TRIBUNHEALTH.COM - Vitamin B12 merupakan nutrisi yang berperan luas dalam menunjang kinerja tubuh.
Vitamin B12 turut membantu membuat sel darah merah, menjaga sistem saraf yang sehat, dan menunjang fungsi psikologis yang normal.
Oleh karena itu, kadar B12 yang rendah dapat berdampak buruk bagi kesehatan, dilansir TribunHealth.com dari Express.co.uk, Jumat (1/4/2022).
Layanan kesehatan Inggris, NHS, menyebut kadar B12 yang rendah secara konsisten dapat menyebabkan masalah neurologis yang "tidak dapat diubah".
"Jika masalah neurologis berkembang, mereka mungkin tidak dapat diubah," memperingatkan NHS.
Masalah neurologis meliputi:
- Masalah penglihatan
- Hilang ingatan
- Parestesia/kesemutan
- Kehilangan koordinasi fisik (ataksia), yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh Anda dan menyebabkan kesulitan berbicara atau berjalan
- Kerusakan pada bagian sistem saraf (neuropati perifer), Terutama di kaki.
Kasus neuropsikiatri

Baca juga: Defisiensi B12 Dapat Pengaruhi Saraf Optik, Pandangan Jadi Kabur dan Mata Terasa Berdenyut
Baca juga: Lidah Halus Bisa Disebabkan Defisiensi Vitamin B12, Waspada jika Disertai Gejala Berikut
Beberapa masalah yang paling akut adalah neuropsikiatri.
Sebuah studi kasus yang mendokumentasikan seorang pasien laki-laki dengan riwayat delirium selama dua bulan diterbitkan dalam jurnal Hindawi.
Seorang pasien laki-laki 53 tahun, tidak diketahui memiliki penyakit medis, dibawa ke ruang gawat darurat oleh istri dan putrinya karena penurunan asupan oral selama tiga hari.
Penurunan asupan oral dikaitkan dengan muntah.
Pasien memiliki kondisi kesehatan yang normal sampai dua bulan sebelum kunjungannya, ketika ia mulai mengalami perubahan dalam perilakunya.
Menurut istrinya, pasien menjadi lebih agresif, kurang tidur, berhenti bekerja, dan menjadi terisolasi.
Dia juga mengalami halusinasi dan episode kehilangan ingatan jangka pendek.

Baca juga: Pentingnya Mendapatkan Penanganan yang Tepat ketika Terjadi Perdarahan Otak
Baca juga: 6 Kondisi Serius yang Ditandai dengan Sakit Kepala Sekaligus Pusing, Aneurisma hingga Cedera Otak
Gejala di atas disertai dengan kelemahan tubuh secara umum, terutama pada tungkai bawah.
Kelemahan tubuh dikaitkan dengan rasa sakit, dan pada akhirnya pasien memerlukan kursi roda.
Selama dua bulan terakhir, pasien mengunjungi banyak dokter, tetapi tidak ada diagnosis pasti yang ditentukan.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, ditentukan pasien laki-laki memiliki kekurangan vitamin B12.
Pengobatan awal antipsikotiknya menunjukkan "tidak ada perbaikan".
Namun, pasien memiliki respon "luar biasa" terhadap penggantian vitamin B12, dan semua obat antipsikotik dihentikan, studi kasus menyatakan.
Siapa yang berisiko?

Baca juga: Tekankan Pentingnya ASI, UNICEF dan WHO Usul Kemasan Susu Formula Dibuat Polos
Baca juga: Konsumsi Produk Turunan Susu dan Makanan Tinggi Gula Menjadi Faktor Pemicu Kulit Berminyak
Holland dan Barrett menjelaskan: "Vitamin B12 hanya ditemukan secara alami dalam produk hewani seperti daging dan susu, jadi vegan dan vegetarian berisiko kekurangan asupan."
Sumber terkaya B12 termasuk:
- Daging dan hati
- Ikan
- Remis
- Susu dan produk susu
- Telur.
Menurut Holland dan Barrett, orang tua dan orang lain yang tidak menghasilkan cukup asam lambung untuk menyerap B12 dengan baik, juga berisiko kekurangan.
Perawatan untuk kekurangan vitamin B12 tergantung pada apa yang menyebabkan kondisi tersebut.
Kebanyakan orang dapat dengan mudah diobati dengan suntikan atau tablet untuk menggantikan vitamin yang hilang.
Ada dua jenis suntikan vitamin B12:
- Hidroksokobalamin
- Sianokobalamin.
"Pada awalnya, Anda akan mendapatkan suntikan ini setiap hari selama dua minggu atau sampai gejala Anda mulai membaik," jelas NHS.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)