TRIBUNHEALTH.COM - Karang gigi alias dental calculus merupakan deposit plak atau sisa makanan yang mengandung mikroorganisme atau bakteri yang menempel pada gigi dalam jangka waktu yang lama dan telah mengalami pengerasan atau terkalsifikasi.
Pasalnya karang gigi bisa berwarna putih, kuning, kecoklatan hingga kehitaman.
Semakin pekat warna karang gigi, maka semakin banyak pula plak yang menumpuk di gigi.
Karang gigi memiliki tekstur yang kasar saat diraba menggunakan lidah.
Warna karang gigi bisa dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang biasa dikonsumsi
drg. Ahmad A. Adam mengatakan jika warna karang gigi bisa dipengaruhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Baca juga: drg. Ahmad A. Adam Paparkan Alasan Betapa Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Baca juga: Mengetahui Beberapa Perawatan yang Bisa Digunakan untuk Mengatasi Bopeng
"Contohnya yang umum sih karang gigi yang normal ya putih kekuningan lah istilahnya begitu," terangnya.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. Ahmad A. Adam yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Manado Official program Tribun Kesehatan edisi 13 Juni 2022.
"Tapi untuk misalnya perokok atau mungkin peminum kopi maupun teh kadang-kadang bercampur noda," kata drg. Ahmad A. Adam.
"Jadi karang giginya ada yang kehitaman, ada yang berwarna gelap gitu biasanya dari yang perokok atau peminum minuman warna, misalnya kopi atau teh," ucapnya.
"Teh itu salah satu penyebab stain lah ya istilahnya, maksudnya noda di gigi karena warna dari teh itu cukup pekat jadi bisa bikin warna gigi berubah," tambahnya.
Bahkan warna gigi juga bisa berubah akibat makanan atau minuman yang biasa dikonsumsi.
Lantas apakah adanya karang gigi bisa menyebabkan gigi berlubang?
Gigi berlubang biasanya terjadi karena akumulasi sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan pada permukaan gigi.
Baca juga: Mengetahui Lebih Dekat Perbedaan Antara Tindakan Odontektomi dengan Pencabutan Gigi Biasa

Baca juga: Ketahui Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Melakukan Perawatan Othodonti
"Lama-lama dia ada bakteri. Di mulut juga kan ada bakteri, dia terfermentasi gitu kan istilahnya menjadi asam," kata drg. Ahmad A. Adam.
"Nah, asam ini yang merusak lapisan gigi," pungkas drg. Ahmad A. Adam dalam tayangan Tribun Kesehatan (13/06/2022).
Meskipun lubang gigi masih kecil, bisa menjadi sarang sisa-sisa makanan.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya akumulasi sehingga lubang gigi menjadi besar.
"Terutama makanan yang manis-manis itu biasanya lebih cepat untuk jadi asam dan lebih merusak gigi, biasanya begitu," ujar drg. Ahmad A. Adam.
Gigi berlubang bisa memicu terjadinya sakit gigi.
Bahkan beberapa orang kesulitan untuk makan dan berbicara akibat sakit gigi yang ditimbulkan karena bisa juga menimbulkan pembengkakan.
Berdasarkan penuturan drg. Ahmad A. Adam, masing-masing gigi memiliki saraf.
Baca juga: Gigi Terbenam Tidak Hanya Terjadi pada Gigi Bungsu, Begini Kata drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K)

Baca juga: Berikut Masalah Gigi yang Diperbaiki oleh Dokter Gigi Spesialis Orthodonti, Simak Penjelasannya
Biasanya pasien yang mengeluhkan sakit gigi disebabkan karena lubang gigi sudah mencapai saraf giginya.
Apabila sudah mencapai saraf gigi otomatis sarafnya terinfeksi dan terjadi pembengkakan atau inflamasi.
Sehingga aktivitas sehari-hari bisa terganggu akibat adanya sakit gigi.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Sebut Literasi pada Keluarga Penderita Skizofrenia Sangat Penting
Penjelasan Dokter Gigi, drg. Ahmad A. Adam dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Manado Official program Tribun Kesehatan edisi 13 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.