TRIBUNHEALTH.COM - Depresi merupakan suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.
Bahkan depresi tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga terjadi pada anak-anak.
Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ membenarkan jika depresi pada anak-anak sangat memungkinkan terjadi.
Hal ini disampaikan oleh Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 02 Juli 2022.
Gejala depresi pada anak-anak
"Kalau kita berbicara gejala depresi sebenarnya secara umum gejala depresi itu dibagi menjadi dua," ujar Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
"Jadi ada yang namanya gejala mayor dan ada pula gejala tambahan atau gejala minor," terang Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Depresi Juga Bisa Dialami Anak-anak, Simak Ulasan dr. Hary Purwono, Sp.KJ

Baca juga: Kebiasaan Anak Menghisap Jari Perlukah Dihentikan oleh Orangtua? Ini Kata drg. Wiwik Elnangti Sp.KGA
Gejala mayor yang disebutkan contohnya adalah suasana perasaan sedih atau murung.
Di mana seseorang terlihat sedih dan terlihat murung dalam kurun waktu lebih dari 2 minggu.
"Kemudian ada yang namanya anhedonia," tambah Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
"Anhedonia itu adalah tidak adanya ketertarikan terhadap hal-hal yang biasanya menyenangkan," ungkap Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
Anhedonia merupakan ketidakmampuan untuk merasa senang dalam suatu kegiatan yang biasanya dianggap menyenangkan.
"Paling sering terlihat biasanya hobi. Misalnya seorang laki-laki ataupun anak-anak cowok hobinya mancing misalnya ya ataupun hobinya touring naik motor itu dia mengalami kondisi depresi, hilang minat terhadap hal-hal," tuturnya.
"Gejala kedua kehilangan semangat untuk beraktivitas. Jadi badan terasa tidak bertenaga, tidak punya stamina yang fit yang mana berjalan lebih dari waktunya 2 minggu," paparnya.
Baca juga: Jangan Cemas, Gangguan Skizofrenia Bisa Disembuhkan, Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Baca juga: Jika Dokter Gigi Menganjurkan Dilakukan Odontektomi, Haruskah Segera Dilakukan? Begini Kata Dokter
Sementara untuk gejala-gejala tambahan yang bisa terjadi, yaitu mulai dari perasaan tidak berguna, putus asa, nafsu makan berubah atau berkurang dan bisa juga meningkat dari biasanya.
Selain itu mengalami pola tidur yang berubah, kesulitan tidur atau justru lebih banyak tidur karena merasa tidak fit dan tidak bertenaga.
"Kemudian ada perasaan minder dari orang lain dan yang paling berat adalah pikiran tentang bunuh diri atau kematian," kata Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ dalam tayangan Healthy Talk (02/07/2022).
Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ menambahkan jika bisa juga mengalami suasana kesedihan yang berlebihan dan berkepanjangan.
"Jadi orangnya cenderung terlihat murung, ibaratnya tidak ada wajah senyum ataupun senang yang bisa ditujukkan," ulas Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
Dari aspek psikologis, ciri-ciri seseorang mengalami depresi meliputi selalu merasa bersalah dan sering menyalahkan diri sendiri.
Baca juga: Beberapa Orang Enggan Datang ke Psikolog Karena Takut Dianggap Gila, Begini Tanggapan Psikolog

Baca juga: Cegah Keparahan Skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Bagikan Beberapa Tips untuk Pencegahannya
Bahkan ada perasaan putus asa, rendah diri, dan tidak berharga atau memiliki self esteem yang rendah.
Beberapa orang selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.
Baca juga: Tak Hanya Sebabkan Hasrat Seksual Menurun, Merosotnya Testosteron Juga Picu Berbagai Hal Berikut
Penjelasan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 02 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.