Breaking News:

Jam Kerja 'Membengkak' Selama WFH, Pakar Ingatkan untuk Seimbangkan Kehidupan dan Pekerjaan

Meski bekerja dari rumah, pakar kesehatan menekankan pentingnya membatasi waktu kerja.

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi kerja WFH di masa pandemi 

TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa sektor pekerjaan memang masih menerapkan kebijakan bekerja dari rumah akibat pandemi Covid-19 yang belum dinyatakan berakhir.

Tak selamanya bekerja dari rumah terasa menyenangkan.

Terkadang bekerja dari rumah terasa lebih berat dibanding bekerja di kantor.

Alasannya beragam, mulai dari lingkungan yang kurang kondusif hingga waktu kerja yang lebih lama.

Ketika WFH beberapa karyawan harus siap siaga jika tiba-tiba ada meeting virtual atau tugas tertentu dari atasan.

Hal ini membuat karyawan merasa bekerja sehari penuh, dan sulit membedakan kehidupan pribadi dengan pekerjaan

Cuti tak bisa jadi solusi

Ilustrasi mengambil cuti kerja untuk atasi burnout
Ilustrasi mengambil cuti kerja untuk atasi burnout (Pixabay)

Baca juga: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengatasi Burnout, Kondisi saat Rasakan Kelelahan Fisik dan Mental

Baca juga: Terlalu Banyak Bekerja Berbahaya untuk Kesehatan, WHO Kaitkan dengan Penyakit Jantung Iskemik

Cuti merupakan salah satu pilihan untuk istirahat dari jam kerja yang terlalu sibuk.

Namun, Konsultan Senior di Departemen Kedokteran Kerja dan Lingkungan Singapore General Hospital, Dr. Lim John Wah, memberi catatan.

Dr. Lim menyebut cuti tak bisa menjadi solusi permanen.

2 dari 2 halaman

"Ketika kita kembali ke lingkungan kerja yang mengharuskan kita bekerja berjam-jam, masalah yang sama cenderung berulang," katanya.

"Yang terbaik adalah menargetkan penyebab yang mendasari overworking, bukan gejala overworking."

Hal yang sama disampaikan Dr. Shimona Khoo dari Raffles Medical Singapura.

Baca juga: Pekerjaan Bikin Depresi? Coba Kurangi Gejalanya dengan Sederet Tips Berikut Ini

Baca juga: Cara Kelola Stres dengan Benar Akibat Kehilangan Pekerjaan, Simak Informasi dari Psikolog

Ilustrasi stres akibat pekerjaan
Ilustrasi stres akibat pekerjaan (Pixabay)

Dr. Khoo menegaskan tak semua orang bisa mengambil cuti panjang dari pekerjaan mereka.

Atau, ketika sedang cuti, seseorang mungkin masih sibuk mengurus keluarga.

Dia mengatakan istirahat sebentar seperti mengambil libur tetap perlu.

Tapi yang terpenting adalah menyeimbangkan kehidupan kerja agar tidak terlalu berlebihan.

"Namun, mencapai keseimbangan kehidupan kerja adalah satu-satunya cara untuk mengatasi efek kesehatan dari kerja berlebihan," katanya.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comWFHPekerjaanDr. Lim John WahRaffles Medical SingapuraDr. Shimona Khoo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved