TRIBUNHEALTH.COM - Pada tahun ini Kementerian Kesehatan melakukan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin.
Imunisasi rutin merupakan program pemerintah yang berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut, termasuk vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
11 jenis vaksin yang sebelumnya digunakan antara lain :
Baca juga: Jelang Mudik, Kemenkes Sigap Siapkan 13.986 Pos Kesehatan dan Imbau Segerakan Vaksinasi Booster
1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
- 1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio

- 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
- 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
Baca juga: Anak-anak di Bawah Usia 18 Tahun Bisa Mudik Tanpa Tes Antigen, PCR, dan Vaksinasi Booster
- 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
- 9 Bulan : Campak, mencegah campak
2. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.
- Imunisasi campak rubella 1 dosis
3. Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional

- Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
- Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5
Adapun penambahan 3 imunisasi adalah:
1. Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
Vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Baca juga: Jangan Tunda Vaksinasi Booster, Antibodi Mulai Terbentuk 1 hingga 2 Minggu Pascavaksin
Vaksin PCV mulai tahun ini diberikan secara nasional.
2. Vaksin Rotavirus
Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota.

Imunisasi dengan vaksin Rotavirus akan dimulai pada tahun 2022 di 21 kabupaten/kota yang mewakili tiap pulau, dan akan diberikan secara nasional di tahun 2024.
3. dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
Vaksin HPV pada tahun ini juga diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi.
Baca juga: Hoaks, Vaksin HPV Tidak Sebabkan Menopause Dini, Dokter Sebut Usia yang Layak Lakukan Imunisasi
Terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali).

Direncanakan pada tahun 2023 sudah dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
Semua program imunisasi yang menjadi bagian dari program imunisasi rutin wajib akan dibebaskan dari tanggungan biaya, dalam kondisi dan persyaratan tertentu.
Misalnya untuk vaksin HPV diwajibkan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD.
Baca juga: G20 Dukung Indonesia Inisiasi Penyelarasan Standar Prokes dan Sertifikat Digital Vaksin Covid-19
Hal ini dilaksanakan dalam program kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) yang dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan imunisasi merupakan cara yang paling tepat dan murah untuk mencegah kematian ibu dan anak.

"Vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang lebih murah dan lebih efektif daripada intervensi ketika seseorang sudah masuk perawatan di rumah sakit," katanya dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi sehatnegeriku.go.id.
Pekan Imunisasi Dunia
Imunisasi atau vaksinasi adalah metode intervensi kesehatan di hulu yang cost-effective untuk menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Sejarah membuktikan bahwa kita telah bebas dari penyakit cacar dan polio, mengeliminasi tetanus pada ibu dan bayi, serta menurunkan kasus campak dan rubella, salah satunya karena keberhasilan imunisasi.
Baca juga: Penyebab Terkena Cacar Air meski Sudah Imunisasi Lengkap, Ini Penjelasan Dokter Anak
Kerja keras ini perlu kita pertahankan dan teruskan.
Dalam rangka Pekan lmunisasi Dunia (PID) tahun ini, selama sepekan dari tanggal 16 hingga 22 April 2022, akan dilaksanakan beragam rangkaian kegiatan.

Baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam rangka meningkatkan kembali kesadaran dan dukungan kolektif dari seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan cakupan imunisasi.
Melalui momentum Pekan lmunisasi Dunia tahun 2022, diharapkan pemerintah baik di pusat, provinsi, maupun daerah dapat memperkuat kebijakan dan strategi pelaksanaan program imunisasi di wilayah masing-masing.
Baca juga: Alasan Imunisasi Harus Dilakukan Berulang, Simak Penjelasan dari Prof Dr dr Harsono Salimo Sp A(K)
Serta terus melakukan program edukasi publik untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi.
Rangkaian kegiatan Pekan lmunisasi Dunia ini, juga akan menjadi pembuka dari agenda besar program imunisasi nasional tahun 2022 yaitu pelaksanaan Bulan lmunisasi Anak Nasional (BIAN) yang akan dimulai di pertengahan Mei nanti.
Baca juga: Masyarakat Harus Pahami, Menurut Penelitian Tidak Pernah Terbukti Anak akan Sakit Setelah Imunisasi
(TRIBUNHEALTH)