Breaking News:

Segera Ganti Pakaian Dalam Anda jika Sudah Temui Tanda Ini, Simak dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai cara menjaga kesehatan organ intim wanita.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
Ilustrasi menjaga kesehatan organ intim wanita 

TRIBUNHEALTH.COM - Pakaian dalam atau celana dalam wajib digunakan baik wanita maupun laki-laki untuk melindungi organ intim.

Pakaian dalam digunakan dibawah pakaian lainnya.

Penggunaan pakaian dalam harus dicermati dengan tepat. Terutama bagi para kaum hawa.

Baca juga: Tips Cegah Penyakit Menular Seksual pada lbu Rumah Tangga, Ini Anjuran dr. Putri Anita Sari, Sp. KK

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV menganjurkan setiap wanita untuk rutin mengganti pakaian dalam.

Terlebih jika sering beraktivitas lalu mengakibatkan keringat berlebih.

Ilustrasi berolahraga yang menyebabkan keringat berlebih
Ilustrasi berolahraga yang menyebabkan keringat berlebih (Pixabay)

Maka diwajibkan untuk sering mengganti pakaian dalam yang dikenakan.

"Pergantian pakaian dalam tergantung aktivitas."

"Kalau aktivitasnya sering menimbulkan keringat ya harus sering mengganti pakaian dalam," ungkapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.

Baca juga: Rentang Usia Ini Anak Harus Mulai Diajarkan Edukasi Seksual, Dokter Beri Tips Cara Mengedukasinya

Untuk itu harus memahami kondisi tubuh sendiri.

Apabila sudah basah, perlu segera mengganti pakaian dalam.

2 dari 4 halaman

Menjaga Kebersihan Organ Intim

Ilustrasi perlunya menjaga kesehatan sistem reproduksi
Ilustrasi perlunya menjaga kesehatan sistem reproduksi (nakita.grid.id)

Menjaga kebersihan organ intim sangat mutlak untuk diperhatikan oleh para kaum hawa.

Pasalnya bila organ intim tidak terjaga kebersihannya, bisa mencetuskan beragam penyakit.

Baca juga: Kekeringan Vagina Bisa Terjadi Jelang Menopause, Gairah Seksual dan Kemampuan Orgasme Turut Menurun

Salah satu cara dalam merawat organ intim adalah dengan membersihkan vagina dengan benar.

Hal ini bisa dilakukan setelah buang air kecil atau pun buang air besar.

Rahmilasari menganjurkan, untuk membiasakan membasuh vagina dengan tisu agar kering.

Ilustrasi membasuh vagina dengan memanfaatkan tisu
Ilustrasi membasuh vagina dengan memanfaatkan tisu (freepik.com)

Tisu ini wajib dibawa saat akan membersihkan vagina usai buang air.

Penggunaan tisu bermanfaat untuk mencegah kelembapan pada area vagina.

Baca juga: Mengenal Perawatan Vagina, Non Surgical Female Intimate Rejuvenation dari dr. Reshati Anggit Maulani

Biasakan untuk membasuh dari arah depan ke belakang.

Karena jika dari belakang ke depan, maka kuman yang berasal dari dubur akan berpindah ke depan (vagina).

3 dari 4 halaman

"Jadi kalau dari depan ke belakang itu nanti (kumannya) akan tersapu ke belakang.

Pentingnya Keberadaan Rambut Halus sekitar Vagina

Ilustrasi organ intim wanita
Ilustrasi organ intim wanita (health.kompas.com)

Setiap wanita yang sudah beranjak dewasa pasti sudah mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus pada sekitar organ intim.

Keberadaan rambut halus pada sekitar vagina ini seringkali belum banyak orang mengerti akan manfaatnya.

Tidak jarang, beberapa orang menganggap adanya rambut kemaluan sebagai suatu hal yang menganggu.

Baca juga: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Vagina Kering pada Wanita Perimenopause

Sehingga memutuskan untuk memangkasnya begitu saja.

Padahal, rambut halus pada organ intim wanita ini memiliki peran yang sangat penting.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (Freepik.com)

Menurut Rahmilasari, adanya rambut halus pada vagina merupakan mekanisme pertahanan.

"Rambut sebenarnya harus ada di alat kelamin kita ya, karena dia merupakan mekanisme pertahanan dari bakteri," ungkapnya.

Kendati begitu, ia juga tak menganjurkan bila rambut pada vagina ini tumbuh secara lebat.

Baca juga: Pasangan Harus Peka, Ada Orang yang Perlu Dibangkitkan Sebelum Siap Berhubungan Seksual

4 dari 4 halaman

Jadi perlu dikondisikan, jangan sampai terlalu sedikit atau terlalu banyak.

Pasalnya, jika rambut pada organ intim terlalu banyak, bisa menimbulkan kelembapan.

Ilustrasi organ reproduksi perempuan
Ilustrasi organ reproduksi perempuan (Freepik)

Hal itu bisa memicu tumbuhnya jamur dan bakteri menjadi mudah masuk pada vagina.

Adanya jamur dan bakteri bisa mencetuskan terjadinya keputihan yang patut untuk diwaspadai.

Baca juga: Ketahui Berbagai Penyakit yang Bisa Terjadi Pada Organ Reproduksi Wanita Menurut dr. Binsar Martin

Jangan Gunakan Antiseptik

Untuk mengatasi keputihan, tidak jarang seseorang akan menggunakan cairan antiseptik.

Cairan antiseptik ini dianggap bisa membuat organ intim wanita menjadi lebih kesat.

Baca juga: Berbagai Penyebab Libido Seksual Wanita Rendah, Perubahan Hormonal hingga Masalah Hubungan

Menanggapi hal tersebut, Rahmilasari menampiknya.

Ia berujar, bahwa vagina memiliki mekanisme pertahanan (pembersih) sendiri.

Ilustrasi penggunaan cairan antiseptik pembersih vagina
Ilustrasi penggunaan cairan antiseptik pembersih vagina (lifestyle.kompas.com)

Hal itu merupakan peran dari Lactobacillus yang berfungsi untuk menjaga PH vagina agar terus asam.

Normalnya PH tingkat keasaman vagina adalah 3,5 sampai 4,5.

"Apabila ekosistemnya terganggu, daerah sekitarnya lembap, dan menggunakan cairan antiseptik, maka akan menimbulkan keluhan keputihan," terang Rahmilasari.

Baca juga: Apakah Rasa Gatal pada Vagina Memengaruhi Kesehatan? Begini Tanggapan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS

Jadi penggunaan cairan antiseptik tersebut membuat bakteri baik, Lactobacillus bisa digantikan dengan bakteri jahat.

Maka sebaiknya untuk mengatasi keputihan , langkah awal yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan dengan tepat.

Ilustrasi penggunaan antiseptik pembersih kewanitaan
Ilustrasi penggunaan antiseptik pembersih kewanitaan (lifestyle.kompas.com)

Salah satunya cukup dengan membersihkan keputihan hanya dengan air bersih saja.

"Bilas saja dengan air biasa yang bersih, itu sudah cukup," sambungnya.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga Sebut Vaginismus Termasuk Kelainan Psikologis Bermanifestasi di Otot Vagina

Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Jumat (14/8/2020).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPakaian dalamdr. Rahmilasari MujitabaDokter spesialis kulit dan kelaminOrgan intimkesehatan seksual
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved