TRIBUNHEALTH.COM - Hemofilia merupakan penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah.
Penyebab utama hemofilia yaitu masalah pada genetik atau mutasi genetik yang membuat tubuh tak cukup memiliki faktor pembekuan darah tertentu.
Tanda-tanda hemofilia
Selain perdarahan yang sulit berhenti, penyandang akan mengalami adanya lebam dan adanya bengkak sendi.
"Jadi sendinya bengkak, kalau di raba panas, bengkak, nyeri, dan jalannya jadi susah," terang dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).
"Hati-hati pada kasus-kasus tersebut, apakah kita atau pasien tersebut adalah penderita hemofilia," sambungnya.
Baca juga: Kapankah Seseorang Boleh Melakukan Laser Lips? dr. Satya Perdana Menjawab

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.
Baca juga: Treatment Laser Lips Bisa Membuat Bibir Tampak Merah, dr. Satya Perdana Sebut Aman Dilakukan
Perdarahan yang terjadi pun bisa banyak manisfentasinya.
"Apakah dia perdarahan dari mimisan, perdarahan dari gusi artau BABnya berdarah. Jadi tergantung jenis perdarahannya, yang pasti perdarahannya sulit berhenti jika tidak dikasih obat pembekuan tersebut," tutur dr. Olga dalam tayangan Healthy Talk (14/05/2022).
Tipe hemofilia yang bisa terjadi
Perlu diketahui jika hemofilia terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu hemofilia tipe A, hemofilia tipe B dan hemofilia tipe C.
Pada hemofilia tipe A terjadi saat tubuh kekurangan faktor pembekuan darah VIII.
Sementara hemofilia tipe B disebabkan karena tubuh kekurangan faktor pembekuan darah IX.
Gangguan hemofilia tipe C terbilang lebih jarang dibandingkan tipe-tipe sebelumnya.
Kelainan ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan faktor pembeku darah XI.
Baca juga: Curigai Kolesterol Tinggi, Bisa Jadi Tanda Alami Diabetes Melitus Tipe 2, Ini Penjelasan Dokter

Baca juga: Ketahui Beragam Manfaat Hydrafacial, Perawatan Wajah Tanpa Menimbulkan Rasa Sakit
"Namun hemofilia C ini tidak banyak ya, karena beberapa literatur mengatakan hanya pada satu kaum saja," ucapnya.
"Jadi kita tahu jika tidak terlalu menyebar ya, dia menyebarnya bersifat turunan," tambahnya.
Menurut dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) tidak ada perbedaan klinisnya, semua sama.
Hal ini karena pada intinya semua tipe ini adalah hemofilia.
Tipe hemofilia yang dialami pasien bisa diketahui jika dilakukan pemeriksaan laboratorium.
dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) menegaskan jika hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki.
Sementara kaum perempuan adalah pembawa atau carrier.
Jadi begitu ada satu orang penderita hemofilia, maka yang perlu ditanyakan dokter adalah riwayat perdarahan pada ibu dan keluarga ibu.
Lantas mengapa hemofilia tidak mungkin terjadi pada kaum perempuan?
Karena pada hemofilia yang terkena adalah kromosom.
Pada saat kromosom X pada wanita hilang, wanita masih memiliki satu gen kromosom X untuk proses pembekuan darah.
Berbeda dengan pria, saat kromosom X pada gennya menghilang, hal ini menyebabkan faktor pembekuan darah juga ikut menghilang.
Inilah mengapa kaum pria rentan mengalami kondisi hemofilia dibandingkan wanita.
Baca juga: Keriput dan Kulit Kendur Merupakan Dua Hal Berbeda, Begini Penjelasan dr. Desidera Husadani Sp.DV

Baca juga: Kenali 6 Anomali yang Dapat Terjadi Akibat Permasalahan Gigi Bungsu, Berikut Ulasan drg. Anastasia
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.