TRIBUNHEALTH.COM - Pada dasarnya penyebab maupun gejala gangguan saluran pencernaan tergantung pada jenis penyakit yang dialami pasien.
Salah satu gejala gangguan saluran pencernaan bawah adalah pasien mengalami konstipasi.
Konstipasi merupakan buang air besar (BAB) yang kurang dari 3 kali per minggu dan adanya kesulitan untuk mengeluarkannya.
Ada berbagai faktor penyebab konstipasi.
Tak banyak orang tahu jika bed rest (tirah baring) lama ternyata bisa menyebabkan konstipasi.
"Salah satu yang kita rekomendasikan itu ketika buang air besar itu sebenarnya jongkok," ujar dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH.
"Atau kalau misalnya menggunakan closet duduk itu menggunakan semacam bangku kecil untuk menaruh kaki," katanya.
Dengan begitu posisi antara badan dengan paha atas sumbunya membentuk 35 derajat.
Baca juga: dr. Caryn Miranda Saptari Paparkan Penyebab Umum Terjadinya Double Chin
Baca juga: Mungkinkah Penyakit Alopecia Bisa Sebabkan Kebotakan secara Permanen? Begini Ulasan dr. Ammarilis
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 23 April 2022.
Apabila buang air besar (BAB) dengan posisi duduk biasa, sudut antara tubuh dengan paha atas 90 derajat akan menyebabkan kekakuan pada otot panggul.
Sehingga seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB) yang mana otot akan berkontraksi dan akan membuat saluran tidak lurus.
Maka dari itu, ketika ada sudut 35 derajat dengan bantuan bangku kecil akan membuat longgar salurannya.
Hal ini dikarenakan otot juga mengalami kelonggaran.
Selain itu juga perlu membiasakan toilet training pada waktu pagi, untuk waktu sebenarnya terserah pada pasien.
Hal ini membiasakan untuk buang air besar (BAB) pada waktu tersebut secara rutin.
"Jadi ya seperti anak kecil, toilet training begitu," imbuhnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH juga mengingatkan untuk konsumsi pola makan yang berserat.
Baca juga: drg. Andi Tajrin, MKes, Sp.BM (K) : Jika Mengalami Kanker Mulut Harus Segera Dilakukan Pengobatan
Baca juga: Seberapa Bahayakah Badai Sitokin Terhadap Kesehatan? Simak Penjelasan dr. Debora Johana Rattu
Dimana setiap orang dianjurkan untuk konsumsi banyak sayur dan banyak buah.
Tak hanya pola makan yang perlu diperbaiki, akan tetapi pola konsumsi air putih juga demikian, dimana perlunya mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH membenarkan jika kebiasaan pola hidup sehat ini akan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan maupun kesehatan tubuh.
Ada sebagian orang mengatakan jika kurangnya aktivitas bisa memengaruhi pergerakkan saluran pencernaan yang menjadi melambat.
dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH membenarkan pernyataan ini, maka dari itu pada pasien-pasien yang bed rest (tirah baring) lama yang kurang aktivitas juga menyebabkan saluran pencernaan menjadi istirahat.
Sehingga buang air besarnya sedikit lebih lama dibanding biasanya.
Selain menjaga pola makan, pasien juga perlu memerhatikan pola aktivitas.
Konstipasi bisa memicu beragam komplikasi.
Contohnya seperti begah, polip di saluran pencernaan, ambeien, dan kanker.
Oleh sebab itu, penting bagi individu untuk menjalani latihan fisik secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat kaya serat dan memenuhi kebutuhan air putih.
Baca juga: drg. Anastasia : Kasus Abses Gigi Memerlukan Penanganan Dokter agar Kondisi Tidak Semakin Parah
Idealnya seseorang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu secara teratur.
Hal ini penting dilakukan untuk menurunkan risiko berbagai macam penyakit yang tidak menular.
Baca juga: dr. Henry Jerikho Membagikan Edukasi Khusus untuk Remaja yang Baru Saja Menstruasi
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 23 April 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.