Breaking News:

Benarkah Stroke Banyak Mengincar Pria? Begini Kata dr. Lilir Amalini, Sp.S

Berdasarkan data RISKESDAS (Hasil Riset Kesehatan Dasar) 2018, penderita stroke umumnya adalah laki-laki.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
m.tribunnews.com
Ilustrasi penderita stroke 

TRIBUNHEALTH.COM - Stroke adalah penyakit serius yang menyerang area pembuluh darah otak.

Penyakit ini sudah banyak dialami pada pria maupun wanita.

Namun banyak yang menyebutkan, bahwa stroke lebih banyak mengincar pria daripada wanita.

Baca juga: Waspada Kolesterol Tinggi pada Badan Kurus yang Kerap Disepelekan, Dokter Sebut Bisa Berisiko Stroke

Bagaimana penjelasan mengenai pernyataan tersebut?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Dokter Spesialis Saraf, Lilir Amalini memberikan ulasannya.

Menurutnya, berdasarkan data RISKESDAS (Hasil Riset Kesehatan Dasar) 2018, penderita stroke umumnya adalah laki-laki.

Ilustrasi penderita stroke
Ilustrasi penderita stroke (kompas.com)

Namun banyaknya jumlah penderita stroke pada wanita juga hampir sama pada pria.

Pada laki-laki 11/mill setiap 1000 orang sementara pada perempuan 10,9/mill.

Baca juga: Meski Berlangsung Sebentar, Stroke Ringan Tetap Memerlukan Tindakan Medis, Simak Gejala Berikut Ini

"Jadi tidak jauh berbeda," jelas Lili.

Kendati sebaliknya, disebutkan bahwa pada usia muda justru stroke lebih banyak terjadi pada wanita.

2 dari 4 halaman

Deteksi Stroke Usia Muda

Stroke adalah penyakit yang datang secara tiba-tiba.

Meski demikian, terdapat sekitar 15 sampai 25 persen penderita stroke merasakan gejalanya 7 hari sampai 1 bulan sebelumnya.

ilustrasi seseorang yang mengalami stroke
ilustrasi seseorang yang mengalami stroke (freepik.com)

Kondisi di atas dinamakan dengan TIA (Transient Ischemic Attack), yakni semacam mini stroke.

Gejala TIA ini mirip sekali dengan stroke, seperti:

- Mulut mencong

Baca juga: Dokter Sebut Laki-laki Paling Rentan Terkena Stroke, Ini Alasannya

- Anggota gerak lemah sebelah

- Susah bicara

- Linglung

- Kesemutan.

Ilustrasi penderita stroke
Ilustrasi penderita stroke (kompas.com)
3 dari 4 halaman

Perbedaan TIA dengan stroke yakni terletak pada durasi munculnya gejala.

Pada TIA, gejala di atas biasanya akan muncul beberapa menit saja.

Artinya dalam kurung waktu kurang dari 24 jam gejala sudah hilang.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Stroke Berulang Kembali? Begini Kata dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K

Seringkali orang akan menganggap tanda tersebut adalah hal yang biasa tidak menandakan suatu masalah kesehatan.

Seharusnya apabila sudah mengalami TIA, pasien harus segera mencari tahu penyebabnya.

ilustrasi penyakit stroke
ilustrasi penyakit stroke (freepik.com)

Bila sudah ditemukan penyebab TIA, diharapkan tidak bisa berkembang menjadi Stroke.

Alasan Begadang Sebabkan Stroke

Berdasarkan penelitian, durasi tidur yang kurang dari 7 jam/hari bisa mencetuskan peningkatan risiko pendarahan pada otak. Kasus ini dapat terjadi sekitar 20 persen.

Namun juga perlu diketahui bahwa tidur lebih dari 9 jam/hari juga dapat memicu stroke dan kelainan jantung serta pembuluh darah.

Baca juga: Hati-hati, Hipertensi Bisa Menyebabkan Penyakit Stroke

ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan tidur
Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan tidur (freepik.com)

"Jadi memang tidur itu harus pas, nggak boleh kurang juga nggak boleh kelebihan," pesan Lilir.

4 dari 4 halaman

Durasi tidur yang paling disarankan oleh dokter adalah 7 hingga 8 jam sehari.

Mengganti Waktu Tidur

Beberapa orang memiliki kebiasaan tidur yang berbeda pada kebanyakan orang umumnya.

Seperti memiliki kebiasaan tidur dimulai dari tengah malam dan baru terbangun menjelang siang

Baca juga: Adakah Posisi Tidur yang Baik untuk Pasien Stroke? Begini Kata dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K

Menurut Lilir, keadaan demikian kerap disebut sebagai cara untuk mengganti waktu tidur.

Bila dilakukan hanya beberapa kali saja, hal ini tidak menjadi masalah.

Ilustrasi gangguan tidur
Ilustrasi gangguan tidur (Tribun Travel - Tribunnews.com)

Namun jika terus dilakukan berulang kali, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Tes Darah untuk Prediksi Stroke, Serangan Jantung, dan Gagal Jantung

Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, Lilir Amalini ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comCacar monyetdr. Zahra Ayu Lukita Sari Cacar Monyet
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved