TRIBUNHEALTH.COM - Masalah pada gigi yang paling sering dikeluhkan adalah gigi sensitif.
Tentu saja kondisi gigi sensitif akan terasa mengganggu penderitanya ketika mengonsumsi makanan dan minuman panas maupun dingin.
Ketika kita merasakan kondisi symthomatis berupa ngilu yang dirasakan pada gigi, kita musti tahu apa pemicunya.
Apabila ngilu yang dikeluhkan merupakan bagian dari kondisi hypersensitifity of teeth, yang dialami artinya gigi menjadi mendadak sensitif.
drg. Anastasia menegaskan bahwa kita harus mengetahui apa etiologinya, dan bukan sebatas langsung mengganti pasta gigi.
Karena diketahui bahwa gigi yang sensitif masuk dalam kategori sensitif apabila yang terjadi adalah sudah terbukanya lapisan kedua gigi yaitu dentint.
Baca juga: dr. Melia Yunita Himbau Orangtua untuk Melakukan Upaya Preventif Terhadap Hepatitis Akut Misterius
Dimana emai sudah hilang karena rusak atau karena beberapa faktor lain yang menyebabkan dentint terbuka.
drg. Anastasia menyampaikan bahwa kita harus membedakan kejadiannya apakah sensitif dentint atau kondisi kejadian fraktur teeth gigi yang retak atau pecah, kondisi pulpitis atau radang pulpa, periodontitis atau peradangan jaringan pendukung gigi, ataukah periostitis yakni peradangan pada tulang.
Yang bisa menentukan kejadian tersebut sebetulnya hanya dokter, itulah mengapa rasa ngilu yang dikeluhkan musti dengan teliti dianamnesis oleh dokter.
Sehingga dokter sampai pada diagnosa yang tepat terkait sympthom yang dialami.
Kalaupun benar bahwa yang dialami pasien adalah kondisi sensitif dentint, biasanya memiliki ciri khas ngilu pada saat terkena dingin bukan saat terkena panas.
Baca juga: Tanpa Disadari, Faktor Hormonal Menjadi Penyebab Kerontokan Rambut, Simak Ulasan Dokter
Keluhan gigi ngilu saat terkena dingin, etiologinya bisa disebabkan oleh kejadian karies, kerusakan jaringan material keras gigi oleh aktivitas mikroorganisme, dan kejadian atrisi.
Biasanya terjadi pada area oklusal atau permukaan area pengunyahan gigi belakang maupun insisal yakni area gigitan gigi depan.
Selain itu, kejadian anomali lain beretiologi dari kondisi abrasi, biasanya karena gesekan benda keras.
Semisal pemakaian sikat gigi dan pasta gigi yang tidak tepat material, tidak tepat alat, dan tidak tepat cara.
Kemudian kejadian afraksi, biasanya dipicu oleh kejadian bruxism, ciri khasnya adalah pada area gigi dekat dengan area gusi.
Baca juga: Begini Kata dr. Caryn Miranda Saptari Dalam Mengatasi Double Chin, Pasien Diimbau Menjaga Pola Hidup
Biasanya dekat dengan area langit-langit atau Palatinal, tampak bentuk cekungan seperti huruf "V" yang diakibatkan oleh aktivitas bad habbit bruxism.
Terkait etiologi kejadian erosi, yang biasanya dipicu oleh bahan-bahan kimia termasuk jenis makanan yang sangat asam atau ber pH rendah juga bisa memicu kejadian erosi.
Kejadian resesi gingiva, yaitu migrasi margin atau tepi gingiva ke arah cemento enamel junction atau menuju kearah akar gigi oleh beberapa penyebab semisal penyakit periodontal seperti radang gusi.
Pada kejadian mekanis juga semisal efek dari cara menggosok gigi yang tidak tepat, semisal terlalu keras sehingga melukai gusi secara berulang juga memicu kejadian resei gingiva.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi. Jumat (4/3/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)