TRIBUNHEALTH.COM - Badai sitokin sebenarnya ialah suatu reaksi imun atau kekebalan yang berlebihan dan tidak terkontrol terhadap benda asing dalam hal ini ialah virus.
Pelepasan sitokin yang terlalu berlebihan, akibatnya ialah merusak tubuh sendiri.
dr. Debora menyampaikan bahwa harusnya dalam keadaan normal bisa melokalisir atau mengontrol virus, tetapi malah menyebabkan peradangan pada organ-organ lainnya.
Sebenarnya badai sitokin juga bisa terjadi pada autoimun.
Jika dibilang penyebab badai sitokin pada Covid-19, tidak diketahui penyebabnya.
dr. Debora menyampaikan pada pasien A bisa mengalami badai sitokin sedangkan pada pasien B tidak, masih belum diketahui penyebabnya.
Baca juga: dr. Ammarilis Sp.KK: Bahan Alami untuk Mengatasi Jerawat Harus Melalui Fase Penelitian dan Percobaan
Tetapi ada juga beberapa penelitian yang menyatakan ini berkaitan dengan autoimun, berpengaruh pada genetik, bahkan terdapat penelitian yang menyatakan karena banyaknya virus pada tubuh.
dr. Debora menyampaikan bahwa badai sitokin dan autoimun seperti berkaitan erat.
Perlu diketahui bahwa badai sitokin sejak awal sudah ada tetapi tidak sebanyak seperti sekarang.
Dari awal, badai sitokin tidak diketahui hanya pada kasus Covid-19 tetapi pada penyakit-penyakit infeksi seperti SARS, Mers-Cov, dan influenza.
Pada non infeksi, badai sitokin bisa terjadi pada penyakit kanker dan autoimun.
Baca juga: Posisi Tidur yang Tepat Bisa Hilangkan Kebiasaan Mendengkur, Pantang untuk Tidur Terlentang
Bahkan orang yang mengalami kecelakaan dan patah tulang dibanyak tempat juga bisa mengalami badai sitokin.
dr. Debora menyampaikan bahwa badai sitokin bisa terjadi karena reaksi yang berlebihan didalam tubuh.
Proses sistem kekebalan tubuh sangat aktif, sinyal-sinyal yang dikirmkan terlalu banyak akhirnya merusak tubuh kita sendiri.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Debora Johana Rattu, MH.Kes., MKM. Seorang dokter umum. Rabu (8/9/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)