TRIBUNHEALTH.COM - Gigi bungsu disebut juga dengan wisdom teeth merupakan gigi geraham ketiga atau terakhir yang tumbuh pada bagian paling belakang dari rahang.
Gigi bungsu ini sering kali bererupsi atau tumbuh terakhir kali dan terjadi saat memasuki usia 17 tahun hingga 26 tahun atau saat seseorang memasuki fase usia dewasa.
drg. Anastasia menyebutkan, proses erupsi gigi ialah suatu proses fisiologis yang normal terjadi pada semua orang.
Namun sayangnya erupsi gigi pada gigi bungsu ini sering kali memicu munculnya anomali seperti impaksi gigi, operkualitis, hingga kista folikuler.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Tangerang program Sapa Dokter.
Menurut drg. Anastasia, erupsi gigi atau tumbuhnya gigi terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut.
Baca juga: Kenali 6 Anomali yang Dapat Terjadi Akibat Permasalahan Gigi Bungsu, Berikut Ulasan drg. Anastasia

- Pre Erupsi
Pre erupsi ialah tahap saat mengalami pertumbuhan atau perkembangan benih gigi di dalam tulang rahang, baik itu pada rahang bawah atau atas.
Kondisi ini terjadi saat akar gigi belum terbentuk, jadi hanya mahkotanya saja.
- Pre Fungsional
Pre fungsional adalah tahap ketika dimulainya proses inisiasi pembentukan akar dari proses tumbuhnya atau keluarnya gigi di dalam rongga mulut.
- Fungsional
Tahap fungsional adalah tahap ketika gigi sudah mengalami pertumbuhan yang sempurna dan bisa berfungsi dengan baik.
Baca juga: Kenali Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tulang Rahang, Simak Ulasan drg. Anastasia

"Pada fase-fase ini bisa saja terjadi kelainan, karena ada banyak kelainan atau anomali yang bisa terjadi akibat keberadaan erupsi atau tumbuhnya gigi bungsu," tutur drg. Anastasia.
Lantas apakah gigi bungsu yang tidak mengalami kelainan atau anomali harus dicabut?
drg. Anastasia menjelaskan, terdapat kesepakatan untuk melakukan upaya pencabutan gigi bungsu atau wisdom teeth dalam rangka untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut, baik pada rahang ataupun gigi tersebut.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Operasi Pencabutan Gigi Bungsu? Ini Penjelasan drg. Nadia Yuniastuti
"Jadi gigi bungsu itu tidak ada anomali dan tidak ada masalah, namun ada beberapa yang memutuskan untuk melakukan pencabutan terhadap gigi bungsu tersebut," jelas drg. Anastasia.
Menurut kajian literatur Okra database of systemic review, peneliti dari Radbound University Medical Center Belanda menyebutkan bahwa membiarkan gigi impaksi dan melakukan operasi adalah hal yang sama-sama berisiko untuk pasien, hanya saja belum jelas mana yang bermanfaat untuk pasien.
Tentunya manfaat membiarkan gigi impaksi atau operasi akan diketahui dari kondisi yang dialami oleh pasien itu sendiri, apakah pasien nyaman membiarkan gigi tersebut impaksi atau lebih nyaman melakukan operasi.
Baca juga: Keterbatasan Ruang Sebabkan Gigi Bungsu Kerap Timbulkan Masalah Kesehatan saat Tumbuh

drg. Anastasia menuturkan, sementara di Amerika menyepakati bahwa wisdom teeth atau gigi bungsu yang tidak memiliki gejala atau anomali disepakati untuk dicabut sebagai bentuk preventif atau tindakan pencegahan.
Sedangkan dari Inggris, menurut drg. Anastasia mereka menyepakati menurut pedoman yang berlaku bahwa apabila terdapat gigi bungsu tidak bermasalah maka tidak perlu dilakukan pencabutan.
"Jadi mengenai pencabutan gigi bungsu kembali lagi pada keputusan bersama dan melihat kasus yang sedang berlangsung, apakah gigi tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak, karena tidak semua gigi bungsu harus dilakukan pencabutan," terang drg. Anastasia.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dalam tayangan YouTube Tribun Tangerang program Sapa Dokter pada 11 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)