Breaking News:

Dokter Sebut Persentase Anak Berpotensi Alami Kolesterol dan Imbauan yang Bisa Dilakukan

Berikut ini persentase anak yang berpotensi alami penyakit kolesterol yang perlu dipahami

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
Ilustrasi anak yang berpotensi alami masalah Kolesterol 

TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol juga disebut sebagai penyakit lemak darah.

Keluhan kolesterol sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.

Umumnya kita mendengar masalah kolesterol banyak terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: Sekeluarga Kena Kolesterol Belum Tentu karena Genetik, Bisa Jadi Punya Lifestyle yang Sama Buruknya

Namun rupanya, masalah kolesterol juga dapat diderita anak-anak.

Tentu saja, meski bisa dialami oleh anak-anak namun sifatnya masih bersifat individiual.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, Indra Wijaya.

Ilustrasi kolesterol
Ilustrasi kolesterol (tribunnews.com)

"Ini terkait dengan genetik, pembentukan sintesa kolesterol di dalam tubuh itu 70 % di hati."

"Maka dari itu kalau gennya memang tinggi, pembuatan kolesterolnya, maka akan turun. Jadi sifatnya individual," jelas Indra. dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Jika diukur secara persentase, maka kemungkinan anak menderita kolesterol dinayatakan cukup tinggi.

Baca juga: Banyak Aktivitas Fisik dan Hindari Minuman Manis Jadi Kunci Hilangkan Lemak Visceral

Oleh karena itu dibutuhkan screening yang dapat dilakukan bersama dokter spesialis anak.

2 dari 4 halaman

Pentingnya dilakukan screening, lantaran peningkatan kolesterol pada anak justru tidak bergejala.

Berbeda dengan orang dewasa yang bisa menunjukkan gejala peningkatan kolesterol.

Ilustrasi penyakit kolesterol
Ilustrasi penyakit kolesterol (kompas.com)

Maka dalam dunia kedokteran, dibutuhkan screening khusus pada seorang anak dengan keadaan tertentu yang bisa dicurigai mengalami masalah kolesterol.

Biasanya anak-anak yang berisiko mengalami kolesterol tinggi ialah:

- Anak obesitas

Baca juga: Waspada, Obesitas Berkaitan dengan Meningkatnya Kematian Akibat Penyakit Jantung dan Diabetes

- Memiliki riwayat orangtua yang menderita stroke dan jantung usia dini.

Biasanya screening ini akan dilakukan oleh dokter spesialis anak.

"Jadi ada anak-anak yang diterapi, tentunya konsultasi dengan dokter spesialis anak terkait penyakit sindroma metabolik yang ditandai kolesterol tinggi dan kegemukan," papar Indra.

Sehingga dapat disimpulkan bahawa screning dan terapi pada anak untuk mengatasi permasalahan kolesterol hanya diberikan jika memang diperlukan.

Ilustrasi pemeriksaan pada anak
Ilustrasi pemeriksaan pada anak (Freepik.com)

Pentingnya Medical Check Up

Medical check up sangat penting dilakukan, terlebih jika memiliki riwayat kolesterol tinggi.

3 dari 4 halaman

Lantaran banyak kejadian penderita kolesterol sudah sembuh namun merasa kolesterol naik dan kembali minum obat tanpa mengetahui kondisi kesehatan secera sepenuhnya.

Padahal yang bisa menentukan perlu tidaknya seseorang mengonsumsi obak kolesterol hanyalah dokter.

Baca juga: Segera ke Rumah Sakit jika Anak Alami Tanda Asma di Bawah Ini

Sehingga tidak semua obat kolesterol yang telah dikonsumsi harus dilanjutkan.

"Bisa jadi cuma pegal otot doang, padahal kolesterolnya sudah normal."

"Namun malah masi mengonsumsi obat padahal sudah normal," ucap Indra.

Maka dari itu dibutuhkan Medichal check up secara berkala.

Ilustrasi pemeriksaan dokter
Ilustrasi pemeriksaan dokter (Kompas.com)

Biasanya waktu Medichal check up yang dianjurkan oleh dokter adalah setiap 3 bulan.

Waspada Kolesterol Naik

Kolesterol naik seringkali dikeluhkan dengan berbagai gejala.

Namun sebenarnya adapula beberapa orang yang mengalami kenaikan kolesterol tanpa disertai dengan gejala.

4 dari 4 halaman

Indra menyebut, kolesterol naik bisa datang sewaktu-waktu.

Baca juga: Diabetes Bisa Sebabkan Lingkaran Hitam di Area Mata, Kulit Jadi Tampak Kendur dan Bengkak

Bahkan bisa terjadi pada orang yang sehat alias tidak memiliki kolesterol sekalipun.

Kondisi ini dikaitakan dengan faktor makanan yang akan dikonsumsi.

"Hati memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh sekitar 70 hingga 75 %."

"Sisanya, sekitar 25 % kolesterol didapat dari makanan yang dikonsumsi," jelas Indra.

Ilustrasi menerapkan pola hidup sehat
Ilustrasi menerapkan pola hidup sehat (biz.kompas.com)

Maka dari itu, penting untuk menerapkan pola hidup sehat.

Salah satunya dengan menjaga makanan rendah lemak.

Makanan yang bisa meningkatkan kolesterol adalah yang mengandung tinggi lemak.

Baca juga: Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Produksi Asam Lemak dan Sebabkan Peradangan Tubuh

Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi lemak, ialah daging dan Ice cream.

Disamping makanan, penyakit dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa mencetuskan peningkatan kolesterol.

Maka dari itu saat mengonsumsi obat atau menderita penyakit tertentu, perlu mendapatkan evaluasi dari dokter yang menangani.

Statin obat penurun kolesterol
Statin obat penurun kolesterol (Daily Mail via Tribunnews)

Selain itu pula, kolesterol tinggi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.

Kolesterol tinggi bisa dialami meskipun telah menjaga pola makan dan berolahraga.

"Tentunya tidak banyak. Tetapi ada dalam data penyakit kedokteran," jelas Indra.

Tanda Kolesterol Naik

Seringkali tanda kolesterol naik paling banyak dijumpai adalah merasakan berat pada area leher atau pundak.

Namun rupanya kenaikan kolesterol juga tidak selalu menunjukkan gejala.

Baca juga: Berapa Kadar Kolesterol yang Harus Diturunkan dengan Minum Obat?

Sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.

Walau begitu untuk mengantisipasinya, perlu melakukan cek laboratoroium.

Usia berapa saja bisa melakukan deteksi alami penyakit kolesterol hanya dengan pemeriksaan darah melalui laboratorium.

Ilustrasi pemeriksaan laboratorium
Ilustrasi pemeriksaan laboratorium (freepik)

"Kebanyakan seperti itu (berat pada area leher atau pundak) untuk pasien-pasien yang memang merasakan kolesterol tinggi dari hasil lab darahnya."

"Tetapi tidak spesifik, ada yang tidak bergejala. Satu yang kita lihat adanya keluhan berat pada leher," jelas Indra.

Beberapa gejala lain yang biasa muncul pada saat kolesterol naik ialah pusing dan mudah lelah.

Jangan Atasi secara Sembarangan

Lebih lanjut, saat alami kolesterol jangan mecoba melakukan pengobatan secara sembarangan.

Karena obat kolesterol memiliki berbagai tipe dan indikasi.

Baca juga: Mengenal Hiperkolesterolemia Familia, Kondisi Genetik yang Picu Kolesterol Tinggi

Ditambah setiap penyakit berbeda yang disesuaikan dengan jenis dan dosis.

"Jadi jangan coba-coba (beli obat bebas) karena bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Maka saran terbaik yang dianjurkan adalah datang kedokter untuk melalukan Medical check up atau konsultasi dengan dokter.

Ilustrasi minum obat
Ilustrasi minum obat (jabar.tribunnews.com)

Mala dokter akan menganjurkan tes darah lalu dievalusi.

"Jadi apa yang boleh minum obat dan apa yang tidak boleh," ungkap Indra.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua penderita kolesterol bisa mengonsumsi obat.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, (7/5/2022)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTanam BenangTreatment kecantikanTarik benangbentuk wajahdr. Pratidona Anasika Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved