TRIBUNHEALTH.COM - Kesedihan yang mendalam adalah perasaan yang tidak bisa dihindari.
Terlebih jika perasaan tersebut timbul pasca kehilangan orang terkasih.
Namun untuk mengantisipasi rasa sedih berlanjut menjadi depresi, ada berbagai cara yang bisa dilakukan.
Baca juga: NHS Jelaskan 7 Tips Mengatasi Depresi: Tetap Bersosialisasi hingga Buat Rutinitas Tingkatkan Mood
Salah satunya dengan mencoba mencari berbagai aktivitas demi menyibukkan diri.
Praktisi Kesehatan Mental dan Titik Meridian Tubuh, dr Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET pun sepakat dengan pernyataan ini.
"Itu salah satu cara terbaik dalam mencegah depresi," ujarnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.

Kendati begitu, tidak hanya semata-mata mencari kesibukan saja, upayakan juga untuk meluangkan waktu pada diri sendiri.
Ajak bicara diri sendiri dan tanyakan apa saja penyebab serta siapa saja yang bisa mempengaruhi kejadian yang membuat diri sendiri merasa sedih.
Serta tidak lupa telusuri waktu kejadian tersebut dan kapan mulai merasa sedih.
Baca juga: Mungkinkah Penderita Bipolar Bisa Merasakan Sedih dan Senang dalam Satu Hari? Adib Setiawan Menjawab
Setelah memberikan waktu untuk diri sendiri, maka luapkan emosi tersebut.
Namun perlu diingat pula, pastikan aktivitas yang menyibukkan diri merupakan aktivitas yang positif.
Terapi Pikiran
Pikiran sedih dan murung bisa membuat seseorang mudah mengalami depresi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut cara lain yang bisa dilakukan adalah melakukan terapi pikiran.
Baca juga: Kebiasaan Negative Thinking Berasal dari Pikiran Sendiri, Begini Ulasan Praktisi Kesehatan Mental
Untuk permulaan terapi pikiran bisa dilakukan sendiri. Cara ini dinamakan dengan self sugesti.
"Dengan melakukan seperti itu, maka otomatis masuk ke pikiran bawah sadar," papar Yanne.
Diketahui pikiran itu terbagi menjadi 2, yakni pikiran bawah sadar dan pikiran sadar.

Pada saat seseorang merasa kesulitan melakukan terapi pikiran sendiri, maka bisa mencari bantuan dari tenaga profesional atau hipnoterapis medis.
"Namun jika terapi pikiran dilakukan sendiri, itu berarti luar biasa," katanya.
Baca juga: dr. Dwi Septiadi: Jangan Menghindari Stress Karena Manusia Membutuhkan Stresor dengan Kadar Tepat
Hal itu menandakan bahwa telah mengenali diri sendiri lebih baik dan memiliki hubungan lebih dekat bersama Tuhan.
Tahapan Terapi Pikiran
Berikut ini sejumlah tahapan terapi pikiran yang perlu dilalui, antara lain:
1. Menerima
Menurut penuturannya pada saat mendapatkan suatu ujian atau musibah, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menerima keadaan.

"Jadi terkadang manusia itu pada saat diberikan ujian oleh Tuhan, tidak mau menerima."
"Padahal dengan kita diberikan ujian ini artinya kita orang yang terpilih untuk menerima cobaan ini," kata Yanne.
2. Menjalankan dengan sepenuh hati
Setelah menerima maka bisa menjalankan cobaan dengan sepenuh hati.
Baca juga: Tips Ahli untuk Mengatasi Stres Agar Tak Picu Serangan Jantung, Termasuk Cukup Tidur
Dengan begitu akan menerima dengan lapang dada dan bisa membuat hati tenang.
3. Berserah diri
Dengan menerima dan menjalankan segala cobaan dengan ikhlas, maka serahkan segalanya kepada Tuhan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang dijalankan dengan maksimal maka akan berakhir baik.
Begitupun sebaliknya, jika melakukannya dengan tidak baik maka hasilnya akan mengikuti.
4. Merubah suasana hati

Rubah suasana hati dari yang sedih menjadi senang. Tanamkan dalam hati untuk selalu bersyukur.
Dengan hati yang positif, maka bisa merubah pikiran.
5. Pikiran positif
Bila sudah menerima segala cobaan akan mempengaruhi hati dan pikiran lalu berlanjut pada pikiran positif.
Pikiran yang positif akan merubah ucapan yang keluar.
Baca juga: Gangguan Skizofrenia Membuat Pikiran Tidak Fokus atau Kacau, Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi
"Misalnya jika ditinggal orangtua, maka bisa mengatakan 'saya yakin, saya bisa mandiri',".
6. Tindakan
Dengan ucapan yang baik maka akan membuat tindakan juga ikut baik.
Bisa melakukan aktivitas dengan normal dan bersosialisasi dengan baik.

7. Kebiasaan baru
Setelah tindakan baik terus dijalankan, maka akan membentuk kebiasaan baru.
Kebiasaan baru yang terus dilakukan akan membentuk suatu karakter atau sifat seseorang.
Kehilangan Orang Disayang Bisa Picu Depresi
Kehilangan seseorang yang disayangi tentu akan menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam.
Terlebih jika ditinggal selama-lamanya oleh seseorang yang kita kasihi.

Tentu hal tersebut akan menimbulkan reaksi tubuh yang luar biasa, yaitu berupa rasa duka cita.
Duka cita adalah wujud sebuah ekspresi dari kesedihan, rasa kehilangan dan ketidakberdayaan.
Adanya perasaan diatas merupakan suatu reaksi yang wajar, asal menerimanya dengan nyaman dan tidak terjadi secara berkelanjutan.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Orangtua Saat Work From Home (WFH), Begini Penjelasan Psikolog Aully
Namun akan menjadi masalah, jika rasa duka cita tersebut terjadi terus-menerus, maka akan berakibat pada kesehatan mental.
Salah satu masalah kesehatah mental yang ditimbulkan adalah depresi.
Depresi ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh.

"Karena hormon stres terus meningkat, lalu mempengaruhi sistem imun, kestabilan jiwa," papar Yanne.
Seseorang yang mengalami depresi biasanya akan merasa tidak berdaya dan penuh tekanan.
Lalu merasa diri tidak bisa melakukan apa saja kehilangan harapan).
Depresi yang cenderung berat identik akan melukai diri sendiri hingga bunuh diri.
Penjelasan Praktisi kesehatan mental dan titik meridian tubuh, dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)