Breaking News:

Apakah Penyakit Menular Seksual Bisa Dicegah dengan Makanan? Ini Kata dr Putri Anitasari, Sp.KK

Penyakit menular seksual biasa disebut juga sebagai infeksi menular seksual.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi waspada terhadap penyakit menular seksual 

TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit menular seksual biasa disebut juga sebagai infeksi menular seksual.

Penyakit menular seksual rentan terjadi pada kelompok usia remaja menuju dewasa.

Meski dikenal berbahaya, penyakit menular seksual masih dapat diantisipasi.

Namun di antara berbagai cara yang bisa dilakukan, apakah makanan tertentu bisa mencegah terhindar dari penyakit menular seksual?

Baca juga: Sifilis Bisa Rusak Saraf Otak jika Sudah Sampai Tahap Tersier, Berisiko Stroke hingga Meningitis

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video,
Dokter spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, dr. Putri Anitasari, Sp.KK memberikan penjelasannya.

Berdasarkan keterangan Anita, makanan bisa mempengaruhi daya tahan tubuh. Terutama makanan yang kaya akan gizi.

ilustrasi makanan sehat dan bergizi seimbang
ilustrasi makanan sehat dan bergizi seimbang (pixabay.com)

Namun biasanya akan sulit bila digunakan untuk pencegahan penyakit menular seksual.

Berbeda bila disebabkan oleh virus, seperti kutil kelamin dan Herpes, yang memang membutuhkan daya tahan tubuh yang tinggi.

Bila daya tahan semakin menurun, maka virus akan berkembang dalam tubuh semakin pesat.

Baca juga: Infeksi Sekitar Organ Intim Bukan Berarti Infeksi Menular Seksual? Simak Ulasan dr. Az Zuhruf

"Misalnya Kutil, dari orang dengan daya tahan lemak dan tidak pasti akan berbeda klinisnya."

2 dari 4 halaman

"Yang daya tahan tubuhnya lemah, kutilnya banyak tetapi kalau daya tahan tubuhnya kuat, kutilnya lebih sedikit," paparnya.

Terlebih jika Kutil kelamin dialami oleh seorang wanita hamil.

Maka perkembangan kutil akan lebih tinggi.

Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Kenaikan kasus pasien yang menderita penyakit menular seksual, disebabkan oleh sering berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk peduli terhadap penularan penyakit menular seksual.

ilustrasi alat kontrasepsi
ilustrasi alat kontrasepsi (kompas.com)

Yaitu dengan setia melakukan hubungan seksual dengan 1 pasangan dan menggunakan alat kontrasepsi.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa alat kontrasepsi tidak bisa memberikan perlindungan 100 %.

Saat ini satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa mencegah penyakit menular seksual hanyalah kondom.

Baca juga: Hati-hati Terhadap Chlamydia, Penyakit Seksual Menular Akibat Tidak Menggunakan Kondom

"Kontrasepsi itu hanya kondom, tetapi kalau IUD, pil KB, nggak bisa mencegah penyakit menular seksualnya. Melainkan hanya mencegah kehamilannya," ungkap Anita.

3 dari 4 halaman

Kondom memilih keefektifan berkisar 98 % bisa melindungi dari penyakit menular seksual.

Sisanya yang hanya berkisar 2 % memiliki peluang untuk bisa terjadi penularan.

Hal itu bisa dilatarbelakangi karena alat kontrasepsi ini robek dan memiliki pori-pori yang tidak rapat, hingga menyebakan kebocoran.

Ilustrasi kontrasepsi non hormonal
Ilustrasi kontrasepsi non hormonal (Pexels)

"Jadi meski pakai kondom tetap berisiko, tetapi paling tidak bisa mengurangi (risiko penularan)," sambungnya.

Remaja Mudah Alami Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual memiliki risiko tinggi pada kelompok tertentu.

Anita menerangkan, bahwa penyakit menular seksual rentang terjadi pada wanita berusia 16 sampai 24 tahun.

Sementara penyakit menular seksual rentang terjadi pada laki-laki berusia 20 sampai 34 tahun.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Wanita Alami Menstruasi, Simak Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS

Rentang usia di atas dianggap berisiko, karena sudah mulai memasuki masa usia remaja menuju dewasa.

Pada fase remaja cenderung lebih banyak rasa ingin tahu dan mencoba banyak hal baru.

4 dari 4 halaman

Hingga akhirnya mudah menjalin pertemanan dan berisiko memasuki pergaulan bebas.

Ilustrasi pernikahan dini di kalangan remaja
Ilustrasi pernikahan dini di kalangan remaja (kompasiana.com)

Berbeda dengan usia dewasa, yang cenderung lebih memawas diri terhadap pergaulan.

"Jadi itulah mengapa pada usia tersebut rentan terkena penyakit menular seksual," paparnya.

Selama menjalankan prakteknya, Anita memberikan kesaksiannya pernah menangani pasien yang masih berusia 15 tahun dan sudah menderita penyakit Kutil kelamin.

Ia mengaku terkejut dengan adanya kasus termuda yang saat itu ia temukan.

Baca juga: Remaja Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Berikut Tanda yang Perlu Diperhatikan Orangtua

Bila sebelumnya kasus pada usia termuda, maka kasus pasien dengan umur tertua yang pernah ia tangani adalah berusia 40 hingga 50 tahun.

Kasus di atas, menurut Anita, cukup banyak ditemukan di wilayah Lampung.

Dengan mayoritas terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki.

Namun untuk saat ini penemuan kasus pasien laki-laki dan perempuan sama banyaknya.

Pentingnya Edukasi Seksual

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi penyakit menular seksual, penting untuk memahami edukasi seksual.

Anita menyampaikan untuk tidak perlu menganggap tabu terkait persoalan satu ini.

Ilustrasi pendidikan seksual
Ilustrasi pendidikan seksual (edukasi.kompas.com)

Terutama pada para pasangan yang akan menikah.

Agar bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi.

"Dari awal banget harus cari informasi yang benar, bisa dimulai dari keluarga sebenarnya," sambungnya.

Terlebih saat ini zaman gadget, anak-anak bisa mengakses informasi dari mana saja.

Baca juga: Riwayat Hubungan Seksual dengan Pasangan Lebih dari Satu, Beresiko Tertular Gonore

Informasi edukasi seksual yang benar bisa menjadi landasan saat akan memasuki remaja.

Ia pun juga berharap kepada berbagai pelayanan kesehatan untuk bisa memberikan informasi terkait edukasi seksual. Utamanya penyakit menular seksual.

"Jadi memang harus aware banget dari sekarang," imbuhnya.

Deteksi Dini Penyakit Menular Seksual

Seseorang yang mengalami penyakit menular seksual, harus segera melakukan deteksi sejak dini.

Bila ditemukan sejumlah tanda yang mencurigai, maka dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Anita menyampaikan, bila wanita mengalami gejala keputihan maka harus segera waspada.

ilustrasi seseorang yang sedang konsultasi dengan dokter
ilustrasi seseorang yang sedang konsultasi dengan dokter (health.kompas.com)

Jangan biarkan keputihan berlangsung terus-menerus.

Terlebih jika pernah memiliki riwayat berhubungan seksual.

Sementara pada laki-laki, perlu berhati-hati jika timbul keluhan pada alat kelamin. Misalnya:

Baca juga: Gejala Sifilis Sekunder Bisa Berupa Ruam Kulit, Simak Bedanya dengan Gejala Sifilis Primer

- Timbul nanah

- Kutil

- atau bercak merah pada alat kelamin.

"Bila sudah muncul keluhan di alat kelamin, harus segera periksa ke dokter," seru Anita.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, Putri Anita Sari ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video (24/7/2020)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPenyakit Menular Seksualdr. Putri Anitasari Sp.KK.Makanankesehatan seksual Teri Bajak Kue Bluder Biapong Soto Kwali Curry Puff Chotpoti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved