TRIBUNHEALTH.COM - Istilah umumnya tekanan darah memiliki dua jenis yakni tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.
Usia muda yang memiliki penyebab hipertensi sekunder, pasien jelas memiliki penyakit ginjal, tiroid, atau jelas memiliki penyakit lain bisa mengalami faktor risiko hipertensi.
dr. Mustopa menyampaikan bahwa penyebab tekanan darah tinggi yang paling banyak, hampir 70-80 persen penyebabnya ialah idiopatik atau tidak diketahui.
Banyak faktor risiko penyebab dari tekanan darah tinggi, dan paling banyak disebabkan oleh:
- Pola hidup tidak sehat

Baca juga: NHS Sarankan 4 Peregangan Berikut untuk Kurangi Rasa Sakit Arthritis
Pasien yang mengonsumsi garam berlebih, konsumsi makanan tinggi kolesterol dan mengonsumsi minuman beralkohol bisa berpengaruh menjadi tekanan darah tinggi.
- Faktor risiko usia
Makin tua usia semakin berisiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
- Keturunan
Jika kedua orangtua memiliki riwayat tekanan drah tinggi, akan menyebabkan faktor risiko terjadinya darah tinggi.
- Kondisi badan
Seseorang yang mengalami obesitas atau berat badan yang belebih memiliki risiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
Baca juga: Apa Penyebab Anak Lebih Suka Mengisap Jari? Ini Kata drg. Wiwik Elnangti Wijaya Sp.KGA
- Faktor penyakit metabolik dalam tubuh misalnya, penyakit diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.
Perlu diketahui bahwa penyakit metabolik dalam tubuh dapat memicu terjadinya faktor risiko hipertensi.
dr. Mustopa menyampaikan bahwa faktor pola makan, pola aktivitas dan pola hidup yang semakin tidak sehat pada usia diatas 30 tahun sudah berisiko mengalami tekanan darah tinggi.
Ketika sudah berusia 30 tahun dan tekanan darah sudah diatas 130mmHg harus berhati-hati apabila sudah mulai muncul gejala.
Saat ini usia 30 tahun sudah rentan berisiko mengalami tekanan darah tinggi, tetapi tidak menutu kemungkinan usia dibawah 30 tahun juga bisa berisiko.
Baca juga: drg. Anastasia Paparkan Ciri-ciri yang Menandakan Abses pada Gigi
dr. Mustopa mengatakan jika hipertensi dilihat dari keturunan, pasien yang memiliki orangtua atau keturunan dari kakek, nenek yang memang memiliki faktor risiko hipertensi bisa berisiko menurun ke anak.
Kebanyakan orangtua menurunkan kebiasaan ke anak misalnya sedari kecil selalu diberi makanan sembarang.
Sehingga saat anak beranjak dewasa kebiasaan makan dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat bisa menurun ke anak.
Selain karena pola hidup yang tidak sehat, apabila kedua orangtua memiliki hipertensi pasti anak akan berisiko mengalami hipertensi dikemudian hari akan lebih besar.
Ketika kedua orangtua sudah mengalami hipertensi, sebenarnya bisa dicegah.
dr. Mustopa mengatakan bahwa semakin mencegah sejak dini, tentu saja tekanan darah tidak tinggi.
Baca juga: Sering Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Memicu Abses? Ini Kata drg. Anastasia
Namun terkadang tidak merasakan gejala apapun dan tidak pernah rutin cek tekanan darah, tiba-tiba tekanan darah sudah tinggi sehingga terlambat untuk mencegah.
Sebaiknya sejak dini dalam satu tahun lebih baik 3-4x mengecek tekanan darah, apakah masih tergolong normal atau tidak.
Alangkah lebih baik jika mengecek tekanan darah satu bulan sekali untuk mendeteksi lebih dini, karena hipertensi tidak bergejala diawal.
Sehingga ketika mulai muncul gejala, ternyata tekanan darah sudah mulai tinggi.
dr. Mustopa menyampaikan bahwa terkadang saat tekanan darah sudah memasuki 180mmHg tidak muncul gejala, lebih baik sejak awal mulai melakukan pencegahan dengan cek tekanan darah dengan rutin satu bulan sekali atau 4 kali dalam satu tahun.
Menurunakan risiko hipertensi karena faktor orangtua bisa dengan rutin cek tekanan darah, harus menerapkan pola hidup sehat sedari dini dan beraktivitas fisik atau berolah raga dengan baik.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health, bersama dengan dr. Mustopa, Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam RS Nirmala Suri Sukoharjo. Sabtu (7/8/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)