TRIBUNHEALTH.COM - Obesitas merupakan penyakit kronis yang bisa dialami siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Obesitas adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele.
Kondisi ini merupakan awal dari diabetes tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta depresi.
Semakin lama seseorang mengalami obesitas maka semakin tinggi risiko seseorang mengalaminya.
Mengingat penyakit kronis dan kondisi yang berkaitan dengan obesitas dan fakta bahwa obesitas sulit diobati, maka pencegahan merupakan langkah yang penting.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga, dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Maret 2022.
Baca juga: Waspada, Tirah Baring atau Bed Rest Terlalu Lama Bisa Sebabkan Konstipasi,
Baca juga: Selain Alami Nyeri, Penderita Gangguan Saluran Cerna Juga Bisa Alami Konstipasi Hingga Hematochezia
Dengan meningkatkan aktivitas fisik umumnya turun membantu dalam pencegahan terjadinya obesitas.
Meningkatkan aktivitas fisik secara garis besar terbagi menjadi dua, antara lain:
1. Aktivitas di rumah atau tempat kerja atau transportasi
2. Aktivitas waktu luang atau berlatih fisik
Untuk mengatasi obesitas tentunya penderita harus memiliki motivasi yang kuat dengan tujuan kesehatan yang jelas.
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO menambahkan jika pasien juga perlu disiplin motivasi dan konsisten.
Selanjutnya pasien bisa melakukan diet sehat dan olahraga.
Namun pada kenyataannya banyak sekali orang yang kesulitan dalam melakukan diet yang sehat.
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO mengatakan jika obesitas sudah merupakan suatu penyakit.
Jadi seharusnya setiap orang harus berpikir bahwa kesehatan merupakan prioritas.
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO mengimbau untuk menjadikan diet sehat dan olahraga sebagai prioritas.
Berdasarkan penuturan dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO semakin tinggi intensitas aktivitas fisiknya, maka energy expenditurenya juga semakin besar.
Sementara yang terjadi di dalam masyarakat adalah seringkali melakukan aktivitas dengan intensitas yang rendah.
Baca juga: Pitak Akibat Kecelakaan Bisa Sebabkan Kebotakan, Simak Ulasan dr. Ammarilis: Masih Bisa Diperbaiki
Baca juga: dr. Caryn Miranda Saptari Paparkan Penyebab Umum Terjadinya Double Chin
Sehingga apa yang dikonsumsi menyebabkan kelebihan kalori.
Pada tahun 2020, WHO mengeluarkan anjuran bahwa moderate activity atau aktivitas sedang harus banyak dilakukan.
Minimal dilakukan selama 150 menit per minggu.
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO memberikan contoh aktivitas fisik sedang yang setara dengan olahraga yang mana aktivitas ini tidak disebut sebagai olahraga, antara lain:
- Mengepel lantai dengan gerakan lebih bertenaga , 2-3 kali sehari
- Memindahkan perabotan
- Membersihkan jendela setiap 2 hari
- Berkebun
- Mencuci pakaian secara tradisional atau manual
- Mencuci mobil dengan gerakan lebih bertenaga, 1-2 kali sehari
- Memperbaiki bagian-bagian rumah
- Jalan cepat dari parkiran kendaraan
- Naik turun tangga 1-3 level lantai
Baca juga: Mungkinkah Penyakit Alopecia Bisa Sebabkan Kebotakan secara Permanen? Begini Ulasan dr. Ammarilis
"Yang namanya olahraga atau bahasa inggrisnya sport itu adalah aktivitas fisik bagian dari aktivitas fisik yang dilakukan terencana, terprogram, ada aturan-aturan tertentu atau mengikuti suatu regulasi atau aturan dan bertujuan kompetisi," terangnya.
Baca juga: drg. Anastasia : Kasus Abses Gigi Memerlukan Penanganan Dokter agar Kondisi Tidak Semakin Parah
Penjelasan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga, dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.