TRIBUNHEALTH.COM - Patah hati memang menyakitkan dan mengganggu suasana hati seseorang yang disebabkan kesedihan mendalam.
Namun apakah patah hati dapat menyebabkan kelainan pada jantung?
Jawabannya bisa saja karena ada suatu kelainan jantung, broken heart syndrome yang dipicu oleh patah hati.
Bahkan penderitanya bisa merasakan nyeri dada yang intens.
Dikutip dari heart.org, Broken heart syndrome atau sindrom patah hati , juga disebut kardiomiopati akibat stres atau kardiomiopati takotsubo, yang dapat menyerang siapa saja bahkan jika Anda sehat.
Tribunhealth.com melansir dari artikel yang sama, bahwa wanita cenderung lebih rentan mengalami sindrom patah hati daripada pria.
Baca juga: Memahami Lebih Dalam Definisi dan Penyebab Jantung Bengkak atau Kardiomegali
Ketika patah hati, wanita rentan mengalami nyeri dada yang tiba-tiba dan intens.
Ini merupakan reaksi terhadap lonjakan hormon stres yang dapat disebabkan oleh peristiwa yang membuat stres secara emosional.
Bisa jadi disebabkan kematian orang yang dicintai atau perceraian; putus cinta atau perpisahan; bahkan pengkhianatan atau penolakan dalam percintaan.
Bahkan sindrom ini bisa terjadi setelah mendapat kejutan, seperti memenangkan lotre.
Sindrom patah hati bisa jadi disalahartikan sebagai serangan jantung karena gejala dan hasil tesnya serupa.

Tes menunjukkan perubahan dramatis dalam ritme dan zat darah yang khas dari serangan jantung. Tapi tidak seperti serangan jantung, tidak ada bukti penyumbatan arteri jantung.
Pada sindrom patah hati, bagian dari jantung untuk sementara membesar dan tidak memompa dengan baik, sedangkan bagian jantung lainnya berfungsi normal atau bahkan berkontraksi lebih kuat.
Para peneliti terus mempelajari lebih lanjut tentang penyebabnya, dan bagaimana mendiagnosis dan mengobatinya.
Baca juga: Kandungan Buah Pisang Bagus untuk Kesehatan Jantung hingga Suasana Hati
Berita buruknya, sindrom patah hati dapat menyebabkan gagal jantung jangka pendek.
Kabar baiknya sindrom patah hati biasanya dapat diobati. Kebanyakan orang yang mengalaminya sembuh total dalam beberapa minggu, dan berisiko rendah untuk itu terjadi lagi (walaupun dalam kasus yang jarang bisa berakibat fatal).
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala sindrom patah hati yang paling umum adalah angina (nyeri dada) dan sesak napas.
Anda dapat mengalaminya bahkan jika tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
Aritmia (detak jantung abnormal) atau cardiogenic shock juga dapat terjadi pada orang yang menderita sindrom patah hati.
Cardiogenic shock atau syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung yang tiba-tiba melemah tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Ketika orang meninggal karena serangan jantung, syok kardiogenik adalah penyebab paling umum.
Baca juga: Kiat-kiat Berolahraga yang Aman bagi Penderita Penyakit Jantung
Apa beda serangan jantung dan sindrom patah hati?
Beberapa tanda dan gejala sindrom patah hati berbeda dengan gejala serangan jantung.
Pada sindrom patah hati, gejala terjadi tiba-tiba setelah stres emosional atau fisik yang ekstrem.
Berikut beberapa perbedaan lainnya:
- Hasil EKG (tes yang merekam aktivitas listrik jantung) sindrom patah hati, tidak terlihat sama dengan hasil EKG untuk seseorang yang mengalami serangan jantung.
- Tes darah tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
- Tes tidak menunjukkan tanda-tanda penyumbatan di arteri koroner.
- Tes menunjukkan gerakan yang tidak biasa dari ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri).
- Waktu pemulihan biasanya dalam beberapa hari atau minggu, lebih cepat dibandingkan dengan waktu pemulihan serangan jantung yang mencapai sebulan atau lebih.
Baca juga: Waspada, Stres Terus Menerus Mempengaruhi Kesehatan Jantung dan Sebabkan Penyakit Kardiovaskular
Apa yang harus dilakukan saat alami Sindrom Patah Hati?
Jika dokter mendiagnosis Anda menderita sindrom patah hati, Anda mungkin memerlukan angiografi koroner, tes yang menggunakan pewarna dan sinar-X khusus untuk menunjukkan bagian dalam arteri koroner.
Tes diagnostik lainnya adalah tes darah, EKG, ekokardiografi (tes tanpa rasa sakit yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bergerak dari jantung Anda) dan MRI jantung. (Tribunhealth.com / Ekarista R.)
Baca berita lain tentang kesehatan jantung di sini.