TRIBUNHEALTH.COM - Peritonitis ialah peradangan dari lapisan dinding perut yaitu peritonium.
Peritonium adalah lapisan dinding perut.
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi yang menyebabkan peritonium mengalami peradangan dan terjadilah peritonitis.
Setiap manusia pasti memiliki usus buntu, dan dalam bahasa keodekterannya ialah appendix.
Bahasa lain dari appendix ialah umbai cacing.
Usus buntu yang kronis bisa pecah atau menimbulkan peritonitis.
Peritonitis diawali dengan keluhan nyeri pada seluruh perut.

Baca juga: dr. Kartikaningsih Jelaskan Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Misalkan pasien merasakan nyeri perut bagian kanan bawah saja selama 2-3 hari.
Sekitar 5-6 hari kemudian pecah dan pasien akan merasakan nyeri pada seluruh perut.
dr. Andi siswandi menyampaikan bahwa awalnya saja nyeri pada usus buntu, lama-kelamaan pecah kemudian dan bernanah.
Nanah tersebut kemudian mengiritasi atau menginfeksi lapisan dinding perut (peritonium), kemudian disebut Peritonitis diffuse atau peritonitis nyeri seluruh perut.
Peritonitis yang disebabkan oleh appendix disebut dengan peritonitis sekunder.
Baca juga: Apakah Penyebab dari Keputihan? Begini Penjelasan dr. Lusiyanti, Sp.KK
Perlu diketahui bahwa peritonitis terdapat dua macam, yakni peritonitis promer dan peritonitis sekunder.
Peritonitis primer, peradangannya disebabkan oleh peradangan murni dari lapisan dinding perut.
Sedangkan pertonitis sekunder peradangannya disebabkan oleh infeksi lain salah satunya adalah usus buntu pecah, usus pecah, ataupun lambung yang pecah.
Organ-organ berongga yang pecah hingga cairan yang harusnya di dalam rongga tersebut keluar dan mengiritasi atau membuat peradangan hebat pada peritonium.
Peritonitis sangat beresiko untuk terjadi suatu kematian pada pasien yang mengalami usus buntu pecah.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Andi Siswandi, Sp.B. Soerang dokter spesialis bedah RS DKT. Kamis (17/2/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)