TRIBUNHEALTH.COM - Melanin merupakan pigmen atau zat warna alami yang memberi warna pada mata, rambut serta kulit.
Seseorang yang memiliki kulit gelap tentu memiliki kadar melanin yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang memiliki kulit terang.
Menurut drg. Anastasia, melanin sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghindari paparan sinar UV pada tubuh.
Namun bagi sebagian orang apabila produksi melanin berlebihan membuat seseorang merasa terganggu dari segi estetika karena cenderung lebih gelap.
Warna gusi seseorang umumnya menyesuaikan warna kulit yang juga dipengaruhi oleh faktor genetik, ras, dan kadar pigmen yakni melanin.
Ketika seseorang tersenyum, yang akan terlihat bukan hanya barisan gigi geligi tetapi juga gusi.
Baca juga: Ketika Anak Mengalami Dehidrasi, Ubun-ubun Besar Anak Menjadi Cekung

Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter.
Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A(K) Beberkan Tanda-tanda Anak Mengalami Dehidrasi
Meskipun pigmentasi adalah hal normal atau fisiologis, terdapat beberapa kondisi yang bisa menyebabkan warna gusi yang awalnya merah muda menjadi lebih gelap.
Perlu diketahui jika pembentukan melanin meningkat beberapa kali lipat apabila seseorang sering terpapar sinar matahari.
Itulah mengapa orang yang sering beraktivitas di luar ruangan akan lebih rentan untuk mengalami perubahan warna kulit dan gusi menjadi lebih gelap.
Berkaitan dengan hiperpigmentasi pada gusi, drg. Anastasia menuturkan jika bisa dipengaruhi oleh faktor endogen dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor eksogen.
Biasanya faktor endogen berasal dari perubahan terkait melanin, bilirubin, dan zat besi.
Tak hanya itu saja, pada beberapa penyakit-penyakit sistemik juga memunculkan anomali pada gusi atau gingiva.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menambahkan jika ada pula pigmentasi yang berasal dari faktor-faktor eksogen.
Baca juga: Perlukah Mencabut Gigi Gingsul Selama Perawatan Ortodonti? Begini Kata drg. Ardiansyah S. Pawinru

Baca juga: Wanita yang Sedang Hamil Tidak Disarankan Melakukan Perawatan Pengencangan Vagina, Begini Alasannya
Misalnya seperti keberadaan di lingkungan yang dekat dengan metal, batu bara, serta pabrik makanan yang menggunakan pewarnaan tertentu.
"Tentu saja hal ini bisa memengaruhi pigmentasi dari penduduk di sekitar lokasi," tegas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Ada juga beberapa jenis obat yang apabila dikonsumsi bisa memicu kejadian hiperpigmentasi, misalnya obat-obatan jerawat, ketonazole, dan sebagainya.
Termasuk pada kondisi pasca perawatan konservasi gigi dimana reparasi menggunakan material logam.
Dimana hal ini bisa menimbulkan pewarnaan pada gusi yang dekat dengan area preparasi tersebut.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menambahkan bagi seseorang yang memiliki kebiasaan merokok juga bisa memunculkan pigmentasi pada gusinya.
Kebiasaan merokok masuk ke dalam kategori endogen.
Sebagian orang berpendapat jika kondisi tersebut memengaruhi estetika maka berupaya untuk mereduksi kondisi tersebut.
Dimana bisa dilakukan tindakan depigmentasi pada gusi.
Baca juga: Mengencangkan Area Kewanitaan dengan Alat HIFU, Simak Prosedurnya Menurut dr. Irmadani Intan Pratiwi

Pasalnya perubahan warna hanya akan terjadi di permukaan.
Sehingga gusi yang berwarna gelap bisa diperbaiki dan menjadi normal kembali.
Cara yang efektif dan umum dilakukan adalah menghilangkan lapisan kehitaman dengan cara pembedahan.
Baca juga: dr. Pratidona Anasika Membagikan Tips Menjaga Kulit Agar Tetap Sehat dan Glowing Selama Puasa
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 03 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.