TRIBUNHEALTH.COM - Gusi adalah bagian dari rongga mulut.
Kesehatan gusi seringkali dianggap sebelah mata, dibanding ketika memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
Padahal gusi sehat merupakan indikator dari sehatnya jaringan gigi dan pendukungnya secara keseluruhan.
Baca juga: Gingivitis Bisa Sebabkan Gigi Tanggal, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP. Ungkap Alasannya
Berbanding terbalik, jika bagian rongga mulut lain sehat belum tentu menunjukkan kondisi gusi yang baik-baik saja.
Hal ini berkaitan dengan tampilan estetika dari gusi.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Dokter Gigi R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Menurut Anastasia, keadaan diatas bisa dipengaruhi oleh kesehatan sistemik.
Maka dari itu, penting sekali mendeteksi masalah pada rongga mulut sejak dini.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan prinsip SAMURI (Periksa Mulut Sendiri) sembari diikuti dengan melakukan General check up.
Baca juga: Tips NHS Bedakan Gusi Sehat dan Tidak, Muncul Gejala Berikut jika Sudah Alami Gingivitis
"Ini penting sekali dilakukan, minimal 2 tahun sekali walaupun idealnya setiap tahun," ucap Anastasia dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
Dengan melakukan General check up tersebut, dapat diketahui kondisi sistemik secara menyeluruh.
Bila ditemukan suatu masalah, maka bisa segera dilakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi kondisi semakin berlanjut yang bisa berimbas pada kondisi tampilan gusi.

Selanjutnya, apabila sudah diketahui perubahan pigmentasi (penggelapan gusi), maka bisa melakukan perbaikan.
Upaya perbaikan warna gusi yang menggelap bisa dilakukan dengan teknik Depigmentasi.
Pastikan dalam melakukan tindakan Depigmentasi gusi ini mempertimbangkan sejumlah hal, seperti:
Baca juga: Keluhan Gigi Ngilu Tidak Selalu karena Gigi Sensitif, Begini Ulasan drg. Anastasia
- Ditangani oleh dokter spesialis gigi yang berkompeten
- Ketersediaan alat dan bahan
- Pilihan diri sendiri sesuai indikasi.
Jenis Depigmentasi
Depigmentasi memiliki 2 jenis, di antaranya adalah tindakan bedah dan melalui cara kimia.
Di antara keduanya, Depigmentasi melalui kimiawi sudah mulai banyak ditinggalkan. Sementara tindakan bedah lebih banyak digunakan.

Dalam pelaksanaan tindakan bedah, dapat memanfaatkan pisau bedah atau melakukan cara fisik lain, seperti Boor ablation method.
Disebutkan, Boor ablation method paling mudah dilakukan dari berbagai jenis tindakan lain.
Meski begitu, tindakan Boor ablation method membutuhkan waktu yang cukup lama dan keahlian khusus dari seorang dokter gigi.
Baca juga: Pahami Risiko dan Indikasi Tindakan Odontektomi atau Operasi Pencabutan Gigi Bungsu Menurut Dokter
"Termasuk dokter bisa menentukan kedalaman dari epitel. Ini membutuhkan keahlian dan jam terbang dari dokter tersebut," jelas Anastasia.
Berbanding jauh dengan Boor Ablation, di antara berbagai tindakan Depigmentasi, Radiosurgery dianggap tindakan yang paling cepat menunjukkan hasil dan minimal risiko.
Namun sayangnya perlu dilakukan secara berulang, per setiap tahapan.
Syarat Tindakan Depigmentasi

Depigmentasi dapat dilakukan dengan sejumlah tindakan, seperti:
- Boor ablation method
- Electrosurgery
- Laser ablation
Baca juga: drg. Anastasia Sarankan Rutin Kontrol ke Dokter Gigi 6 Bulan Sekali, Guna Menghindari Anomali Gusi
- Radiosurgery
Tentunya berbagai tindakan di atas hanya bisa dilakukan jika kondisi pasien memenuhi persyaratan.
Dua di antaranya tidak memiliki suatu penyakit keganasan, seperti sarkoma atau kanker serta memiliki kondisi kesehatan yang prima.

Maka dari itu dalam tindakan Depigmentasi harus berdasarkan penegakan diagnosa yang betul-betul akurat.
"Karena jika mengalami hiperpigmentasi yang dipicu oleh anomali yang berat, seperti kanker tentu saja terapinya berbeda."
"Bila tetap dilakukan maka akan menimbulkan kondisi yang tidak ideal pada kanker yang dimaksud," ungkap Anastasia.
Baca juga: Dokter Gigi: Bagi Perokok Jangan Harap Gusi Kembali Cerah meski Lakukan Perawatan Depigmentasi
Anastasia menyebut, tindakan depigmentasi ini sangat dianjurkan jika berkonsultasi dengan ahlinya.
Yaitu seorang Dokter Gigi Spesialis Periodonsia dan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut.
Warna Gusi Sehat
Gingiva atau gusi adalah bagian dari jaringan periodonsium terluar.
Gusi berfungsi sebagai pelindung tulang alveolar dan akar gigi pada batas cementoenamel junction serta sebagai barier dari faktor mekanik dan kimia yang masuk pada rongga mulut.

Lebih dari itu, gusi juga memiliki peran sebagai fungsi estetika.
Anastasia mengatakan, ukuran gusi yang sehat berwarna pink muda hingga pink keunguan.
Masyarakat perlu jeli dalam melihat kondisi warna gusi, karena bila tidak sesuai dengan warna pada umumnya patut untuk dicurigai adanya anomali.
Baca juga: Apakah Tumbuh Gigi pada Balita Menyebabkan Nyeri Gusi? Begini Ulasan drg. Eddy Heriyanto Sp.Ort(K)
Untuk mengetahui tanda warna gusi bermasalah, cukup dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan SAMURI (Periksa Mulut Sendiri).
"Untuk melihat adanya perubahan terkait warna, bentuk, konsistensi, dan sebagainya," sambungnya.
Jika setelah ditelusuri warna gusi menjadi lebih gelap, maka perlu segera mencari tahu faktor penyebabnya.
Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah peradangan pada gusi.

Lalu jika sudah diketahui penyebabnya, segera berkunjung ke dokter gigi untuk berkonsultasi.
Anastasia menyebut, warna pada gusi dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Di antaranya:
- Melanin
- Melanoid
Baca juga: Sebagai Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, Muhammad Ikbal Bisa Lakukan Veneer hingga Implan Gigi
- Oksihemoglobin
- Bilirubin
- Karoten
- dan zat besi.

Pigementasi pada gusi sangat dipengaruhi oleh intensitas Melanogenesis (pembentukan melanois) dan pengaturan vaskularisasi gingiva.
"Jadi apabila kondisi normal tidak ada anomali berupa radang tentu saja idealnya warna itu merata," ungkap Anastasia.
Perubahan warna pada gusi yang disebabkan oleh radang diakibatkan adanya perubahan vaskularisasi atau pendarahan pada area tersebut.
Penjelasan Dokter Gigi R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)