TRIBUNHEALTH.COM - Penurunan berbagai fungsi tubuh, seperti kapasitas lambung serta fungsi gigi geligi pada lansia atau orang lanjut usia turut menyebabkan nafsu makan menjadi menurun.
Barangkali makanan yang disajikan untuk lansia kurang cocok atau mereka sedang melalui proses pemulihan setelah mengalami sakit.
Pasalnya nafsu makan yang berkurang, penurunan fungsi gigi geligi dan gangguan lambung bisa menurunkan asupan nutrisi lansia sehingga rawan terjadi kekurangan gizi.
Penyebab kekurangan gizi pada orang berusia lanjut bersifat multifaktor.
Salah satu faktor pemicunya adalah psiko-kognitif atau gangguan di otak, turunnya produksi air liur, gigi tanggal, gusi menciut, menurunnya saraf pengecap dan refleks peregangan dinding lambung berlebihan.
Baca juga: Apakah Lansia Perlu Mengonsumsi Suplemen Makanan? Berikut Penjelasan Ahli Gizi
Baca juga: Waspada, Usus Buntu Pecah Beresiko Menyebabkan Kematian jika Tak Segera Ditangani
Faktor-faktor tersebut akan menurunkan kemampuan membedakan bau dan rasa, menimbulkan masalah dalam pengunyahan serta munculnya kecenderungan cepat merasa kenyang.
Hal ini menyebabkan asupan makanan pada lansia akan menurun.
Ini disampaikan oleh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 18 Juni 2022.
Tanggapan ahli gizi mengenai nafsu makan lansia yang menurun
Terkait hal ini R. Radyan Yaminar, S.Gz membenarkan jika rata-rata kondisi ini dialami oleh para lansia.
"Tapi mungkin ada beberapa kasus khusus yang sama temui lansia malah nafsu makannya tetap stabil, itu malah yang bagus sebetulnya. Tapi memang proporsi besar kalau misalkan sudah lanjut usia biasanya mengalami perubahan," terang Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz .
"Karena kan gini, perubahan-perubahan yang terjadi di lansia itu bukan cuman dari rambutnya yang menjadi memutih, habis itu metabolisme, kebutuhan gizinya juga berbeda," papar Radyan.
"Ada beberapa perubahan seperti panca indera pada lansia itu kan juga menurun, seperti indera perasa pada lansia itu lebih tidak peka, mengakibatkan kadang-kadang kalau rasa makanannya nggak asin banget kadang-kadang kan bikin gamau lansia itu," sambungnya.
Baca juga: Apakah Gejala Cacar Monyet Bisa Makin Parah? Begini Kata dr. Zahra Ayu Lukita Sari, Sp.KK
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Penyakit Addison yang Gejalanya Mirip Depresi: Lelah dan Hilang Nafsu Makan
"Padahal rasanya kalau kita rasakan ini sudah asin nih, sudah cukup nih asinnya tapi kok menurut kakek nenek kita kok kayanya kurang," imbuhnya.
Hal ini karena lidah perasa pada lansia atau orang lanjut usia sudah berubah.
Pada akhirnya rasa yang kita makan dan yang dimakan oleh lansia berbeda.
Dimana makanan yang dikonsumsi oleh lansia atau orang lanjut usia terasa hambar yang mengakibatkan enggan untuk mengonsumsi makanan lagi.
"Kalau kita turutin mungkin untuk anak-anak atau cucu-cucu mungkin kan rasanya yang penting nenek aku makannya banyak. Akhirnya aku tambahin garam sama micin yang banyak," pungkasnya.
Perlu dipahami jika asupan garam maupun asupan micin dan sebagainya yang dikonsumsi berlebih akan berisiko meningkatkan kejadian hipertensi.
Padahal pembuluh darah lansia sudah tidak seelastis saat masih berusia muda.
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, dikhawatirkan akan menyebabkan para lansia mengalami hipertensi.
Baca juga: Seseorang dengan Xerosis Cutis Perlu Memperhatikan Pola Hidup dan Penggunaan Pelembab Kulit
Baca juga: Apakah Gigi Ompong dapat Mempengaruhi Bentuk Wajah dan Nada Bicara? Ini Kata drg. Munawir
Selain itu, kekurangan serat bisa membuat lansia diserang gangguan sembelit atau sulit buang air besar.
Jika berlangsung terus menerus, terjadinya sembelit bisa memicu penyakit wasir atau bahkan kanker usus.
Selain itu asupan yang kurang juga bisa menyebabkan lansia kekurangan kalsium sehingga osteoporosis akan lebih mudah menyerang tulangnya.
Baca juga: Apakah Gigi Ompong dapat Mempengaruhi Bentuk Wajah dan Nada Bicara? Ini Kata drg. Munawir
Penjelasan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 18 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.