini penjelasan drg. Citra Paramita (bogor.tribunnews.com)

Baca juga: dr. Yanne Cholida, SCp Ungkap Tindakan yang Dilakukan untuk Menghindari Depresi saat Berduka

drg. Citra Paramita memaparkan jika kondisi ini akan memengaruhi estetika lantaran adanya atrofi dari satu sisi tulang, sehingga bisa menyebabkan asimetris pada wajah.

Berdasarkan penuturan drg. Citra Paramita, apabila hal ini terjadi sebaiknya segera dilakukan perawatan dan tidak menunggu terlalu lama.

"Hal ini karena jika sudah terjadi pergeseran dan atrofi dari gusi maupun tulangnya, nanti ada beberapa perawatan pendahuluan oleh dokter sebelum dilakukan pemasangan gigi palsu agar gigi palsunya baik dan fit pada saat dilakukan pemasangan," imbuhnya.

Baca juga: Rupanya Ada Beragam Metode Sunat yang Dapat Dilakukan, dr. Rizki: Asal Tujuannya Tercapai Maka Aman

Penjelasan Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Sapa Indonesia Pagi edisi 21 Desember 2021.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKesehatan mulutdrg. Citra ParamitaKesehatan gigiperawatan gigiRongga Mulut
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved