TRIBUNHEALTH.COM - Ketika seseorang sedang sakit dianjurkan untuk memperhatikan asupan makanan yang akan dikonsumsi.
Hal ini dilakukan supaya daya tahan tubuh pasien lekas membaik dan mencegah perburukan kondisi.
Namun tak jarang, saat sakit justru nafsu makan tidak ada.
Baca juga: Buah dan Sejumlah Makanan Berikut Punya Efek Antiinflamasi, Cocok untuk Ringankan Gejala Peradangan
Akhirnya asupan nutrisi yang diterima oleh tubuh terbatas.
Mengantisipasi hal tersebut, Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono memberikan tipsnya.
Menurutnya ketika kehilangan nafsu makan saat sedang sakit, maka bisa memperhatikan tekstur makanan yang akan dikonsumsi.

Bila biasanya makan dengan tekstur yang keras, maka ia menganjurkan untuk mengganti menjadi makanan dengan tekstur yang lunak atau dalam bentuk yang lebih cair.
Selain memperhatikan tekstur, juga penting mencermati suhu makanan.
Baca juga: Vegetarian Punya Risiko Kanker Lebih Rendah Dibanding Orang yang Makan Daging Teratur
"Kalau memang ada kecenderungan suka yang hangat silahkan, bila lebih suka dingin silahkan," ucap Marya.
Bila kondisi nafsu makan yang hilang tersebut berlangsung lama, maka segera berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan memberikan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi nafsu makan yang hilang namun nutrisi tetap terpenuhi.

"Cepat-cepat hubungi dokter, supaya dokter bisa tahu pengganti apa yang harus dimasukkan."
"Apakah cukup dengan yang cair, harus pasang selang, lewat infus."
"Ini biar dokternya yang mikirin sesuai dengan kondisi pasien," paparnya.
Baca juga: Ketahui Penyebab Berat Badan Susah Naik meski Banyak Makan dari Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz
Selanjutnya, bila nafsu makan kembali pulih, maka perlu mengonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang.
Memenuhi Asupan Nutrisi
Memperhatikan asupan nutrisi harus dilakukan oleh setiap orang.
Bukan hanya diperhatikan saat sakit saja, melainkan juga harus dicermati setiap hari.

Jangan sampai ketika sedang sakit, justru baru sadar akan asupan makanan yang akan dikonsumsi.
Dasar asupan nutrisi yang harus dipenuhi mengacu pada prinisp gizi seimbang.
"Gizi seimbang harus lengkap, baik mikro maupun makronutrisi," terang Marya.
Baca juga: Tidak Terpenuhinya Gizi Selama Kehamilan Bisa Menyebabkan Anak Stunting, Begini Ulasan Ahli Gizi
Lebih banyak orang mengetahui makronutrisi sebatas karbohidrat dan protein saja, padahal lemak juga termasuk bagian dari makronutrisi yang harus dipenuhi.
Sehingga tidak perlu terlalu khawatir dengan lemak.

Hanya saja, perlu memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Sementara mikronutrisi disesuaikan dengan penyakit yang dialami oleh setiap orang.
Baca juga: Siapa Sangka Tinggalkan Sarapan Justru Bisa Buat Badan Tambah Gemuk, Ini Penjelasan Dokter Ahli Gizi
Kebutuhan mikronutrisi pada orang dengan penyakit dan tanpa penyakit berbeda.
"Contohnya orang diabetes dengan tanpa diabetes berbeda nutrisinya."
"Orang diabetes dengan masalah jantung, ginjal, itu juga berbeda nutrisinya," jelas Marya.

Baca juga: Diet Berperan Penting dalam Kontrol Gula Darah, Berikut Makanan yang Baik dan Buruk untuk Diabetes
Bila sedang sakit, maka yang harus menjadi perhatian adalah daya tahan tubuh.
Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan melakukan pemenuhan nutrisi dengan tambahan protein.
Kendati demikian tidak bisa dipukul rata, pada pasien dengan gangguan ginjal, perlu memperhatikan apakah benar membutuhkan tambahan protein atau tidak.
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Protein Nabati Bisa Gantikan Protein Hewani Bagi Orang yang Alergi Protein Hewani

Untuk memastikannya, jika sedang sakit, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengatur makanan yang akan dikonsumsi.
Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas Tv, Senin(21/2/2020)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)