TRIBUNHEALTH.COM - Tubuh setiap orang tentu mengalami perubahan sesuai dengan masanya.
Bagi seseorang yang berusia lanjut atau lansia, terjadi perubahan pada tubuh yang kemudian memengaruhi kebutuhan gizinya.
Akan tetapi, berapapun usia seseorang tetap perlu memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi agar tubuh tetap dalam keadaan sehat.
Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz mengatakan jika kebutuhan gizi anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia pasti berbeda.
Menurut Kemenkes, lansia atau lanjut usia dibagi menjadi tiga.
- Lansia awal (berusia 45-59 tahun)
- Lansia (berusia 60-69 tahun)
- Lansia lanjut atau risiko tinggi (berusia 70 tahun keatas)
Baca juga: Penanganan Penderita Obsessive Compulsive Disorder, Disampaikan dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ
Hal ini disampaikan oleh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 18 Juni 2022.
Baca juga: Terlalu Lama Bermain Gadget Berpengaruh pada Kondisi Gagap Anak? Begini Kata Terapis Wicara
Pastinya dengan bertambahnya usia, fungsi tubuh dengan keadaan tubuh pastinya berbeda dari usia seseorang pada saat masih muda.
"Misalkan lansia dibandingkan orang remaja, lansia dibandingkan dengan anak pastinya berbeda. Dari ciri-cirinya saja sudah beda, dari keriputnya juga sudah beda, pasti kebutuhan gizinya juga berbeda," terang Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz.
Uniknya, pada lansia dibandingkan anak atau remaja maupun dewasa, kebutuhan gizi lansia akan meningkat pada kebutuhan vitamin dan mineralnya.
Akan tetapi untuk kebutuhan energi, protein, dan lemak biasanya sedikit menurun.
"Tapi untuk vitamin dan mineral malah semakin meningkat dibandingkan yang nggak lansia," ujar Radyan dalam tayangan Healthy Talk (18/06/2022).
"Kalau untuk lansia, kenapa vitamin dan mineralnya meningkat dan kebutuhan energi, protein, lemaknya menurun. Karena yang pertama dari yang kita lihat dari lansia itu kan kita lihat ya kalau kakek nenek kita itukan aktivitasnya sudah tidak seaktif waktu mereka masih kerja atau masih muda," sambungnya.
Baca juga: Sering Konsumsi Makanan Pedas Beresiko Membahayakan Lambung, Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Mengenal Bipolar, Gangguan Kejiwaan yang Mempengaruhi Perasaan Penderitanya
Dengan begitu tentunya kebutuhan kalori lansia menurun karena tidak ada aktivitas fisik yang terlalu berat.
"Terus yang kedua, kalau untuk vitamin dan mineral inikan fungsinya lebih ke untuk memperbaiki jaringan, untuk memperbaiki sel-sel yang lain sehingga dikhawatirkan jika bertambah usia pada lansia ada beberapa perubahan yang terjadi," imbuhnya.
Perubahan yang terjadi seperti pembuluh darah yang sudah tidak menjadi elastis, fungsi ginjal juga tidak sekuat dahulu untuk menyaring darah.
Rupanya tak hanya itu saja, kinerja jantung juga akan berbeda, bahkan fungsi ingatan dan sel otak juga mengalami penurunan.
Dengan kebutuhan vitamin dan mineral yang meningkat, diharapkan bisa mempertahankan kondisinya.
Sementara untuk energi, protein dan lemak tidak dibutuhkan terlalu banyak karena aktivitas fisik lansia menurun.
Baca juga: Apakah Stroke Termasuk Penyakit yang Tidak Bisa Disembuhkan? Begini Kata dr. Lilir Amalini
Baca juga: Cara Melanjutkan Kehidupan yang Baik bagi Pasien Pasca Stroke yang Disampaikan dr. Nilla Mayasari
"Kalau misalkan tetap sama dan tidak diturunkan, itu nanti takutnya akan menumpuk menjadi lemak. Akhirnya nanti membebani kerja dari organ tubuh si lansia tersebut," lanjut Radyan.
Penjelasan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 18 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.