Breaking News:

Pentingnya Skrining Sindrom Hipotiroid Kongenital pada Bayi Baru Lahir Guna Cegah Stunting

Dirjen Pelayanan Kesehatan mengatakan skrining sindrom hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir penting untuk dilakukan.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi bayi baru lahir 

TRIBUNHEALTH.COM - Kementerian Kesehatan telah menerima hibah 4 unit alat Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer dari PT UBC Medical Indonesia pada Sabtu (21/5).

Alat tersebut digunakan untuk skrining sindrom hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir untuk mencegah stunting dan keterbelakangan mental.

Hipotiroid Kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir.

Baca juga: Ahli Gizi Beberkan Dampak yang Bisa Terjadi Jika Stunting Tidak Segera Ditangani Sejak Dini

Hipotiroid Kongenital dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak dan membuat anak mengalami keterbelakangan mental.

Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. Abdul Kadir, PhD, Sp. THT-KL(K), MARS mengatakan skrining sindrom hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir penting untuk dilakukan.

"Skrining bertujuan agar pengobatan dapat diberikan sejak dini sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal," katanya dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting (tribunnews.com)

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting, skrining hipotiroid kongenital pada tahun ini akan mulai diakses oleh seluruh bayi baru lahir di Indonesia dengan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional.

Skrining dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS.

Baca juga: Platform Indonesia Health Service akan Terintegrasi dengan BPJS Kesehatan, Baca Ketentuan Ini

Ilustrasi BPJS Kesehatan
Ilustrasi BPJS Kesehatan (Kolase TribunMadura.com (Sumber:Kompas dan istimewa))

Alat Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer digunakan untuk pemeriksaan kadar TSH dari sampel tetesan darah kering.

Sampel tetesan darah yang diambil dari bayi baru lahir akan dikirimkan ke pusat rujukan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital yang saat ini ada di 4 rumah sakit rujukan.

2 dari 3 halaman

Yaitu:

Baca juga: Kemenkes Luncurkan Aplikasi ASIK (Sehat IndonesiaKu) untuk Mencatat Imunisasi Secara Digital

- RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

- RSUP Dr. Hasan Sadikin

- RSUP Dr. Sardjito

- dan RSUD Dr. Soetomo.

Ilustrasi pemeriksaan bayi
Ilustrasi pemeriksaan bayi (kompas.com)

Kadar TSH < 20 μU/mL menunjukan bahwa kadar TSH bayi normal.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap keberhasilan program skrining hipotiroid kongenital, PT UBC Medical Indonesia memberikan hibah 4 unit alat Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer kepada Kementerian Kesehatan yang akan digunakan di 4 rumah sakit rujukan pemerintah sesuai dengan nama rumah sakit yang telah dituliskan di atas.

Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Upaya yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Anak Terhindar dari Stunting dan Obesitas

Hibah alat ini otomatis diharapkan akan dapat memperbesar kapasitas pemeriksaan dari masing-masing RS hingga mencapai 2400 tes perhari.

Peningkatan kapasitas pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat mencapai target skrining yang dicanangkan oleh pemerintah.

Ilustrasi perbandingan anak yang tumbuh normal dan anak yang mengalami stunting
Ilustrasi perbandingan anak yang tumbuh normal dan anak yang mengalami stunting (tribunnewswiki.com)

Seremonial hibah alat Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer akan dilaksanakan pada Sabtu (21/5) dari PT UBC Medical Indonesia kepada 3 rumah sakit yang berada di bawah naungan Kementrian Kesehatan yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, dan RSUP Dr. Sardjito.

Baca juga: Asupan dari ASI maupun MPASI Tidak Kuat, Bisa Menjadi Faktor Penyebab Terjadinya Stunting

3 dari 3 halaman

Seremonial hibah diselenggaran bersamaan dengan rapat kerja Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan yang dihadiri oleh seluruh perwakilan RS Pemerintah.

Penyerahan dilakukan oleh Komisaris PT UBC Medical Indonesia Nathan Tirtana kepada direktur dari masing-masing RS dengan disaksikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. Abdul Kadir, PhD, Sp. THT-KL(K), MARS.

Baca juga: Pembengkakan Leher Bisa Jadi Tanda Kanker Tiroid, Konsultasi ke Dokter jika Disertai Gejala Berikut

(TRIBUNHEALTH)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comVitiligoHipotiroidstunting Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved