TRIBUNHEALTH.COM - Memperhatikan kondisi kesehatan gigi perlu dilakukan sejak dini.
Jangan sampai ketika memiliki keluhan gigi baru datang ke dokter gigi.
Akibatnya kondisi gigi yang bermasalah menjadi lebih sulit tertangani.
Baca juga: Pengertian Karang Gigi Menurut Pandangan Medis yang Disampaikan oleh Lettu Kes. drg. Ari Wd Astuti
Untuk mengantisipasinya, drg. Megananda Hiranya Putri, M.Kes menganjurkan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali.

"Setiap 6 bulan sekali coba kontrol ke dokter gigi, mau sakit atau tidak sakit," tegasnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Untuk melakukan pemeriksaan gigi ini, dapat dilakukan di dokter gigi atau terapis gigi.
Bila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan karang gigi, maka harus segera dibersihkan.
Baca juga: Tidak Menggosok Gigi pada Bagian yang Sakit Beresiko Mempercepat Penumpukan Karang Gigi
Begitupula jika ada gigi berlubang, bisa segera ditangani.
"Jadi suatu tindakan bijaksana kalau kita melakukan kontrol rutin ke poli gigi, baik di rumah sakit, klinik, atau puskesmas," jelas Mega.

Lebih lanjut, ia menerangkan salah satu pemicu masyarakat menjadi tidak segera datang ke dokter gigi meskipun ada permasalahan gigi lantaran gejala yang tidak tampak.
Salah satunya ialah kondisi radang gusi atau Gingivitis yang tidak menimbulkan rasa sakit.
Baca juga: Jarang Menyikat Gigi, Mengonsumsi Makanan Manis dan Asam Beresiko Tinggi Mengalami Gingivitis
Menurutnya, jika sudah mengalami tanda gusi gatal harap segera datang ke dokter gigi.
Gejala tersebut sudah mengarah adanya karang gigi atau kalkulus.
Karang gigi ini bisa menyebabkan terjadinya Gingivitis.
Kenali Tanda Gingivitis

Gusi yang radang biasanya ditandai saat menyikat gigi darah akan keluar.
"Ada darah yang terbawa di buih pasta gigi, kita tidak menyadari tiba-tiba ada darah."
"Nah itu ciri gusi yang mengalami radang atau istilah medisnya disebut Gingivitis," jelas Mega.
Baca juga: Perdarahan Gusi Bersifat Spontan Selain Akibat Gingivitis Bisa Dikarenakan Adanya Kelainan Sistemik
Biasanya gusi yang mengalami radang, warnanya akan terlihat terang dan mudah berdarah.
Selain itu pada permukaan gusi akan terlihat menggelembung.
Kondisi ini akan berkembang lebih lanjut jika tidak segera diatasi.

Lambat laun akan jumlah karang gigi akan meluas.
Mengingat pada permukaan karang gigi akan selalu ada bakteri.
Kondisi ini mencetuskan inflamasi pada gusi bagian bawah.
Baca juga: Gigi Masih Terasa Sakit ketika Dicabut Meskipun Sudah Dibius, Begini Alasannya Menurut drg. Citra
Gusi bagian bawah ini ada jaringan pendukung gigi.
Jaringan pendukung gigi ini terdiri dari:
- Gusi

- Serat periodontal
- Tulang alveolar gigi.
Baca juga: drg. Aprilia Denta: Periodontitis yang Sudah Menimbulkan Nyeri dan Sakit Tidak Boleh Dianggap Sepele
Bila serat periodontal rusak karena aktivitas kuman pada karang gigi dan mengenai tulang alveolar, maka gigi tidak memiliki jaringan pendukung lagi.
Akhirnya gigi mudah goyang dan lepas dengan sendirinya.
Jangka Waktu Muncul Karang Gigi
Dalam waktu 24 jam jika plak tidak tergosok dengan sikat gigi, akan memicu terjadinya pengendapan.
Kondisi demikian sering dikaitkan dengan kebiasaan mengunyah hanya dengan 1 sisi saja.
Baca juga: Tidak Menggosok Gigi pada Bagian yang Sakit Beresiko Mempercepat Penumpukan Karang Gigi
Pasalnya, seringkali penyebab munculnya kebiasaan mengunyah 1 sisi saja lantaran salah satu sisi rahang ada yang sakit.

Kondisi tersebut juga biasanya membuat penderita jadi tidak ingin menyikat pada area gigi yang sakit tersebut.
Akhirnya plak tersebut menjadi mengendap dan menjadi karang gigi.
Baca juga: Frekuensi Menyikat Gigi yang Benar, Baik Sebelum dan Saat Berpuasa Menurut drg. Ummi Kalsum, Sp.KG.
Penjelasan drg. Megananda Hiranya Putri, M.Kes dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)