Breaking News:

Sebabkan Ragam Penyakit Kronis, Wamenkes: Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour yang bersifat toxic/racun.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Kompas.com
Ilustrasi rokok elektrik 

TRIBUNHEALTH.COM - Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan rokok elektrik sangat populer di kalangan remaja.

Disebutkan bahwa rokok elektrik merupakan alternatif sehat dari rokok konvensional karena mengandung nikotin yang rendah.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, menekankan bahwa pemahaman tersebut kurang tepat. Rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional.

Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour yang bersifat toxic/racun.

Baca juga: Kebiasaan Merokok Rupanya Bisa Sebabkan Warna Gusi Berubah, Ini Kata drg. R. Ngt. Anastasia Ririen

Jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, zat-zat ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius di masa depan. Seperti penyakit:

- Kardiovaskular

- Kanker

Ilustrasi Kanker
Ilustrasi Kanker (kompas.com)

- Paru-paru

- Tuberkulosis

Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Sebut Sesak Napas pada Anak Banyak Disebabkan oleh Asma, Pneumonia, dan TBC

- dan lainnya.

2 dari 2 halaman

"Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional. Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik."

"Dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik,” jelas Wamenkes dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Ilustrasi rokok elektrik
Ilustrasi rokok elektrik (kompas.com)

Dikatakan Wamenkes, konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja turut berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia.

Dari hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3% (2011) menjadi 3% (2021).

Baca juga: Rokok Elektrik Tetap Mengandung Nikotin, Dokter Ingatkan Bisa Sebabkan Serangan Jantung

Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2%.

Wamenkes berharap temuan ini bisa menjadi landasan bagi para stakeholder dan masyarakat terutama orang tua untuk bersama-sama menghentikan aktivitas merokok terutama di kalangan remaja.

ilustrasi rokok elektrik
Ilustrasi rokok elektrik (Kompas.com)

Baca juga: Berhenti Merokok Dapat Tingkatkan Seksualitas, Ereksi Lebih Berkualitas hingga Mudah Capai Orgasme

Jika tidak segera dihentikan, kebiasaan buruk merokok pada generasi muda dikhawatirkan kian meningkat serta menimbulkan kesehatan serius di masa depan.

"Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok,” harap Wamenkes.

Baca juga: dr. Satya Perdana Sarankan Perokok Rutin Melakukan Laser Lips Agar Bibir Tidak Menghitam Kembali

(TRIBUNHEALTH)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comrokok elektrikKementerian Kesehatanrokok
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved